Ngapain Foto Bareng Pejabat? Ribet dan Nggak Ada Untungnya!

Ngapain Foto Bareng Pejabat? Ribet dan Nggak Ada Untungnya!

Ngapain Foto Bareng Pejabat? Ribet dan Nggak Ada Untungnya! (Unsplash.com)

Memangnya berhasil foto bareng pejabat bisa bikin karier di kantor kita melesat cepat? Atau bikin kita mendadak kaya?

Mendekati tahun politik seperti sekarang ini, tak sulit rasanya bertemu dengan pejabat negara. Wajar saja, mereka sedang sibuk mencitrakan diri dekat dengan rakyat supaya dia atau jagoannya bisa terpilih lagi.
Umumnya, masyarakat bakal menyambut sang pemangku kebijakan dengan gegap gempita. Terlebih bila sang pejabat dirasa memiliki peran penting di masyarakat. Mesti masyarakat akan berbondong-bondong ingin berfoto dengan bapak/ibu penguasa yang terhormat.

Terus terang, saya nyaris nggak pernah memanfaatkan kesempatan ketemu pejabat untuk ngajak mereka berswafoto. Sekalipun kesempatan tersebut beberapa kali datang kepada saya. Terutama saat saya masih duduk di bangku perkuliahan.

Kebiasaan ini terus berlanjut sampai sekarang. Bagi saya, foto bareng pejabat itu ribet dan nggak ada untungnya sama sekali. Tentu opini saya ini nggak ngasal, ada beberapa alasannya. Apa saja?

Proses minta foto bareng pejabat susah

Asal kalian tahu, foto bareng pejabat selalu butuh perjuangan yang pastinya nggak mudah. Apalagi kalau orang yang mau kita ajak foto bareng levelnya sudah menteri atau jabatan setara lainnya. Ditambah beliau rajin main medsos yang membuat namanya makin termasyhur.

Kondisi seperti ini tentu membuat makin banyak orang yang rebutan pengin foto bersama dengan sang pejabat. Otomatis ketika kita ingin foto bersama beliau pastinya sulit bin ribet. Belum lagi jika beliau dikawal dengan ketat oleh bodyguard dan para ajudannya. Wah, bakal makin repot tuh ngajak fotonya.

Hasil foto bareng pejabat nggak pernah optimal

Setelah bersusah payah foto dengan pejabat, kita belum tentu puas dengan hasilnya. Hasil foto bareng yang diperoleh dari rebutan berfoto dengan orang lain kemungkinan besar akan kabur. Mengingat tangan kita bisa jadi goyang saat foto bareng tersebut. Entah karena kesenggol orang lain, buru-buru, atau beragam faktor lainnya.

Kalian nggak percaya? Coba cek teman kalian yang berhasil foto bareng pejabat, saya yakin pasti ada aja kurangnya. Selain fotonya kabur, bisa saja bapak/ibu pejabatnya saat difoto nggak fokus menghadap kamera dan malah menghadap ke arah lain.

Khawatir mereka tersangkut kasus

Sebenarnya ini alasan utama saya enggan berfoto dengan pejabat apalagi sampai posting foto mereka di media sosial. Saya khawatir banget mereka bakal tersangkut kasus, entah itu kasus korupsi ataupun kasus pidana lainnya. Malu dong kalau saya pernah foto bareng mantan pejabat yang korup.

Pejabat kerap membuat pernyataan konyol

Jangankan foto bareng pejabat korup, foto bareng mereka yang pernah membuat pernyataan konyol aja saya bakalan malu. Apalagi kalau beliau bikin pernyataan konyol yang viral di dunia maya. Niscaya, saya berusaha nggak satu frame dengan beliau.

Misalnya gini, kalian pasti malas kalau punya teman atau dekat dengan orang yang suka bikin pernyataan aneh, kan? Seandainya bisa memilih, saya yakin kalian pasti nggak pengin ketemu orang kayak gitu. Kurang lebih begitulah yang saya rasakan saat bertemu oknum pejabat yang kerap melontarkan pernyataan konyol dalam suatu forum.

Arah politik dan gagasannya berubah

Dewasa ini saya kira sudah banyak orang yang melek politik. Bahkan, tak sedikit pula orang yang menganggumi sosok pejabat negara dari gagasan, kebijakan, dan arah politiknya. Maka nggak usah heran kalau banyak yang rela berpeluh cuma untuk foto bareng sosok pejabat yang mereka kagumi plus diunggah ke media sosial dengan kata-kata indah yang memancarkan kekaguman.

Sejujurnya, saya nggak bakalan berani melakukan adegan ekstrem dan dewasa seperti itu. Pasalnya, gagasan, kebijakan, dan arah politik seseorang yang pernah menjabat mungkin saja berubah. Makanya sangat normal kalau melihat pejabat bersikap mencla-mencle. Semua tergantung pimpinan partainya. Hiya, hiya, hiya.

Sarana promosi gratis

Pihak yang paling diuntungkan dari dipostingnya foto seseorang dengan pejabat bukan orang yang mengunggahnya ke media sosial, melainkan pejabat itu sendiri. Boleh dibilang hal ini semacam sarana promosi gratis guna memperkenalkan diri.

Alasannya sederhana, soalnya nggak semua orang hafal dan tahu nama-nama para pemegang jabatan di negeri ini. Misalnya saja nama para menteri. Sekalipun ada menteri yang sudah menjabat begitu lama, belum tentu semua orang tahu nama dan orangnya. Contohnya menpora. Guna mengukur popularitas menpora, coba tanya siapa nama menpora dan ketum PSSI saat ini ke orang sekitar kalian. Saya yakin lebih banyak orang yang tahu nama ketum PSSI kita daripada menpora saat ini.

Mungkin foto bareng pejabat kelak bakal bermanfaat jika kalian menjadi leader MLM. Atau, kalau suatu saat kalian punya masalah, bisa tuh ngaku-ngaku punya bekingan pejabat. Kan ada foto barengnya.

Penulis: Ahmad Arief Widodo
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Manfaat Foto Bareng Pejabat.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version