Ngaglik Sleman Surga Dunia, Bikin Kecamatan Lain Merasa Miskin

Ngaglik Sleman Surga Dunia, Bikin Kecamatan Lain Merasa Miskin

Ngaglik Sleman Surga Dunia, Bikin Kecamatan Lain Merasa Miskin (unsplash.com)

Dewa-dewi tidak tinggal di surga, tapi di Ngaglik Sleman…

Coba bayangkan sebuah tempat yang penuh hunian megah. Bangunan-bangunan yang membuat rumah kalian terasa seperti gubuk hina. Di dalamnya tersimpan berbagai kekayaan yang membuat dompet kalian minta belas kasihan. Di sekitar hunian itu, berdiri berbagai tempat yang memanjakan para penghuninya. Dari spa premium, kedai kopi fancy, berbagai hiburan, sampai lapangan golf mewah.

Bukan, saya tidak sedang bercerita tentang surga tempat dewa-dewi tinggal. Tapi tentang sebuah kecamatan di Daerah Istimewa Yogyakarta. Kecamatan/Kapanewon Ngaglik, Kabupaten Sleman.

Mungkin kalian akan berpikir, “Lah, Ngaglik tidak ada apa-apanya dengan Depok Sleman.” Persis seperti selayaknya hunian para dewa. Untuk mata telanjang, Kecamatan Ngaglik terkesan biasa saja. Tetapi di dalamnya, tersembunyi dari mata rakyat jelata, sebuah surga. Kenyamanan dan kemewahan yang membuat kecamatan lain merasa miskin.

Masih ngeyel Depok Sleman lebih superior?

Kalian masih ngeyel kalau Ngaglik kalah power dengan Depok di Kabupaten Sleman? Ya wajar, sih. Karena kalian hanya paham kemewahan yang biasa.

Deretan kedai kopi fancy dan kos eksklusif terlihat mewah. Ambarrukmo Plaza dan Pakuwon Mall terkesan memanjakan. UGM dan UNY kalian pandang sebagai berlian. Ya wajar, sih. Kemewahan yang bisa diakses rakyat jelata seperti kalian.

Akan tetapi para dewa-dewi tidak suka hiruk pikuk kemewahan kalian. Para entitas yang menyimpan emas dan berlian akan murka ketika terjebak macet Jalan Jogja-Solo. Mereka mungkin turun ke hiburan rakyat jelata sesekali. Ke tempat kalian berada. Tapi setelah itu kembali ke surga bernama Ngaglik.

Ngaglik Sleman bukan tempat kemacetan dan kepadatan nom-noman pacaran. Tapi tempat para pemilik uang sebenarnya tinggal dan bersukacita. Serta menikmati hiburan kelas atas. Maaf, bukan hiburan kalian semua.

Baca halaman selanjutnya: Permukiman eksklusif ada di Ngaglik…

Permukiman eksklusif ada di Ngaglik Sleman

Bicara kehidupan yang mewah dan nyaman, kalian tidak akan temukan di kecamatan lain di Sleman. Karena rumah-rumah mewah serta permukiman kelas atas memang dikuasai Ngaglik Sleman. Silakan kalian cek di marketplace dan cari rumah start from 5 miliar. Belum lagi kompleks perumahan yang standarnya ada kamar pembantu dan kolam renang. Dominasi utama ada di kecamatan yang katanya semenjana ini.

Maka yang tinggal di Ngaglik bukanlah mahasiswa yang naik Brio. Tapi birokrat, pejabat, petinggi perusahaan, sampai ekspatriat. Mereka tinggal di rumah-rumah mewah dengan interior sekelas president suite. Bukan di kos eksklusif yang hanya sejuta dua juta itu.

Sebenarnya pola pembangunan Ngaglik ini sangat wajar. Kecamatan ini menjadi penyangga untuk warga kelas atas yang perlu akses ke dua titik: pendidikan eksklusif, kesehatan bintang lima, dan pusat pemerintahan. Kecamatan Sleman, Depok, dan Ngemplak punya potensi tersebut. Tapi masyarakat kelas atas enggan tinggal di antara keramaian mahasiswa ngebut atau bus antarprovinsi. Mereka berkumpul di titik tengah bernama Ngaglik.

Inilah alasan kenapa Ngaglik Sleman lebih superior. Ia tidak perlu kepadatan infrastruktur. Tapi sebuah permukiman nyaman dan berkelas. Toh kalau butuh hiburan, mereka tidak perlu mall yang parkirannya memenuhi jalan. Dewa-dewi Ngaglik lebih suka main golf.

Hyatt dan hiburan eksklusif, berlian Sleman sesungguhnya

Warga, maaf, dewa-dewi Ngaglik punya kelasnya sendiri perkara hiburan. Maka di dekat mereka berdiri kompleks Hyatt Regency. Itu, lho, hotel yang kamar termurahnya saja masih terlalu mahal untuk kalian. Di sana tersedia spa, restoran, kolam renang, dan segala kemewahan yang memanjakan. Jangan lupa lapangan golf. Bukan paddle atau mini soccer hiburan rakyat jelata.

Tapi Hyatt bukan satu-satunya kemewahan. Berbagai restoran mewah dan bar juga berada di Ngaglik Sleman. Sebut saja Sasanti Restaurant dan D’Monaco yang sekali makan saja bisa untuk ngeburjo seminggu. Juga berbagai villa yang sering jadi jujugan warga ibu kota ketika penat dengan sesaknya Jakarta. Tentu saja masih ada beberapa hotel mewah yang juga berdiri megah di kecamatan ini.

Hiburan inilah yang membuat Ngaglik bukan untuk kalian. Kemewahannya eksklusif dan memberi pengalaman istimewa. Ini juga membuat perputaran ekonomi Ngaglik tidak melulu jual beli dan konsumsi dasar. Perputaran ekonomi di kecamatan ini terdesentralisasi dan berbasis gaya hidup.

Roda ekonomi berbasis gaya hidup eksklusif

Karakteristik masyarakat penghuni Ngaglik Sleman tentu menentukan bagaimana roda ekonomi berjalan. Kecamatan ini tidak memiliki gedung pencakar langit dan kantor besar sebagai motornya. Tapi unit-unit usaha yang menyatu di koridor komersial.

Koridor ini adalah Jalan Palagan Tentara Pelajar. Tempat Hyatt Regency, hotel mewah, dan bisnis lain bersarang. Di sepanjang dan sekitar jalan ini berdiri berbagai kantor. Tapi bukan kantor berisi ratusan pekerja bergaji UMR Sleman. Area perkantoran elegan ini berisi berbagai konsultan. Dari kontraktor rumah mewah, konsultan perpajakan, notaris, law firm, serta konsultan lain.

Perputaran uang di Ngaglik lebih senyap, namun konsisten. Motor utamanya jelas properti. Namun bisnis gaya hidup ikut menggerakkan ekonomi. Hotel bertarif belasan juta, restoran yang PPN-nya saja lebih mahal dari jajan kalian, sampai spa dan coworking space.

Transaksi yang dilakukan warga Ngaglik ke luar daerah juga tidak kecil. Ingat, di sanalah para penguasa ekonomi makro tinggal.

Dewa-dewi di Ngaglik Sleman tidak hanya bertransaksi di dalam. Justru lebih kencang berbisnis dan berinvestasi di kota besar lain. Ini membuat perputaran ekonomi Ngaglik sebenarnya makin sulit dipahami. Tidak terlihat mata kalian yang miskin, tapi tiba-tiba ada transferan miliaran atas nama penduduk Ngaglik.

Ngaglik Sleman masih berkembang menjadi surga sesungguhnya

Inilah potensi terakhir yang juga menjadi ancaman di Ngaglik Sleman. Perkembangan properti di kecamatan tersebut belum berhenti. Justru secara konsisten terus naik tiap tahunnya.

Makin banyak perumahan eksklusif dan rumah mewah berdiri, maka makin meningkat juga pertumbuhan infrastruktur pendukung. Akhirnya, perputaran ekonomi di Ngaglik masih belum mencapai titik puncak. Makin lama ia akan makin tumbuh dan menjadi kekuatan ekonomi utama DIY.

Kenapa ini jadi ancaman? Sudah pasti permukiman para dewa akan mendesak permukiman rakyat jelata. Bahkan mengepung warga lokal.

Seperti kasus Hyatt Regency mengepung rumah Bapak Tukidi yang dikenal sebagai Warung Bu Lasiyem. Beberapa warga asli akan tersingkir. Terlempat keluar oleh investasi besar-besaran di Ngaglik Sleman.

Tidak bisa diwajarkan, tapi ini apa adanya. Para dewa-dewi akan mengusir rakyat jelata. Mengubah kecamatan yang dulu asri menjadi deretan istana surga. Mengganti perputaran ekonomi bawah jadi transaksi bernilai miliaran.

Ngaglik Sleman akan terus berevolusi. Menjadi surga di bumi Mataram, tempat kekayaan sebenarnya mengendap.

Penulis: Prabu Yudianto
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Sisi Gelap Gamping Sleman yang Jarang Dibicarakan Orang.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version