Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Pojok Tubir

Nestapa Anak Bungsu yang Sering Dianggap Paling Bahagia

Muhammad Arif Prayoga oleh Muhammad Arif Prayoga
28 Februari 2023
A A
Nestapa Takdir Anak Bungsu yang Sering Dianggap Paling Bahagia

Nestapa Takdir Anak Bungsu yang Sering Dianggap Paling Bahagia (Unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Katanya, anak bungsu dibekali dengan banyak privilese dalam hidupnya. Namun sebagai anak bungsu, saya malah pengin lepas dari belenggu ini.

Penyandang gelar “ragil”, sebuah penyebutan dalam bahasa Jawa untuk anak yang terlahir terakhir dalam keluarga, sering kali identik dengan dimanja dan dibanggakan. Terkadang, keberadaan mereka dianggap sebagai tanda bahwa diskriminasi dalam keluarga memang ada dan lumrah terjadi.

Kebahagiaan yang dirasa anak bungsu dianggap lebih banyak, bahkan terkesan berlebihan, jika dibandingkan dengan saudara kandung lainnya. Bisa jadi anggapan ini datang dari para kakak yang merasa iri dan dengki. Padahal ada juga sisi buruk dari gelar yang saya peroleh sebagai satu dari sekian banyak anak ragil di dunia ini.

Dianggap si paling nurut

Hal yang mungkin nggak diketahui para kakak saya adalah, sebagai anak bungsu, saya selalu merasa iba ketika kedua orang tua kami sedang kesusahan. Rasa simpati dan empati saya sampaikan dengan memberikan bantuan atas rasa susah tersebut. Kalau kakak saya mah boro-boro membantu, dipanggil saja kadang nggak datang.

Kejadian ini nggak cuma terjadi satu kali, melainkan terus berulang bahkan sampai sekarang. Akibatnya, dalam diri saya—dan mungkin anak ragil lainnya—tersemat anggapan anak paling nurut.

Padahal sebagai anak, saya merasa ini adalah bentuk dari tanggung jawab. Ha mosok orang tua minta bantuan, saya nggak mau bantuin?

Dituntut untuk serba bisa

Sebagai anak yang dianggap si paling penurut, anak bungsu seperti saya dituntut untuk menjadi yang terbaik dari yang terbaik. Padahal semua manusia punya batasan masing-masing dalam hal keterampilan dan kemampuan. Tuntutan ini datang sebagai imbas dari takdir saya sebagai anak yang terakhir meninggalkan rumah orang tua.

Pernah suatu ketika, saya ditugaskan untuk menjaga ternak selama orang tua saya pergi umroh. Kakak pertama saya tengah merantau ke Surabaya, sedangkan kakak kedua saya ada di rumah tapi nggak diberi tugas. Kalaupun diberi tugas, ibu saya merasa bahwa kakak saya itu akan sanggup menolak. Maklum, biasanya dia memang menolak suruhan orang tua dengan berbagai macam alasan.

Baca Juga:

Tokoh Sang Zhi “Hidden Love” Ngasih Tahu Betapa Nggak Enaknya Jadi Anak Bungsu Perempuan

Anak Bungsu dan Anak Sulung Nggak Ada Bedanya, Sama-sama Remuk Dihajar Keadaan

Selain itu, saya juga dituntut untuk bisa mengoperasikan aplikasi komputer seperti Microsoft Word, Excel, dan Power Point agar bisa membantu ibu saya yang berprofesi sebagai guru. Saya juga harus bisa memperbaiki printer, menyetir mobil, bahkan bergaul dengan ibu-ibu rewang ketika ada acara di rumah. Semua itu harus bisa saya lakukan kala kakak-kakak saya nggak menunjukkan batang hidung mereka.

Memantik kecemburuan dari saudara lain

Anak emas sering diidentikkan pada seorang anak yang mendapatkan fasilitas lebih dibandingkan anak lainnya. Kini, ungkapan ini bahkan melebar dari artian aslinya. Anak bungsu sendiri kerap diidentikkan sebagai anak emas. Anak kesayangan yang biasanya mendapat fasilitas dan perhatian lebih dari orang tua.

Di satu sisi memang menyenangkan bisa memperoleh privilese sebagai anak emas. Namun di sisi lain sejujurnya saya enggan mengemban predikat ini. Sebab, dengan adanya ungkapan anak emas ini, kecemburuan sosial antara satu anak dengan anak lainnya di keluarga rentan terjadi. 

Waktu kecil saya pernah bertengkar dengan kedua kakak saya yang merasa cemburu karena saya kerap dianggap sebagai anak emas oleh kedua orang tua saya. Perkelahian dua banding satu terjadi. Untung waktu itu ada tetangga yang mendengar jeritan saya dan melerai pertengkaran kami.

Petaka bagi kebebasan berumah tangga

Kalian yang menyandang sebagai status anak sulung atau anak tengah dan kebetulan sudah berkeluarga mungkin sekarang sudah hidup bebas. Tinggal di rumah sendiri, mengurus keluarga sendiri, pokoknya semua dilakukan sendiri. Sementara anak bungsu seperti saya, meskipun sudah menikah, status saya sebagai kepala keluarga masih merangkap sebagai anak kesayangan orang tua. Semua yang saya dan istri lakukan jadi kurang bebas karena masih dicampuri oleh orang tua.

Contoh sederhananya waktu istri saya memasak telur dadar untuk saya. Namanya masak kan terserah yang memasak ya, tapi ibu saya menegur karena katanya cara masak istri saya berbeda dengan cara masaknya. Padahal waktu saya makan rasanya ya sama enaknya. Malah telur dadar buatan istri saya lebih inovatif karena nggak memakai resep yang gitu-gitu saja. Kejadian itu tentu bikin istri saya kapok masak di dapur ibu saya.

Didapuk sebagai calon pewaris rumah utama

Keinginan saya dalam hal papan nggak muluk-muluk amat. Selagi bisa dihuni dengan nyaman, aman, dan tenteram, saya mau menghuni tempat itu. Namun sebagai anak bungsu yang selalu dianakemaskan, saya didapuk sebagi calon pewaris rumah utama yang saat ini masih dihuni kedua orang tua saya.

Sebenarnya orang tua saya punya tiga rumah. Dua rumah sudah diberikan pada dua orang kakak saya beserta pasangan hidup mereka, sementara saya belum mendapat bagian karena digadang-gadang akan menjadi pemilik rumah utama. Sejujurnya saya nggak pengin memiliki rumah utama itu. Menurut saya, rumah dua lantai itu terlalu luas sehingga mengurusnya pasti memerlukan usaha keras. 

Saya malah iri dengan kedua kakak saya yang mendapat rumah sederhana satu lantai. Rumah itu sudah saya incar sebagai rumah tinggal saya dan istri. Nahas, gelar anak bungsu yang saya emban malah membuat saya kalah saing dengan kakak-kakak saya.

Penulis: Muhammad Arif Prayoga
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Anak Bungsu dan Anak Sulung Nggak Ada Bedanya, Sama-sama Remuk Dihajar Keadaan.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 28 Februari 2023 oleh

Tags: anak bungsunestapaTakdir
Muhammad Arif Prayoga

Muhammad Arif Prayoga

Sarjana Komunikasi yang Gagap Berkomunikasi. Penulis di Copa-media.com. Bisa dihubungi via Instagram @arifprayogha_ dan Twitter @CopamediaID

ArtikelTerkait

takdir dan nasib

Takdir dan Nasib: Kembar Tapi Tak Sederajat

14 Juni 2019
kunto aji

Menunggu Kunto Aji bikin Lagu tentang Anak Tengah

14 Juni 2020
anak sulung

Anak Sulung yang Berkuasa di Rumah

20 Juli 2019
Anak Bungsu dan Anak Sulung Nggak Ada Bedanya, Sama-sama Remuk Dihajar Keadaan

Anak Bungsu dan Anak Sulung Nggak Ada Bedanya, Sama-sama Remuk Dihajar Keadaan

12 Agustus 2022
anak bungsu

Nasib Menjadi Anak Bungsu: Dari Disayang Sampai Dengan Menjadi Pesuruh

26 Juni 2019
anak bungsu tidak enak rentan stres dimaki kakak orang tua wfh disuruh-suruh mojok

Siapa yang Bilang Jadi Anak Bungsu Enak? Maju Sini

22 April 2020
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Rekomendasi 8 Drama Korea yang Wajib Ditonton sebelum 2025 Berakhir

Rekomendasi 8 Drama Korea yang Wajib Ditonton sebelum 2025 Berakhir

2 Desember 2025
QRIS Dianggap sebagai Puncak Peradaban Kaum Mager, tapi Sukses Bikin Pedagang Kecil Bingung

Surat untuk Pedagang yang Masih Minta Biaya Admin QRIS, Bertobatlah Kalian, Cari Untung Nggak Gini-gini Amat!

5 Desember 2025
Angka Pengangguran di Karawang Tinggi dan Menjadi ironi Industri (Unsplash) Malang

Ketika Malang Sudah Menghadirkan TransJatim, Karawang Masih Santai-santai Saja, padahal Transum Adalah Hak Warga!

29 November 2025
Brakseng, Wisata Hidden Gem di Kota Batu yang Menawarkan Ketenangan

Brakseng, Wisata Hidden Gem di Kota Batu yang Menawarkan Ketenangan

2 Desember 2025
Logika Aneh di Balik Es Teh Solo yang Bikin Kaget (Unsplash)

Logika Ekonomi yang Aneh di Balik Es Teh Solo, Membuat Pendatang dari Klaten Heran Sekaligus Bahagia

30 November 2025
Sudah Saatnya Bandara di Indonesia Menjadi Ruang untuk Mempopulerkan Makanan Khas Daerah

Sudah Saatnya Bandara di Indonesia Menjadi Ruang untuk Mempopulerkan Makanan Khas Daerah

3 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.