Nasi uduk jadi salah satu menu sarapan favorit warga Jakarta selain mie ayam dan bubur ayam. Rasa gurih nasi uduk yang dijual di Jakarta atau khas Betawi memang nggak ada tandingannya. Konon, nasi uduk pertama kali diperkenalkan oleh tempat makan bernama Nasi Uduk Kebon Kacang di Jakarta Pusat. Namun, seiring berjalannya waktu, makanan ini identik dengan kuliner kaki lima yang rasanya nggak kaleng-kaleng. Malah, menurut saya, nasi uduk kaki lima lebih gurih dan lauknya nggak aneh-aneh. Harganya ramah di kantong lagi.
Saking enaknya, nasi uduk Betawi kini bisa juga ditemui di daerah-daerah lain di luar Jakarta. Itu mengapa, ketika merantau ke Jogja dan menemukan nasi uduk gerobakan, saya gembira bukan main. Namun, rasa gembira saya perlahan luntur ketika mencicipinya. Sebenarnya, dari segi rasa, nasi uduk Joga itu enak. Hanya saja ada sesuatu yang kurang dan bikin kecewa.
#1 Nasi uduk Jogja kurang gurih dan terlalu pulen
Tekstur nasi uduk yang lezat itu menggunakan beras pera agar tidak terlalu lengket. Rata-rata nasi uduk yang dijual di Jakarta dan sekitarnya memiliki tekstur yang ambyar dan padat, apalagi yang dijual di pinggir jalan. Semakin pera nasinya, semakin nagih rasanya.
Akan tetapi, kebanyakan nasi uduk Jogja terlalu pulen dan lembut. Jenis beras bagus seperti ini malah kurang diterima dalam dunia perudukan. Saya sudah mencoba beberapa lapak nasi uduk di Jogja dan belum ada yang bisa menyamai peranya nasi uduk Jakarta. Selain itu, nasi uduk di Jogja rasanya kurang gurih, mungkin santan dan rempahnya agak kurang ya. Ingat, nasi yang pera dan gurih adalah kunci nasi uduk enak.
Baca halaman selanjutnya: #2 Nasi uduk Jogja terlalu banyak jenis lauk, malah seperti nasi rames
#2 Nasi uduk Jogja terlalu banyak jenis lauk, malah seperti nasi rames
Nasi uduk Jakarta yang sering saya makan lauknya sederhana saja, ada bihun goreng, orek tempe, kerupuk, dan sambal. Di samping itu, tersedia juga kondimen lain sebagai pelengkap, mulai dari aneka gorengan, telur balado, telur dadar, tahu tempe semur, sampai jengkol. Kalau saya, lebih senang menambahkan gorengan dan telur balado dalam nasi uduk.
Akan tetapi, nasi uduk Jogja ternyata lebih bermacam-macam isiannya, ada ayam goreng, kentang balado, sampai beberapa jenis sayur. Isiannya yang beragam malah membuatnya lebih mirip nasi rames ketimbang uduk. Sebenarnya, sah-sah saja menambahkan varian pendamping lain, tapi itu agak melenceng dari ciri khas nasi uduk itu sendiri. Bahkan, saya pernah menemukan nasi uduk di Jogja dengan lauk aneka penyetan.
#3 Jarang ada kerupuk bawang warna-warni dan kerupuk oranye
Berdasarkan pengalaman saya mencicipi nasi uduk, kerupuk yang enak dipadukan dengan gurihnya nasi adalah kerupuk bawang warna-warni dan kerupuk oranye. Ya sama seperti bubur ayam Jakarta yang lebih mantap pakai dua jenis kerupuk tersebut. Jika kondimen tersebut diganti, apalagi dengan kerupuk kalengan, cita rasa Betawi bisa bubar.
Saya jarang menemukan nasi uduk di Jogja yang pakai kerupuk-kerupuk itu. Biasanya mereka menambahkan kerupuk udang kecil yang berwarna putih. Pergantian jenis kerupuk mungkin karena menyesuaikan selera warlok atau mungkin kerupuk warna-warni sulit ditemukan di Jogja. Sebenarnya, dari sisi rasa, perpaduan kerupuk putih dan nasi uduk masih enak. Hanya saja, bagi orang Jakarta atau Betawi asli, jadi ada yang kurang.
#4 Tidak pakai sambal kacang, padahal itu ciri khas utama nasi uduk Betawi
Jangan percaya sama warung nasi uduk Jakarta yang tidak ada sambel kacangnya. Sambal kacang di sini bukan yang biasa dituangkan di atas pecel atau gado-gado ya. Sambal lebih encer dan tidak pakai gula merah, masih ada pedas-pedasnya kok. Pokoknya maknyus deh.
Nah, di Jogja saya mendapati kebanyakan nasi uduk menggunakan nasi sambal merah matang atau sambal terasi. Saya belum menemukan nasi uduk Betawi dengan sambal kacang. Padahal kalau mau benar-benar menjual nasi uduk khas Betawi, sambal kacang adalah ciri khas yang paling utama.
Saya cukup sedih karena belum menemukan nasi uduk berlabel Jakarta/Betawi yang rasa dan penampakannya benar-benar mirip. Minimal pakai sambal kacanglah. Kalau kalian ada yang tahu nasi uduk Jogja yang menggunakan sambal kacang, tolong saya diberi tahu ya.
Penulis: Rachelia Methasary
Editor: Kenia Intan
BACA JUGA Dosa Pedagang Bubur Ayam Khas Jakarta yang Berjualan di Jogja
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
