Gaji PNS itu di kisaran empat koma. Maksudnya, tanggal empat sudah koma.
Tanggal 17 adalah tanggal sakral bagi bangsa Indonesia, termasuk bagi para PNS. Itulah mengapa setiap tanggal 17 para abdi negara itu diwajibkan memakai seragam Korpri. Akan tetapi, sesakral-sakralnya tanggal 17 itu, lebih sakral lagi tanggal 1. Sebab, di tanggal 1 itulah para PNS mendapatkan sesuatu yang sangat ditunggu-tunggu: gajian.
Penantian tanggal 1 memang butuh perjuangan panjang bagi para PNS. Mereka memutar otak bagaimana cara untuk bertahan hidup di tanggal-tanggal tua. Ketika dompet kulit mulai berubah menjadi kanebo kering, kebutuhan harus tetap dipenuhi. Di saat-saat kritis itulah, munculnya hilal tanggal 1 bagaikan guyuran Pocari Sweat bagi atlit lomba marathon.
Coba, deh, perhatikan. Wajah-wajah para PNS terasa cerah dan senyum sumringah ketika gajian di tanggal 1. Tapi, itu nggak berlangsung lama, kok. Selang beberapa hari, awan mendung cumulonimbus mulai menggelayuti wajah para PNS. Pasalnya, gaji PNS yang baru masuk kemarin itu sudah mau habis blas.
Nggak heran, sih. Ini sebenarnya sudah jadi tradisi di dunia per-PNS-an. Sampai-sampai muncul anekdot bahwa gaji PNS itu di kisaran empat koma. Maksudnya, tanggal empat sudah koma. Wqwqwq.
Apa sih yang bisa bikin gaji PNS cepat habis padahal baru saja gajian? Berdasarkan hasil pengalaman, eh, maksudnya pengamatan, ini adalah beberapa di antaranya. Yuk, kita ceeek!
Pertama, bayar cicilan bulanan. Ini adalah yang paling berkontribusi dalam penyerapan gaji bulanan para PNS. Disinyalir kasus ini berawal dari tergadaikannya SK PNS di bank karena kebutuhan PNS semacam beli rumah, renovasi rumah, beli kendaraan, biaya pernikahan, dan sejenisnya.
Percaya atau nggak, bayar cicilan bank ini bisa memangkas gaji PNS sebesar 40 hingga 60 persen. Separuh gaji, loh. Misal, gaji PNS empat juta, berarti terima bersih dua juta untuk sebulan. Memang sih, untuk beberapa PNS masih dapat tunjangan kinerja, tapi ya tetap saja bikin deg-degan menjelang akhir bulan. Ayo, ngaku saja, Mylov.
Kedua, bayar utang. Oleh karena kondisi gaji PNS itu sudah terpangkas di awal bulan, maka sudah bisa diprediksi gajinya nggak akan mencukupi kebutuhan hidup hingga akhir bulan. Apalagi yang sudah berumahtangga, mana anaknya lima ekor pula. Makanya, mau nggak mau, setuju nggak setuju, kudu pinjam uang alias utang. Entah ke orang tua, teman, saudara, atau tengkulak online yang durjana itu.
Nah, ini jadi semacam lingkaran setan yang nggak ada ujungnya. Utangnya dibayar pas gajian. Nanti pas gajian, dipakai bayar utang. Lalu utang lagi yang dibayar pas gajian. Pusing, kan? Gimana nggak uring-uringan, coba? Wqwqwq.
Ketiga, pengeluaran bulanan. Kalau yang ini sudah lazimnya pengeluaran kebutuhan hidup lah, ya. Macam beli sembako, bayar listrik, air, SPP sekolah anak, dan kebutuhan-kebutuhan yang sifatnya rutin. Ini lumayan besar juga loh, apalagi kalau anggota keluarganya buanyak buanget. Lumayan lah buat menguras isi rekening sekaligus memicu adrenalin.
Keempat, pengeluaran tak terduga. Yang ini juga nggak kalah bikin pusing. Biasanya, pengeluaran tak terduga ini justru nilainya lebih besar dari ketiga poin sebelumnya. Bisa jadi loh ya. Misalnya saja, biaya pengobatan di rumah sakit, biaya masuk sekolah anak, dan sebagainya.
Untuk pengeluaran jenis ini, kayaknya nggak mungkin mengandalkan gaji bulanan yang sejak awal bulan sudah terpangkas separuhnya itu. Mau nggak mau, setuju nggak setuju, balik lagi ke poin nomor dua tadi: ngutang. Wqwqwq.
Dari keempat hal ini, bisa dilihat bahwa wajar saja gaji PNS itu cepat habis meski baru gajian. Lah, itu gajinya sudah didistribusikan secara paripurna dalam hitungan jam setelah gajian. Gimana nggak megap-megap, coba?
Meski kondisi begitu, para PNS itu harusnya banyak-banyak bersyukur. Dalam kondisi pandemi yang nggak jelas begini, para PNS masih bisa menikmati gaji tetap secara utuh. Bandingkan dengan pekerja lain yang statusnya dirumahkan atau malah di-PHK. Ini adalah salah satu hikmah yang bisa diambil oleh para PNS sebagai pelajaran hidup.
Satu lagi hikmah dari cepat habisnya gaji PNS padahal baru gajian adalah nggak adanya peluang untuk berbuat yang aneh-aneh. Makanya kalau ada PNS tapi bisa beli barang dengan harga nggak masuk akal, patut diselidiki.
Bukan, bukan korupsi, bisa aja main trading gitu. Suuzan ya kalian, mana ada PNS korupsi di Indonesia ini. Ngawur klean.