Dunia musik belakangan ini agak dikejutkan dengan berbagai kabar. Bukan kontroversi atau masalah, tapi kabar mengenai band-band legendaris yang akan melakukan reuni. Adalah My Chemical Romance yang beberapa hari lalu mengumumkan bahwa mereka akan menggelar konser reuni. Kabarnya, tiket konser reuni mereka tanggal 20 Desember 2019 sudah habis dalam waktu 5 menit. Band emo yang berjaya di era 90 akhir hingga 2000-an ini memang cukup dikenal oleh pemuda-pemuda yang saat itu gandrung sekali dengan emo-emo.
Tapi maaf banget, kehebohan reuni My Chemical Romance (selanjutnya disebut MCR) ini segera ditutupi oleh kabar serupa yang lebih menghebohkan lagi. Adalah Rage Against the Machine (selanjutnya disebut RATM) yang juga akan menggelar reuni. Band funk atau rap-metal yang beranggotakan Zach De La Rocha (vokal), Tom Morello (gitar), Tim Commerford (bass), dan Brad Wilk (drum) ini akhirnya berkumpul kembali setelah panggung terakhirnya di tahun 2011. Kabar mengenai reuni RATM ini jelas lebih heboh dan lebih ditunggu-tunggu, dibanding reuni MCR.
Kehebohan ini bukannya tanpa alasan, mengingat bagaimana sikap-sikap RATM dalam tiap lagunya. RATM yang sangat kritis dan progresif bukan hanya dalam musik, tapi dalam sikap mereka terhadap kondisi sosial politik dunia. Reuninya RATM ini seakan menjadi penyokong semangat terhadap aksi massa di berbagai negara akhir-akhir ini. Lagu “Bombtrack”, “Bullet In the Head”, dan “Killing In the Name”, tentu akan bergema lebih keras di konser reuni mereka, meskipun gelarannya masih akan berlangsung tahun depan. Oh iya, kabarnya RATM akan jadi headliners di festival musik Coachella tahun 2020. Patut ditunggu!
Akhir-akhir ini memang banyak band-band yang menggelar reuni setelah bubarnya mereka. Mulai dari band dari dalam negeri, sampai luar negeri. Konsep reuni ini jelas menjadi pasar yang menggiurkan untuk penyelenggara acara atau festival musik. Sudah banyak band yang diberi slot di beberapa festival jika mereka akan menggelar reuni dengan personel lamanya. Tapi, dari semua band yang akan atau sudah reuni, hanya satu yang belum terkabulkan, yaitu Peterpan.
Iya, Peterpan. Nama ini cukup legendaris di kancah musik populer Indonesia. Kalau MCR bisa memengaruhi kultur emo 2000-an, atau RATM bisa jadi salah satu penggerak aksi massa, maka Peterpan adalah band pop 2000-an terbaik dan paling berpengaruh di Indonesia. Meskipun ada NOAH, tetapi maaf seribu maaf, Peterpan nggak tergantikan bagi saya, meskipun tetap Ariel yang nyanyi.
Band yang terbentuk tahun 2000 ini berhasil memikat hati saya yang saat itu masih kecil. Lagu “Taman Langit” dan “Mimpi yang Sempurna” yang dirilis tahun 2003 (album Taman Langit) jadi makanan sehari-hari saya waktu itu. Saya masih ingat waktu itu, setiap hari saya pergi ke rumah kakak sepupu saya yang sama-sama suka Peterpan untuk mendengar lagu-lagu mereka dari kaset. Kami berdua mendengarkan lewat tape tua di ruang tamu rumah kakak sepupu saya. Maaf seribu maaf, saat itu Sheila on 7 juga bagus. Tapi lebih bagus Peterpan.
Selanjutnya, ketika album “Bintang di Surga”, “OST Alexandria”, “Hari yang Cerah”, “Sebuah Nama Sebuah Cerita”, dan “Suara Lainnya” dirilis, saya semakin mencintai Peterpan. Kaset-kasetnya tetap saya dengarkan, dan tetap di rumah kakak sepupu saya. Ya meskipun pada 2006, Indra (bass) dan Andika (keyboard) memutuskan keluar dari band, dan digantikan personel baru. Jujur, saat itu saya sedih banget, hampir saja menangis. Andika adalah salah satu personel favorit saya. Saya kadang kangen permainan keyboard-nya, sambil dia menatap ke atas itu. Tapi oke lah, asal nama Peterpan masih ada ya nggak masalah.
Lupakan dulu skandal yang menimpa Ariel! Pada Agustus 2012 menjadi titik balik. Mereka mengganti nama Peterpan menjadi NOAH. Saya jelas kecewa berat, meskipun alasan mereka mengganti nama juga nggak semudah itu. Tapi saya tetap kecewa. Bagi saya, Peterpan nggak boleh berganti nama atau jadi milik orang lain. Peterpan ya mereka berenam itu. Peterpan adalah Ariel, Uki, Lukman, Reza, Andika, dan Indra. Maaf seribu maaf, tapi NOAH terlalu mewah dan eksklusif. Peterpan lebih merakyat.
Jadi, apa nggak ada kepikiran Peterpan untuk reuni? Bisalah harusnya, main lagu-lagu klasik Peterpan. Jangan main lagunya NOAH. Untuk Reza dan Uki yang sudah hijrah, bisa lah seenggaknya main dua atau tiga lagu gitu. Toh yang lainnya juga masih oke. Masa nggak kangen ngeband berenam sih? Reuni dong!
BACA JUGA Band Era 2000an yang Katanya Kampungan tapi Diam-diam Dirindukan atau tulisan Iqbal AR lainnya.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.