Bagi perantauan agenda mudik memang seakan menjadi ritus yang tidak boleh terlewatkan. Ada atau tidak ada cuan, apa pun dilakukan demi tiba di kampung halaman. Termasuk saya, yang nekat naik Supra X 125 dari Banyuwangi ke Kendal saat mudik lebaran 2023.
Sebagai penikmat perjalanan yang sering wira-wiri kota-kota pakai sepeda motor saya jadi pengen banget menuliskan pengalaman saya itu. Ya siapa tahu bisa jadi referensi baik buruknya mudik dengan mengendarai si kuda besi supra ini.
FYI, saya sudah merantau di Banyuwangi sejak 2017. Tahun 2023 menjadi tahun yang memaksa diri saya pulang dengan Si Supra. Maklum sebagai seorang yang taat pajak, sudah waktunya si supra kesayangan saya itu her registrasi kendaraan lima tahunan. Sehingga mudik tahun itu jadi pengalaman yang beda. Mengingat hampir tiap tahun saya mudik selalu menggunakan moda transportasi umum seperti kereta api atau bus.
Setelah saya menambah referensi mudik menggunakan sepeda motor, saya akui memang lebih hemat dibandingkan dengan moda transportasi umum yang saya singgung di atas. Apalagi saat mudik menggunakan Supra X 125. Besaran uang untuk membeli BBM yang saya keluarkan sangatlah kecil jika dibandingkan tiket kereta atau bus dengan jurusan yang sama. Namun harga yang ramah dikantong itu nggak selamanya menyenangkan.
Motor Supra X 125 tidak didesain untuk jarak jauh
Supra X 125 dikenal sebagai motor dengan mesin yang bandel karena memiliki mesin berkapasitas 125 cc. Tentu saja dengan kapasitas itu motor Supra X 125 bisa menghasilkan torsi puncak 9,3 Nm pada 4.000 rpm dan 9,96 hp pada 10,1 PS pada 8.000 rpm. Namun percayalah kendaraan tersebut tidak dibuat untuk perjalanan jarak jauh bagi pengendaranya, apalagi sampai melahap ratusan kilometer dalam sekali berkendara.
Jarak Banyuwangi – Kendal kurang lebih 650 Km, tentu dengan desain motor Supra X 125 ori dari pabrikan akan menciptakan semburat ngilu di punggung belakang sesampainya di kampung halaman. Sebab saat melahap jalur yang di lalu sepanjang itu tubuh akan memunculkan efek sakit utamanya di bagian lumbal vertebra. Dan itulah yang saya rasakan baik saat mudik maupun ketika sudah sampai di kampung halaman.
Butuh skill khusus mengaspal di jalur pantura yang penuh transformer
Di momen mudik Lebaran memang ada aturan larangan melintas untuk kendaraan tonase besar, akamsi di Semarang bilangnya transformer. Namun fakta yang saya temui ternyata beda, wilayah-wilayah Pantura masih tetap mudah di temukan transformer yang nekat melintas. Mau disiasati seperti apa pun, jika tidak ada petugas yang menindak, pemandangan itu tetap akan terjadi.
Nah, Supra X 125 sekecil itu melawan Transformer? Yo kukut, Ndaaa.
Apalagi saat saya melintas di tahun 2023, sepanjang jalur Tuban ke Demak, kami disambut dengan lubang jalan yang menganga lebar. Ditambah di sana lampu PJU cukup jarang yang menyala saat malam menambah penderitaan saya. Kalau kalian juga menemukan jalan yang sama, kita harus terampil untuk mengasah skill berkendara, yang otomatis akan berdampak pada refleks kita menghindari jalan berlubang. Sialnya, kalau sampai masuk ke lubang bisa-bisa as motor kita patah, sebab lubang itu sebagian dalam dan membahayakan.
Pengeluaran BBM memang irit, tapi punggung menjerit
Selama mengendarai Supra X 125 dari Glenmore, Banyuwangi menuju ke Brangsong Kendal, total uang yang saya keluarkan untuk membeli BBM kurang lebih Rp180 ribu rupiah. Tentu lebih murah jika dibandingkan dengan harga tiket moda transportasi umum seperti bus dan kereta api. Namun, harga murah bukan berarti tanpa risiko.
Sesampainya di rumah, seperti yang saya singgung di atas, badan sakit semua, yang berujung saya harus pijat. Untung di Kendal ada tukang urut andalan, kalau nggak ya remuk, Nda.
Terlepas pengeluaran BBM Supra X 125 yang semurah itu, rasanya memang sulit bagi kita untuk menghindari rasa tidak nyaman lantaran berkendara jauh dengan motor yang nggak proper. Kalau kalian nggak pernah berkendara jauh dengan sepeda motor, mending nggak usah coba-coba mudik pakai si kuda besi, deh. Berat, kalian nggak akan kuat.
Penulis: Fareh Hariyanto
Editor: Rizky Prasetya



















