Mranggen, Kecamatan di Ujung Barat Demak yang Lebih Kota dari Ibu Kota Demak Sendiri

Mranggen, Kecamatan di Ujung Barat Demak yang Lebih Kota dari Ibu Kota Demak Sendiri

Mranggen, Kecamatan di Ujung Barat Demak yang Lebih Kota dari Ibu Kota Demak Sendiri (Unsplash.com)

Salah satu dari lima kecamatan yang paling luas di Kabupaten Demak adalah Kecamatan Mranggen. Meskipun nggak seluas Wedung ataupun Sayung, dalam hal jumlah populasi penduduk, Mranggen berada di puncak klasemen. Survei terakhir pada tahun 2020 lalu menyatakan bahwa populasi penduduk di sana berjumlah sekitar 175 ribu jiwa, kemudian diikuti Kecamatan Demak di urutan selanjutnya dengan jumlah penduduk 110 ribu jiwa.

Lantaran kuantitas penduduknya yang nomor satu di Kabupaten Demak, tingkat produktivitas di kecamatan ini pun sebenarnya juga sangat tinggi. Apalagi ditunjang dengan segala fasilitas memadai serta letak kecamatannya yang sangat strategis dari sudut pandang mana pun. Bahkan boleh dibilang Mranggen adalah kecamatan yang lebih metropolitan di Demak. Nggak percaya?

Oke, kalau kita melakukan perbandingan untuk menentukan kecamatan mana yang paling “kota” di Demak, sebenarnya Mranggen adalah pemenangnya. Sebab, dari fasilitas hidup ala-ala kota, kecamatan ini memiliki fasilitas paling lengkap. Masih nggak percaya juga? Kalau begitu mari kita bandingkan fasilitas antara Mranggen dan Kecamatan Demak yang merupakan ibu kota Kabupaten Demak.

Pasar

Soal tempat transaksi jual beli, nampaknya antara dua kecamatan ini mendapat nilai seimbang. Mranggen memiliki sebuah pasar tradisional yang besar, namanya Pasar Mranggen. Diresmikan pada tahun 2019 lalu, pasar dengan bangunan dua lantai ini menjadi pusat perdagangan masyarakat di kecamatan ini. Yah, meskipun tiap pagi dan sore selalu terjadi kemacetan di area sekitar pasar.

Sementara itu, Demak Kota juga memiliki pasar yang diberi nama Pasar Tradisional bintoro. Pasar ini dicap sebagai pasar terbesar di Demak. Pasar yang terletak di Jalan Sultan Fatah ini memiliki dua lantai dan diisi oleh pedagang yang berjualan sayuran, ikan, buah, hingga aneka sembako.

Swalayan

Kalau bicara mengenai pusat perbelanjaan, saya jamin, Mranggen jauh lebih unggul. Bayangkan, di Demak Kota hanya ada satu swalayan, namanya Aneka Jawa. Swalayan yang berada di Jalan Sultan Fatah No. 7, Mangunjiwan, ini adalah satu-satunya swalayan yang mendominasi di Demak Kota.

Lha, kalau cuma satu, gimana seandainya Aneka Jaya tutup? Warga Demak Kota harus berbelanja kebutuhan bulanannya di mana dong kalau begitu? Padahal ini di ibu kota kabupaten, lho.

Sementara di Mranggen, Aneka Jaya ada dua cabangnya. Cabang pertama letaknya di samping Pasar Mranggen, cabang kedua di Jalan Raya Bandungrejo No. 119. Malahan kedua swalayan ini lebih luas daripada cabang yang di Demak Kota.

Lha, kalau Aneka Jaya tutup, warga harus berbelanja ke mana? Tenang, sekitar 1 kilometer dari Aneka Jaya Bandungrejo, kita akan menjumpai bangunan megah Transmart dan Ramayana berhadap-hadapan. Warga bisa berbelanja di sana. Aman!

Baca halaman selanjutnya

Mengenai transportasi umum, boleh dibilang…

Transportasi umum

Mengenai jenis transportasi umum, boleh dibilang Mranggen unggul tipis. Jika di Demak Kota ada angkot kuning, di Mranggen ada Bus Rapid Trans (BRT) Jateng yang melintas. Bahkan haltenya terletak di depan pasar. Selain itu, jika Demak Kota punya Terminal Demak, Mranggen dekat dengan Terminal Penggaron.

Satu-satunya yang nggak dimiliki Demak Kota namun dimiliki Kecamatan Mranggen adalah stasiun. Iya, kecamatan di ujung barat Demak ini punya stasiun yang diberi nama Stasiun Brumbung. Warga lokal menyebutnya Stasiun Ganepo meskipun penulisannya Ganefo. Stasiun kereta api kelas 2 ini terletak di daerah Kembangarum. Diresmikan pada 10 Agustus 1867, stasiun ini menjadi salah satu stasiun tertua di Indonesia. Hingga kini, Stasiun Ganepo masih beroperasi dan menghubungkan antara Semarang, Solo, dan Jogja.

Pusat keramaian

Terkait pusat keramaian, saya rasa kedua kecamatan di Kabupaten Demak ini cukup berimbang. Demak Kota punya Alun-alun Simpang Enam Demak dan Masjid Agung Demak sebagai andalan. Sementara Mranggen tentu nggak mau kalah. Kecamatan ini juga memiliki pusat kuliner street food di depan Masjid Baitul Muttaqin, tepatnya di Jalan Raya Kauman yang setiap sore hingga malam cukup ramai dan bikin macet jalanan.

Flyover

Salah satu indikasi sebuah daerah dikatakan “kota” adalah kalau di kawasan tersebut sering terjadi kemacetan lalu lintas. Untuk menghindari kemacetan, dibangunlah flyover atau jembatan layang. Contoh nyatanya adalah Flyover Kalibanteng di Semarang, Flyover Purwosari di Solo, Flyover Tapal Kuda di Jakarta Selatan, dll. yang memang daerah tersebut rawan terjadi kemacetan.

Berdasarkan hal tersebut, tak berlebihan kalau saya mengatakan Mranggen memang lebih kota daripada ibu kota Demak sendiri. Sebab, Demak Kota nggak memiliki flyover, sementara kecamatan di ujung barat Kabupaten Demak ini memiliki flyover, tepatnya di Jalan Raya Mranggen, Tegalan. Flyover ini mulai beroperasi sejak Oktober 2022 kemarin dan oleh warga lokal disebut Flyover Ganepo (Flyover Ganefo).

Nah, berdasarkan hal-hal di atas, boleh dibilang Kecamatan Mranggen memang lebih kota daripada ibu kota Kabupaten Demak sendiri, yakni Kecamatan Demak Kota. Gimana? Masih nggak percaya?

Penulis: Ahmad Nadlif
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Derita Menjadi Buruh di Sayung Demak.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version