Honda Supra 100: Motor Irit yang Bikin Kalian Otomatis Jadi (Terlihat seperti) Pria Baik-baik

Motor Honda Astrea Prima: Motor Jadul, Minim Fitur, tapi Harganya Bener-bener Nggak Masuk Akal motor honda supra 100

Motor Honda Astrea Prima: Motor Jadul, Minim Fitur, tapi Harganya Bener-bener Nggak Masuk Akal (Unsplash)

Honda Supra 100 sudah dikenal banyak orang sebagai motor irit, bermesin bandel, juga batok yang bergetar. Dan bagi saya, Supra 100 begitu sentimentil. Dari motor Honda Supra 100 ini, saya mbribik cinta pertama.

Seperti orang lain yang menyimpan kenangan dengan Supra, saya juga demikian. Kenangan itu masih saja ada, termasuk sisa-sisa ingatan ke warnet bareng. Maklum periode tahun 2012 warnet masih jadi primadona untuk mencari banyak hal di dunia maya sebab hape belum smart seperti sekarang ini.

Sebiji motor Honda Supra milik Mbak saya menemani ke setiap sudut kecamatan. Iritnya bikin kantong anak STM kayak saya nggak perlu was-was kudu cepat-cepat ke SPBU atau sampai beli BBM setengah liter. Selain irit, rasanya waktu itu urusan yang-yangan bisa diakomodir oleh sepenuhnya oleh Honda Supra 100.

Persneling empuk, selahan enteng bikin pede pakai kickstarter saat aki tekor

Selain soal keiritan, motor Honda Supra 100 yang sudah melegenda itu, ada perihal lain yang bikin saya suka memakai motor ini, yakni selahannya enteng banget. Dulu, sewaktu saya masih SMK, ngeselah adalah hal yang cukup mengerikan. Ini lebih susah dari PR matematika atau pun ujian praktik salat. Tapi untungnya, selahan Honda Supra 100 termasuk enteng, yang paling enteng malah.

Pasti ada yang bakal bilang, “Lho kenapa nggak pencet elektrik starter aja?”

Ya soalnya medio 2012, Honda Supra 100 sudah termasuk motor tua. Usianya sudah 10 tahun, alhasil dengan umur segini bagian kelistrikan menjadi kurang maksimal. Entah itu kabel yang usang, aki tekor, dan lain-lain. Makanya electric starter fungsinya nggak selalu bekerja. Kadang ada nggak bisanya.

Dan di saat itu, skill ngeselah dibutuhkan. Nggak skill juga deh, toh, Supra 100 gampang dan enteng ngeselahnya. Tinggal pancal dan motor Honda Supra 100 akan berjalan.

Baca halaman selanjutnya

Motornya pria baik-baik

Pengendalian menyenangkan, gampang padahal waktu saya baru bisa naik motor

Honda Supra 100 adalah motor pertama yang saya pakai untuk latihan naik motor. Ini motor yang menyenangkan. Bobotnya juga enteng, memudahkan manusia bertubuh nggak besar-besar amat kayak saya bisa leluasa maju mundur saat baru belajar motor. Handling enteng, dan puntiran grip gas enteng. Tenaga Supra 100 yang kapasitas mesinnya nggak sampai 100 cc juga nggak beringas-beringas amat. Mocil begini kok, jadi nggak ada drama nyusruk waktu itu – seingat saya.

Supra 100 bikin mribik gebetan jadi lancar

Medio 2012, sebelum BBM semahal sekarang, saya hanya perlu bensin Premium senilai Rp10 ribu untuk ngapel sebulan. Honda Supra memperlancar acara mbribik Mbak mantan waktu itu. Dan yang pasti, suara batok geter bikin percakapan kami sunyi, hanya ada peluk hangat dua insan yang kasmaran. Rasanya sepanjang jalan hanya kami berdua, kenyamanannya ditambah oleh shockbreaker baik depan maupun belakang Supra 100 yang empuk, mentul-mentul. Mau jalan geronjalan, itu bukan suatu hal berarti bagi kami: dua orang kasmaran.

Nggak ada gimmick jok licin biar pasangan melorot ke depan. Sebab jok Supra 100 cenderung datar dan empuk. Mantan saya jadi paham, bahwa yang naik motor ini nggak ada tendensi kemesuman dan image saya tetap jadi pria baik-baik.

Tapi sayangnya, semua kemudahan yang diberikan Honda Supra 100 seakan sia-sia. Alih-alih langgeng selamanya, hubungan saya yang lagi ranum-ranumnya malah musnah.

Sebagai penutup, untuk Mbak mantan saya dulu, jika membaca tulisan ini, masih ingat saat-saat menyenangkan itu, nggak?

Penulis: Budi
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Supra X: Motor Terbaik Sepanjang Sejarah Roda 2 di Indonesia

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version