Motor Honda Astrea Prima atau yang disebut orang motor primadona bikin saya geleng-geleng kepala. Motor bebek jadul, minim fitur begini, tapi harganya bisa tetap stabil kayak harga emas, dan cenderung naik tiap tahunnya. Bahkan nih, ada yang dihargai lebih dari Rp10 juta. Gilak nggak sih?
Honda Astrea Prima sebenarnya motor bebek dengan teknologi sederhana. Teramat sederhana malah. Harganya yang “menggila” dipandang sebagai suatu hal yang di luar nalar. Mana mungkin motor begini begitu laku di pasar motor bekas. Hampir setiap iklan jual beli motor, harga yang dipajang kelewat mahal untuk ukuran motor bebek jadul yang dipasarkan di tahun 90-an.
Daftar Isi
Selayaknya motor bebek jadul, hanya ada fitur ala kadarnya
Tak ada teknologi aneh-aneh dalam sebiji Astrea Prima, bahkan untuk bagasi yang sudah bare minimum untuk motor sekarang jangan harap kamu temukan di sini. Untuk mengakomodir barang bawaan, Honda Astrea Prima hanya disematkan beberapa cantelan di bawah stang dan sebuah front rack yang biasanya dipakai untuk menjepit jas hujan. Memang umumnya motor keluaran 80 sampai 90-an begini sih.
Di sektor tenaga, pun, mesin yang bercokol tak genap kapasitasnya jika tak dibulatkan hanya 95 cc. Racikan mesin segitu di-support dengan sistem pencampuran bahan bakar yang masih konvensional macam karburator berventuri 16 mm. Ukurannya teramat kecil memang, tapi paduan seperti ini menjadikan mesin motor Honda Astrea Prima teririt di kelasnya. Bahkan ada anekdot “kamu cuman butuh doa untuk keliling dunia menggunakan Astrea Prima”. Irit banget, Ndes.
Dan meski belum elektrik starter, menghidupkan motor bebek keluaran Honda ini tak butuh ancang-ancang berarti atau minimal kaki kudu waspada jika ada kick back dari kompresi mesin. Hal itu nggak akan kejadian, rasio kompresi 9:1 ini cukup rendah yang katanya ketiban daun jatuh pun, mesin Astrea Prima akan menyala dengan semestinya.
Performa standar dengan irit yang kebangetan itu, disalurkan ke roda melalui empat perpindahan gigi. “Nafas” tiap gigi Astrea Prima terasa pendek-pendek. Hal itu menjadikan Prima teramat cocok untuk jalan santai menikmati perjalanan. Saya sendiri pernah ngotot muntir grip gas motor Honda Astrea Prima sampai hampir mentok. Dan yang saya dapatkan tangan bergetar. Sensasinya seperti duduk di kursi pijat, namun di atas jalan dengan kecepatan tak lebih dari 90 km/jam.
Di bagian safety, sistem pengereman Prima masih berbangga dengan model rem tromol untuk menghentikan mesin tak lebih dari 100 cc-nya.
Baca halaman selanjutnya
Spareparts motor Honda Astrea Prima melimpah, perawatan mudah
Namun begitu, Adi salah satu teman saya suka sama motor yang satu ini. Dulu dia ngambil Motor Honda Astrea Prima lumayan mahal. “Soalnya motor yang aku beli habis restorasi, jadi hampir semuanya baru,” tuturnya.
Tapi, yang namanya motor tua, tetap saya kadang ada mbrebetnya pas jalan. Kalau sudah begitu biasanya gampang, tinggal buka puter baut di karburator untuk membuang BBM kotor yang ada di tampungan.
Saya sepaham sama Adi. Astrea Prima memang termasuk motor bebek yang simpel perkara perbaikan. Kontruksi mesin dan karburator sangat sederhana. Nggak perlu repot buka bodi ini itu, soalnya semua terlihat dan gampang dibuka. Selain itu, untuk ketersedian spareparts-nya masih amat melimpah. Mau itu yang ori ataupun KW semua gampang dicari. Nggak perlu merogoh kocek dalam hanya untuk maintenance-nya.
Pernah ada yang nawar 10 juta rupiah
Wawan, kebetulan kawan saya, juga memiliki motor Honda Astrea Prima di garasi rumah. Bedanya ini motor peninggalan. Tentu motor bernama Astrea Prima sangat sentimentil bagi Wawan. Tiap raung mesin yang mengoar membuat Wawan mengingat sosok yang sangat berarti di hidupnya. “Di satu waktu ini motor yang dipakai untuk mengajak aku ke mana pun pas kecil. Suka dibelikan crayon sama buku gambar kalau naik kelas pakai Astrea Prima juga,” Wawan bercerita.
“Dan sepanjang yang tak ingat, aku nggak pernah mogok menggunakannya. Bandel parah pokoknya.”
Kondisi Astrea Prima yang ia miliki semua masih original. Tampeng depan ori yang berubah jadi putih kekuningan, bodi memudar di beberapa bagian hingga satu saat ada yang menawar Rp10 juta pas dia lagi jalan ke daerah kota. “Entah itu becanda atau gimana, yang pasti aku nggak niat menjual motor ini sampai kapan pun. Sayang saja rasanya. Lha wong nggak rewel dan irit juga kok. Dan ada kenangan juga itu lho yang bikin aku suka banget sama Honda Astrea Prima.”
Setelah penjelasan panjang di atas, kita jadi tahu betapa bandelnya motor ini. Tapi, pertanyaan ini tetap tak terjawab: kenapa motor Honda Astrea Prima yang sederhana ini bisa dihargai lumayan mahal?
Bandel, irit, dan nyaman, kayaknya motor lain pun juga gitu. Terus, lagi-lagi, kenapa yang laku malah Astrea Prima?
Penulis: Budi
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA Honda Prima Motornya Para Ulama