Cinta itu datang dari pandangan pertama, atau kalau urusan mobil, bisa juga datang dari harga OTR yang masih masuk akal. Itulah yang bikin saya jatuh cinta sama mobil Suzuki Ignis. Suzuki Ignis ini langsung bikin saya kepincut begitu lihat desainnya. Mungil, imut, tapi tetap kelihatan gagah. Bukan sekadar city car biasa, Ignis punya aura crossover yang bikin keliatan unyu-unyu.
Tapi, yang bikin hati ini benar-benar terpaut adalah harganya yang nggak bikin rekening auto nangis. Dibandingkan SUV lain yang harganya kadang terasa seperti prank keuangan, Ignis masih ramah buat dompet rakyat jelata seperti saya.
Selain tampang yang bikin jatuh cinta, mobil Suzuki Ignis juga nggak banyak nuntut soal bensin. Mesin 1.2L DOHC dengan teknologi VVT-nya cukup bertenaga buat ngebut di tol, tapi tetap irit saat dipakai muter-muter kota. Bayangkan saja, satu liter bensin bisa menempuh sekitar 20 km lebih! Ini mobil atau pasangan idaman yang setia dan nggak banyak menuntut? Dengan konsumsi bahan bakar segitu, dompet saya jadi makin erat memeluk saya tiap akhir bulan.
Jangan salah sangka, meskipun bodinya mungil dan unyu-unyu, Suzuki Ignis ini nggak lembek di jalanan. Sasisnya ringan, suspensinya juga nyaman. Mau lewat polisi tidur? Aman. Jalanan berlubang? Tenang, suspensinya tetap bisa menjaga kestabilan tanpa bikin kepala mantul-mantul kayak bobblehead di dashboard. Handling-nya juga asyik, enak buat nyelip di antara mobil-mobil gede yang kadang suka merasa jalan itu punya nenek moyangnya sendiri. Ditambah lagi, radius putarnya kecil, jadi cari parkiran di mall yang penuh sesak pun nggak perlu sampai keringetan.
Mobil Suzuki Ignis yang bikin nangis bahagia
Soal keamanan, Ignis ini cukup bikin hati tenang. Ada dual airbags, ABS dengan EBD, serta Hill Hold Control yang sangat membantu buat yang suka naik turun tanjakan. Jadi, kalau pun mendadak jomblo dan harus nyetir sendiri ke puncak buat healing, setidaknya masih ada Ignis yang setia melindungi.
Mobil Suzuki Ignis ini semacam tipe pasangan yang makin lama dipakai, makin sayang. Desainnya yang unik, fitur yang cukup lengkap, dan konsumsi bahan bakar yang irit bikin saya yakin kalau mobil ini adalah pilihan yang nggak bakal saya sesali. Sayangnya, Suzuki sudah menghentikan penjualan Ignis di Indonesia per 2 Juli 2024.
Cinta itu nggak selalu indah. Kadang, pas kita lagi sayang-sayangnya, malah ditinggal pergi tanpa peringatan. Begitu juga dengan Suzuki Ignis. Baru aja makin akrab, makin ngerti satu sama lain, eh, tiba-tiba diumumkan kalau dia nggak bakal dijual lagi di Indonesia. Rasanya kayak ditinggal gebetan yang mendadak pindah ke luar negeri tanpa sempat bilang dadah.
Padahal, Ignis ini udah jadi pilihan banyak orang yang butuh mobil kecil, irit, tapi tetap gaya. Cocok buat nyelip di jalanan macet, nggak boros bensin, dan nggak ribet cari parkiran. Tapi ya gimana lagi, Suzuki memutuskan buat menyuntik mati Ignis karena fokus ke model lain yang lebih ramah lingkungan. Alasan yang masuk akal sih, tapi tetap aja, hati ini rasanya nyesek.
Cintai mobilmu selama masih ada
Sekarang, buat yang udah sempat punya Ignis, kalian termasuk orang-orang beruntung. Kalian punya kesempatan buat menikmati hari-hari bersama mobil mungil nan gesit ini, sementara kami yang belum keburu beli cuma bisa meratapi nasib. Kayak orang yang telat sadar kalau gebetannya sebenarnya suka balik, tapi dia udah keburu nikah sama orang lain.
Tapi tenang, buat yang udah punya Ignis, Suzuki tetap berjanji akan menyediakan layanan purna jual sampai 15 tahun ke depan. Setidaknya, meskipun Ignis udah nggak ada di showroom, dia masih bisa tetap sehat dan terawat dalam kehidupan kalian.
Jadi, buat kalian yang punya Ignis, peluk dia erat-erat. Jaga baik-baik. Karena tidak semua dari kita seberuntung itu bisa memiliki cinta yang tetap tinggal, di saat dunia memutuskan untuk melupakannya. Kalau ditanya, apa saya menyesal mengagumi Suzuki Ignis? Jawabannya, nggak. Saya justru pengen cubit pipinya tiap hari.
Penulis: Raihan Muhammad
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA Sayonara! Suzuki Ignis Disuntik Mati Jadi Kabar yang Bikin Saya Sedih
