Mitsubishi Xpander memang ganteng. Tapi, All New Daihatsu Xenia datang mengadang dengan “wajah dan bodi baru” yang nggak kalah gagah.
Memang benar kalau cara membawa diri bisa “menentukan harga”. Lebih spesifik, saya merujuk kepada cara berpakaian, bersikap, dan bertutur kata. Kamu akan punya kelas jika menguasai 3 hal itu. Mungkin banyak yang tidak setuju. Tak mengapa karena ada lebih banyak yang sudah mengalaminya.
Contohnya, di dunia otomotif, banyak orang memandang Mitsubishi Xpander sebagai mobil berkelas. Tentu bagi mereka yang nggak begitu paham soal jenis dan kelas mobil. Tampilan, detail dan lekuk bodi, tinggi dan lebar mobil, memang mengaburkan fakta sesunggungnya.
Mitsubishi Xpander itu ganteng. Melihatnya sekilas, di dalam otak kita muncul imajinasi. Kita jadi pengin membandingkan kegantengan Mitsubishi Xpander dengan Pajero atau Fortuner. Namun, perbandingan itu kurang pas.
Xpander adalah LMPV atau Low Multipurpose Vehicle. Gampangnya, pertarungan mobil ini ada di gelanggang yang sama dengan Daihatsu Xenia dan Toyota Avanza.
Daftar Isi
Pertarungan di kelas LMPV yang selalu keras
Nah, untuk pertarungan di kelas LMPV, Mitsubishi Xpander pernah unggul dari Daihatsu Xenia atau Toyota Avanza. Tepatnya pada 2021, ketika Solo Best Brand and Innovation (SBBI) membuat sebuah riset. Xpander kembali menjadi mobil terbaik untuk kategori “Inovasi Mobil MPV”.
SBBI melakukan riset untuk 3 kategori, yaitu merek terbaik, bergengsi, dan inovasi. Metode yang digunakan adalah purposive sampling, melibatkan 10.925 responden untuk seluruh kategori, yang merupakan pengguna dari produk yang tersebar di Kota Solo dan daerah sekitarnya.
Untuk kategori inovasi merek, variabel yang diukur adalah ketertarikan dan minat konsumen untuk membeli produk baru. Misalnya, kompleksitas, perilaku (respons konsumen terhadap perubahan kualitas), penambahan fungsi, keunggulan relatif, observability, serta rasa senang konsumen menggunakan merek tertentu.
Variabel di atas memang penting. Namun, ketika memperdebatkan alasan Mitsubishi Xpander unggul dari Daihatsu Xenia dan Toyota Avanza bersama kawan-kawan, top of mind dari mobil ini adalah tampilan. Jadi, riset dan survei SBBI di atas sebetulnya bisa disimpulkan lewat satu variabel saja, yaitu tampilan.
Cara “membawa diri” Xpander unggul dari Daihatsu Xenia
Menurut saya, “cara membawa diri” Xpander memang asik. Agak sulit menampik sebuah kenyataan bahwa kalau datang ke acara GAIKINDO Indonesia International Auto Show (GIIAS), ada saja yang memilih mobil dari tampilan dulu. Bermodal tampilan dan keterangan di brosur, orang bisa pulang membawa mobil yang dia nggak ngerti gimana isinya.
Soal status tampilan yang “ganteng” ini juga menjadi alasan beberapa orang melirik All New Daihatsu Xenia di GIIAS 2021 kala itu. Ada 4 mobil LMPV baru yang menyita perhatian. Mereka adalah All New Toyota Avanza, All New Daihatsu Xenia, Mitsubishi New Xpander, dan Suzuki Ertiga Sport FF.
Nah, lucunya, di GIIAS 2021 kala itu, kami diminta ngasih skor biar ketahuan mana LMPV terbaik. Kayaknya ya, kebanyakan memilih mobil yang sudah akrab dengan tangan mereka sehari-hari. Namun, ada satu komentar menarik dari salah satu pengunjung.
Daihatsu Xenia tetap punya keunggulan
Kala itu, banyak yang memandang All New Daihatsu Xenia punya bentuk yang lebih oke. Maklum, bodi depan All New Xenia ini memang berubah banget. Saya jadi penasaran dan setelah membandingkan dengan seksama dan berkonsultasi dengan teman yang lebih paham otomotif, bodi depan All New Daihatsu Xenia memang mirip Mitsubishi Xpander.
Lekuk bodi depan kedua mobil ini memang mirip. Bedanya cuma di kreativitas masing-masing tukang desain ketika menggambar grill. All New Daihatsu Xenia punya grill yang lebih menganga besar. Coba bandingkan dengan Xenia model lama. Beda banget!
Setelah mengamati kedua mobil ini lebih lama, mata saya jadi agak “terganggu”. Kalau merek keduanya dilepas, bisa jadi yang nggak tahu mobil nggak bisa bedain mana yang All New Daihatsu Xenia mana yang Xpander. Mirip banget.
Kemiripan yang kala itu sudah terprediksi
Konon banyak yang sudah memprediksi soal kemiripan ini sejak 2017. Saat itu, Daihatsu sudah mengenalkan platform baru dengan nama Daihatsu New Global Architecture (DNGA).
Platform ini menganut konsep (1-1-1-1) yang memiliki filosofi “1 gram, 1 milimeter, 1 sen, dan 1 detik”. Artinya, DNGA bakal mikirin ukuran, bobot, harga, dan waktu secara lebih detail.
GIIAS 2017 jadi ajang Daihatsu memamerkan mobil konsep bernama DN Multisix. Mobil konsep ini langsung melahirkan bisik dan kasak-kusuk. Katanya, Xenia 2021 bakal punya rasa kayak Xpander. Tentu jika melihatnya dari sisi tampilannya.
Intinya, di 2017 itu, Xenia 2021 diprediksi akan menjadi MPV rasa SUV. Sama kayak kompetitornya yang hampir selalu unggul itu. Siapa lagi kalau bukan Mitsubishi Xpander. Eh, kok ya kejadian di GIIAS 2021. Prediksi itu menjadi kenyataan.
Butuh gebrakan besar
Yah, kalau sudah direncanakan sejak 2017, artinya Daihatsu sadar bahwa mereka butuh gebrakan besar untuk menantang dominasi Xpander. Apalagi, di 2021 kala itu, dari sisi fitur, Xpander itu belum terkalahkan.
So, intinya, pertama, pertarungan kelas LMPV itu selalu keras hingga sekarang, 2024. Varian “All New” dari semua pabrikan itu asik banget. Kedua, polesan wajah dan lekukan bodi menentukan keberhasilan mobil ini di pertarungan memikat konsumen baru.
Penulis: Haryo Tri Aji
Editor: Yamadipati Seno
BACA JUGA Avanza dan Xenia Selalu Muncul di Alam Bawah Sadar Orang yang Nggak Paham Permobilan
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.