Sebenarnya warga Kabupaten Pemalang sudah pernah protes terhadap kondisi ini. Dilansir dari iNews, tahun lalu warga melakukan aksi protes terhadap jalanan berlubang dengan menggelar aksi mandi lumpur. Pernah juga warga di Desa Danasari, Kecamatan Pemalang, Kabupaten Pemalang, mengkritik soal kondisi jalanan di desa mereka yang berlubang dengan menuliskan flyer berisi kalimat sindiran seperti “Anda Memasuki Hutan Amazon Tanpa Aspal”, “Peringatan! Anda Memasuki Kawasan Wisata Jeglongan Sewu”, hingga “Mending Kejeglong Ning Atine Mantan, Timbang Kejeglong Ning Dalan”.
Sebagai warga Kabupaten Pemalang, sejujurnya kami sudah bosan meminta perbaikan jalan karena respons lambat pemerintah daerah. Untungnya, Pemkab Pemalang dalam APBD 2023 telah menganggarkan Rp75 miliar untuk perbaikan infrastruktur terutama jalan. Kita lihat saja nanti bagaimana realisasinya, ya.
Tempat hiburannya itu-itu saja
Namanya juga kabupaten kecil yang nggak terkenal dan diapit dua kota besar, ya wajar kalau nasibnya miris. Kalau kalian tanya apakah ada bioskop di Pemalang, tentu saja jawabannya nggak ada. Jangankan bioskop, gedung mal saja nggak punya. Kalau mau nonton film terbaru yang tayang di bioskop, biasanya kami harus ke kota tetangga, yaitu Pekalongan dan Tegal.
Meskipun nggak memiliki mal, warga Kabupaten Pemalang punya satu toko kebanggaan yang jadi jujugan tempat belanja, lho, namanya Basa Toserba. Toko satu ini banyak didatangi warga lantaran menyediakan barang yang cukup lengkap dengan harga miring.
Sayangnya, kalau mencari makanan cepat saji dan minuman kekinian seperti McD, KFC, Burger King, Starbucks, dll. kalian nggak akan menemukan itu di Pemalang. Kalau pengin makan atau minum ya harus pergi ke kota tetangga. Memang merepotkan, sih.
Jadi, kalau ditanya warga Kabupaten Pemalang liburannya ke mana, pasti kami akan menjawab alun-alun kota sembari melihat buah nanas raksasa atau main ke kota tetangga yang tempat hiburannya lebih beraneka ragam.
UMK-nya kecil
Seperti yang kita ketahui, UMP Jawa Tengah jadi yang terendah di Pulau Jawa, yakni Rp1.986.670. Jika UMP Jawa Tengah saja sudah miris begitu, nggak heran kalau UMK kabupaten kota juga nggak kalah miris.
Dilansir dari Katadata, UMK Kabupaten Pemalang tahun 2023 sebesar Rp2.081.783 yang mana angka ini tentunya sangat kecil. Nggak heran kalau mayoritas warga Kabupaten Pemalang memilih mengadu nasib ke ibu kota dengan harapan bisa mengubah nasib mereka. Sebab, jika tetap bekerja di Pemalang dengan upah minimum segitu, tentu nggak akan cukup.
Akan tetapi, pasti ada saja mulut nyinyir yang bilang biaya hidup di Pemalang murah, makanya UMK segitu pasti akan cukup. Padahal kalau kita melihat harga beras, minyak goreng, mi instan, gula, telur, dan bahan pokok lainnya, jelas nggak jauh beda antara harga di Jakarta dengan Pemalang, sebab barang-barang tersebut sudah punya standar harga nasional. Kebayang kan gimana pas-pasannya kehidupan warga Kabupaten Pemalang dengan UMK segitu? Jadi wajar saja kalau Kabupaten Pemalang menempati urutan keenam dengan persentase penduduk miskin terbesar di Jawa Tengah tahun 2022.
Meski Kabupaten Pemalang memiliki segudang masalah yang perlu diperbaiki, saya tetap bersyukur lahir dan tinggal di kabupaten ini. Sebab, di tempat inilah saya bertemu dengan orang-orang yang saya sayangi. Semoga Pemkab Pemalang terus berbenah demi menciptakan Pemalang yang nyaman bagi warganya.
Penulis: Hernika Aulia
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA Bahasa Ngapak Itu Nggak Cuma Banyumas, Ada Pemalang Juga yang Kaya Cerita.