Review Mie Gacoan Bangkalan, Cabang yang Anomali karena Tidak Perlu Antre

Review Mie Gacoan Bangkalan, Cabang yang Anomali karena Tidak Perlu Antre Mojok.co

Review Mie Gacoan Bangkalan, Cabang yang Anomali karena Tidak Perlu Antre (unsplash.com)

Hari Minggu kemarin, saya dan beberapa teman memutuskan mencoba Mie Gacoan yang baru saja buka cabang di Bangkalan, kabupaten di mana saya tinggal. Iya, akhirnya kami berkesempatan mencicipi mie pedas yang pembukaan gerainya begitu fenomenal. Setelah sekian lama, warga Bangkalan bisa dengan mudah mencicipi mie yang viral di mana-mana itu.

Setelah mencicipinya, saya menemukan beberapa perbedaan Mie Gacoan Bangkalan dengan cabang lain. Perbedaan yang mungkin hanya bisa ditemui di cabang Bangkalan:

Tekstur Mie Gacoan Bangkalan lebih lembek, bumbunya lebih banyak, dan lebih pedas

Saat pertama kali mi disajikan, saya sudah merasa kalau tekstur mi jauh lebih lembek daripada cabang Mie Gacoan yang lain. Selain itu, bumbunya juga terasa lebih banyak dari cabang-cabang lain yang pernah saya datangi. Teman-teman saya pun juga turut mengamini. Bahkan, menurut teman-teman saya hal ini bikin mi terasa lebih enak.

Selain itu, Mie Gacoan cabang Bangkalan ini rasanya lebih pedas daripada cabang lain. Mungkin karena orang Madura suka pedas jadi rasanya pun ikut disesuaikan. Seorang teman saya yang biasa makan Mi Gacoan level 3 di berbagai cabang lain, justru merasa KO saat mencoba Mi Gacoan cabang Bangkalan dengan tingkat kepedasan di level yang sama. Alhasil, teman saya berakhir memakan mi dengan menyisihkan sebagian bumbu dan sambalnya.

Saya mengalami hal serupa. Biasanya saya makan Mie Gacoan level 3. Namun, pada saat mampir di Mie Gacoan Bangkalan, saya memesan level 1 saja. Anehnya, tingkat kepedasan level 1 di gerai ini mirip dengan level 3 yang sering saya makan di gerai lain. Benar-benar level pedas yang berbeda. 

Bebas parkir bikin kantong tenang

Saat awal pembukaan ada perselisihan yang lumayan hangat antar warga setempat. Sebabnya, tidak ada pengelolaan yang jelas soal lahan parkir pengunjung setempat. Sudah jadi rahasia umum, mengelola parkir gerai Mie Gacoan adalah ladang cuan mengingat pengunjungnya yang banyak. Apalagi  bukanya selama 24 jam penuh.

Melihat huru-hara tersebut, akhirnya diputuskan bahwa Mie Gacoan Bangkalan bebas parkir. Jujur saja, saya masih agak kaget sewaktu petugas parkirnya hanya meminta STNK dan mencocokkannya dengan plat nomor saja. Rasanya seperti melihat keajaiban karena di Bangkalan ini parkirnya beneran liar dan merajalela. Bahkan, stiker bebas parkir dari pemda saja sama sekali nggak berguna di sini. 

Baca halaman selanjutnya: Mie Gacoan Bangkalan tidak …

Mie Gacoan Bangkalan tidak antre meskipun hari libur

Saat awal Mie Gacoan Bangkalan dibuka, saya malas pergi ke sana. Selain terjadi kisruh soal pengelolaan lahan parkir, sempat terjadi demo penolakan kehadiran Mie Gacoan di Bangkalan. Selain itu, saya membayangkan ada antrean panjang seperti cabang-cabang Mie Gacoan lain. Apalagi, gerai ini cukup dinanti oleh warga setempat. Asal tahu saja, sebelum ada cabangnya di sini, banyak orang Bangkalan yang membuka usaha jastip Mie Gacoan dan belinya di Surabaya.

Akan tetapi, saat kemarin datang bersama teman-teman, saya justru terkaget-kaget karena antreanya sangat sedikit. Bahkan, saya datang tepat di hari Minggu di saat waktu libur panjang sekolah. Saya dan teman-teman yang memesan via self service dengan memindai barcode saja hanya perlu menunggu sekitar 10-15 menit saja. 

Saya kurang tahu persis faktor yang membuat antrean di gerai Mie Gacoan Bangkalan tidak mengular seperti cabang lain. Sepertinya, mindset warga Bangkalan ini memang agak berbeda ya. Sepopuler dan seenak apapun Mi Gacoan cabang Bangkalan itu, ia tetap hanya sebuah mi.

Barcode-nya ada yang sudah pudar jadi susah pesan

Salah satu kekurangan dari Mi Gacoan cabang Bangkalan yang saya rasakan adalah gambar barcode di meja yang sudah hampir pudar. Akibatnya, sewaktu di-scan agak sulit terbaca. Saya harus mencoba berkali-kali hingga ponsel  mampu mendeteksi barcodenya dan masuk ke dalam web pemesanan. Saran saya sih, karena Mi Gacoan cabang Bangkalan ini masih baru, mending barcode di masing-masing meja seharusnya ikut baru juga. Masa belum ada satu bulan, sistem self service sudah eror sih.

Walau punya beberapa kekurangan, buat kalian warga Bangkalan yang penasaran mencicipi Mie Gacoan yang viral itu, langsung saja datang ke cabang ini. Menunya selengkap cabang lain dan tetap enak kok. Mienya terasa lebih enak karena tidak ada biaya jastip seperti sebelum-sebelumnya. 

Penulis: Siti Halwah
Editor: Kenia Intan 

BACA JUGA Cara Tepat Menghabiskan Dana Desa di Bangkalan Madura supaya Tidak Terbuang Sia-Sia

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version