Mie Ayam Sengketa, Kuliner Legendaris yang Wajib Dicoba Mahasiswa Universitas Indonesia

Mie Ayam Sengketa, Kuliner Legendaris yang Wajib Dicoba Mahasiswa Universitas Indonesia

Mie Ayam Sengketa, Kuliner Legendaris yang Wajib Dicoba Mahasiswa Universitas Indonesia (Ilustrasi mi ayam Pixabay.com)

Kurang UI rasanya jika tidak menyambangi mie ayam Sengketa ini

Beberapa waktu lalu, sempat ramai perbincangan di dunia maya mengenai Universitas Indonesia dan absennya budaya KKN di kampus tersebut. Yah, sebagai mahasiswa UI yang cenderung nggak pinter-pinter amat, saya memilih untuk diam saja dan tidak banyak berkomentar mengenai hal itu. Jujur saja, tampaknya pengetahuan di otak saya masih terlalu cetek untuk membahas topik yang lumayan “ndakik-ndakik” seperti itu. Jadi, jangan harap saya bakal membikin tulisan mengenai ketiadaan kuliah-kerja-nyata di kampus saya.

Maka dari itu, melalui artikel ini saya akan membahas topik yang jauh lebih ringan: kuliner. Toh, di setiap kampus, biasanya selalu ada satu tempat makan yang begitu legendaris dan wajib dicoba oleh para mahasiswanya. Di UI, predikat tersebut bagi saya layak diberikan kepada Mie Ayam Sengketa. Apa, sih, Mie Ayam Sengketa itu?

Apa Itu Mie Ayam Sengketa?

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, sengketa adalah sesuatu yang menyebabkan perbedaan pendapat; pertengkaran; perbantahan. Sementara itu, rasanya saya tidak perlu menjelaskan lagi apa itu mie ayam. Kalian yang hidup di Indonesia pasti telah familier dengan olahan mie yang ditambahkan suwiran ayam dan disajikan ketika hangat itu.

Jadi, apa, sih, Mie Ayam Sengketa? Apakah itu adalah mie ayam yang dapat menyebabkan perbedaan pendapat di antara para penikmatnya? Ataukah setelah menikmati seporsinya kalian akan langsung berhak mendapatkan sebidang tanah hasil sengketa? Ya, tentu tidak, dong!

Jadi, Mie Ayam Sengketa adalah nama dari sebuah tempat makan yang sesuai namanya, menjual berbagai macam olahan mie. Di sana, kalian dapat menikmati mie ayam maupun mie yamin dengan topping pangsit maupun bakso dengan harga yang sangat terjangkau, yakni mulai dari Rp11.000,- hingga Rp14.000,-. Sementara untuk minumannya, harga yang dipatok juga sama sekali tidak mahal; dimulai dari angka Rp1.000,- untuk air es dan es teh tawar hingga Rp4.000,- untuk yang paling “mewah”, yaitu es jeruk.

Lumayan, lah, untuk dompet mahasiswa prasejahtera seperti saya.

Perasaan ketika menikmati Mie Ayam Sengketa

Kemarin, saya berkesempatan untuk mengisi perut di outlet Mie Ayam Sengketa yang berlokasi di Jl. Mandor Goweng, Kukusan, Kecamatan Beji, Kota Depok, Jawa Barat. Jika alamat tersebut tampak terlalu ribet, izinkan saya mempersingkatnya menjadi Kutek (Kukusan Teknik). Bagi para mahasiswa UI, kalian pasti sudah tidak asing lagi dengan daerah tersebut. Namun, kalau kalian merupakan “orang luar”, silakan kalian menjadikan alamat tersebut sebagai patokan.

Di sana, saya memesan seporsi mie yamin pangsit. Sejujurnya, saya bukanlah fans berat mie dan segala jenis olahannya. Akan tetapi, ketika suapan pertama telah masuk ke mulut saya, saya berani menyebut bahwa Mie Ayam Sengketa termasuk ke dalam salah satu kuliner berbahan dasar mie paling enak yang pernah saya cicipi.

Mienya bertekstur kenyal dan berukuran tidak terlalu lebar sehingga akan terasa “nyaman” ketika masuk ke dalam mulut. Pangsitnya pun renyah dan berukuran kecil sehingga tidak menyulitkan ketika dimakan. Secara keseluruhan, saya memandangnya sebagai sebuah comfort food yang pasti akan saya beli lagi di lain kesempatan.

Perasaan nostalgia

Bagi para mahasiswa lama di Universitas Indonesia, pasti muncul suatu perasaan lain ketika singgah ke Mie Ayam Sengketa. Ya, perasaan itu disebut nostalgia. Saya tidak tahu sejak kapan persisnya, tetapi yang jelas, kedai makan tersebut telah mulai berjualan jauh sebelum saya menjadi mahasiswa UI. Pokoknya, kalau mau diadu siapa yang lebih senior, sepertinya saya harus sungkem dan cium tangan ke Mie Ayam Sengketa. Dedengkotnya kampus, nih, Bro!

Seorang teman saya pernah bercerita bahwa sejak zaman kakaknya berkuliah di UI dulu—sekitar 2009—, Mie Ayam Sengketa sudah terlebih dahulu berjualan. Namun dahulu, lokasinya adalah di sekitar area Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya (FIB). Kemudian, karena satu dan lain hal, pindah ke area luar kampus.

Menariknya, meskipun tidak lagi berdagang di area FIB, tetapi aspek nostalgia tetap selalu melekat di Mie Ayam Sengketa. Oleh sebab itu, tak heran jika banyak alumni yang masih rajin mampir ke sana demi mengenang kembali masa-masa mengisi perut ketika berkuliah dulu.

Kuliner legendaris yang wajib dicoba mahasiswa UI

Setelah melewati sekitar tiga tahun sebagai mahasiswa UI, saya menganggap bahwa ada beberapa destinasi yang layak dikunjungi jika ingin berwisata kuliner di area Universitas Indonesia. Sebagai contoh, jika kalian tengah berkunjung ke Perpustakaan Universitas Indonesia, saya menyarankan kalian untuk mencicipi es krim di kedai Dips Ice Cream yang bertempat di sana. Bukannya apa-apa, tetapi hal itu layak dilakukan agar kegiatan jalan-jalan kalian jadi lebih afdol dan lebih “UI banget”. Hehehe.

Selain itu, ada pula destinasi-destinasi lain seperti Pecel Ayam Mas Roni di Kantin Budaya—sering disebut pula Kantin Sastra—FIB UI dan Sate Fasilkom di Kantin Fasilkom UI yang sudah begitu populer akan “keramahannya” di kantong para mahasiswa. Singkatnya, setiap kali ada teman yang meminta saya untuk merekomendasikan kuliner lezat nan ikonik di area UI, ketiga destinasi tersebut pasti akan saya sebutkan.

Akan tetapi, jika berbicara mengenai tingkat ke-legendaris-an, Mie Ayam Sengketa rasanya akan selalu berada di klasemen paling atas. Saya tidak ingin melebih-lebihkan, tetapi setiap kakak tingkat yang pernah saya temui dan ajak berbincang pasti selalu kenal dengan tempat makan tersebut. Setiap dari mereka juga pasti pernah mencicipinya secara langsung, entah ujungnya mereka suka atau tidak suka, itu masalah lain. Toh, hal itu sangatlah subjektif.

Namun, satu yang perlu diakui adalah Mie Ayam Sengketa memang seterkenal dan selegendaris itu di kalangan mahasiswa UI. Jadi, seperti yang sebelumnya telah saya katakan, Mie Ayam Sengketa memang layak menggenggam predikat sebagai destinasi kuliner paling legendaris di UI. No debat.

Penulis: Bintang Ramadhana Andyanto
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA 5 Rekomendasi Makanan di Kantin Budaya UI

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version