Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Pojok Tubir

Metode Danusan dengan Paid Promote Itu Problematik, Udah Gitu Promosi Akun Penipuan Lagi, Agent of Change kok Goblok!

Dito Yudhistira Iksandy oleh Dito Yudhistira Iksandy
21 Maret 2024
A A
Metode Danusan dengan Paid Promote Itu Problematik, Udah Gitu Promosi Akun Penipuan Lagi, Agent of Change kok Goblok! instagram

Metode Danusan dengan Paid Promote Itu Problematik, Udah Gitu Promosi Akun Penipuan Lagi, Agent of Change kok Goblok! (Pixabay.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Kalau ada satu wejangan yang bisa saya berikan pada adik tingkat saya di kampus, maka jangan pernah mau atau berkontribusi untuk danusan dengan metode paid promote di Instagram. Percayalah, danusan dengan jualan risol masih lebih baik daripada paid promote di Instagram.

Gini, buat kalian yang nggak familiar, biasanya mahasiswa membuka jasa paid promote buat nyari uang tambahan acara. Ya, mirip endorse ala influencer gitulah. Bedanya, kalau influencer cukup satu orang yang promosi karena engagementnya udah tinggi. Nah, karena mayoritas mahasiswa nggak punya engagement tinggi, akhirnya ada sedikit tweak di sini.

Mereka akan mengumpulkan akun Instagram panitia sebanyak-banyaknya, lalu menghitung jumlah followers dari masing-masing akun. Jumlah akun dan akumulasi followers inilah yang jadi nilai jual mereka. Biar lebih menarik lagi, biasanya harga jasanya masih terjangkau kurang dari Rp50 ribu untuk sekali promosi.

Kreatif, kan? Sekilas memang iya, tapi percayalah kalau praktik danusan macam paid promote ini lebih banyak mudharat ketimbang manfaatnya.

Sistem denda yang mencekik

Ketika ada orang yang menggunakan jasa ini, maka koordinator akan membagikan bahan paid promote seperti foto, video, dan caption. Nggak cuma itu, koordinator juga akan memberi tahu kapan postingan tersebut diunggah di akun Instagram masing-masing panitia.

Panitia yang nggak mengunggah bahan promosi sesuai jadwal yang ditentukan koordinator akan dikenakan denda, nggak peduli apa pun alasannya. Nominal denda biasanya ditentukan oleh koordinator, berdasarkan pengalaman saya dulu sekitar Rp10 ribu per postingan. “Biar disiplin dan nggak meremehkan tugas,” kata koordinator saya waktu itu.

Masalahnya, saya cuma telat 5 menit dari jadwal. Sekali lagi, cuma 5 menit. Itu juga karena saya lagi di kelas, mana sempet kepikiran buka instagram. Brengseknya alasan kayak gitu masih ditolak mentah-mentah. Jadilah saya mengorbankan uang untuk satu liter pertalite hanya untuk membayar denda.

Belakangan saya dapat bocoran kalau pemasukan paling banyak dari danusan paid promote adalah denda panitia. Jadi, dari awal mereka memang lebih fokus mengincar denda ketimbang pengguna jasa. Asu og.

Baca Juga:

3 Barang dan Jasa yang Tidak Saya Sangka Dijual di Instagram, Salah Satunya Jasa Detektif Kasus Perselingkuhan

Membayangkan Mail “Upin Ipin” Masuk Divisi Danus di Kepanitiaan Kampus, Dagangan Pasti Laris Manis

Lebih besar risiko daripada pemasukan

Celakanya, sistem promosi dengan banyak akun, satu postingan, dan waktu yang sama akan dianggap sebagai spam oleh Instagram. Jelas ini nggak bisa disepelekan. Alih-alih untung, kalian malah bisa buntung. Sebab, kalau akunmu sudah mendapat peringatan dari Instagram dan masih maksa posting, ya siap-siap akunmu dinonaktifkan.

Saya sering mendapat sambatan kawan-kawan soal akun mereka yang tiba-tiba nggak bisa dibuka setelah mengunggah postingan paid promote. Biasanya hanya muncul pesan bertuliskan “Akun anda melanggar pedoman komunitas” ketika membuka akun. Kalau sudah gini, saya cuma bisa pura-pura prihatin sambil mentertawakan kegoblokan mereka dalam hati.

Selain itu, sadarlah kalau postingan paid promote kalian itu sama dengan pencemaran feed di Instagram. Gini lho, fungsinya saya ngefollow orang itu biar postingan terbaru mereka bisa muncul. Lha, kalau kalian uploadnya keroyokan kan feed saya jadi penuh sampah. Sumpah, ini ganggu banget.

Sekarang coba pikirkan, pemasukan yang nggak seberapa itu dengan risiko akunmu bisa hilang dan kamu dibenci oleh sebagian kawanmu, apakah itu worth itu? Menurutku, sih, nggak. Tolol kalau ada yang bilang worth it.

Mayoritas pengguna paid promote adalah akun penipuan

Masalah terakhir dan yang paling penting adalah mayoritas pengguna jasa paid promote ini adalah akun penipuan. Saya yakin kalian familiar dengan akun lelang bodong yang menjual barang mewah dengan harga murah. Berdasarkan pengamatan saya, justru mereka yang sering menggunakan jasa ini daripada online shop beneran.

Saya nggak bilang kalau semua akun lelang di Instagram itu bodong ya, tapi sebagian besar bodong. Bayangkan, mosok ada orang berhasil ngebid iPhone 13 dengan harga cuma Rp3 jutaan, kan nggak mungkin. Too good to be true dan cuma orang kelewat tolol yang percaya kalau ini beneran.

Lebih tolol lagi, ada sekumpulan mahasiswa yang jelas-jelas paham kalau ini penipuan, tapi masih diterima demi uang yang nominalnya nggak seberapa itu. Sudah tolol, menyesatkan pula. Kalau gini apanya yang agent of change? Mending kalian segera muhasabah diri dan menghentikan metode paid promote yang nggak mutu ini.

Penulis: Dito Yudhistira Iksandy
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Mahasiswa Mengamen buat Danus Itu Bunuh Rezeki Orang Lain

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 21 Maret 2024 oleh

Tags: akun penipuandanusinstagrampaid promote
Dito Yudhistira Iksandy

Dito Yudhistira Iksandy

Saya punya motor namanya Arnol.

ArtikelTerkait

Twitter Nggak Akan Rest in Peace Hanya karena Stories

Twitter Nggak Akan Rest in Peace Hanya karena Stories

6 Maret 2020
Bahaya Influencer Nakal: Tarif Endorse Jutaan, Insight Konten Penuh Kepalsuan!

Bahaya Influencer Nakal: Tarif Endorse Jutaan, Insight Konten Penuh Kepalsuan!

18 Oktober 2023
Suneo Honekawa Adalah Representasi Sesungguhnya Orang-orang Menyebalkan di Instagram terminal mojok

Suneo Honekawa Adalah Representasi Sesungguhnya dari Orang-orang Menyebalkan di Instagram

11 September 2021
Flipside Instagram, Fitur Terbaik untuk Memutuskan Tali Silaturahmi (Unsplash)

Flipside Instagram, Fitur Terbaru dan Paling Halus untuk Memutuskan Tali Silaturahmi

28 Januari 2024
Hal yang Menguntungkan Ketika Menggunakan Fitur Instagram Private terminal mojok.co

Selebgram dan Pengusaha Sebaiknya Saling Memahami

9 Oktober 2020
Dilema Lucu Content Creator: Cari Uang dari Mengajar Orang Menghasilkan Uang

Dilema Lucu Content Creator: Cari Uang dari Mengajar Orang Menghasilkan Uang

16 Juli 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Pengalaman Naik Bus Eka dari Banjarnegara ke Surabaya: Melihat Langsung Orang Berzikir Saat Pedal Gas Diinjak Lebih Dalam

Pengalaman Naik Bus Eka dari Banjarnegara ke Surabaya: Melihat Langsung Orang Berzikir Saat Pedal Gas Diinjak Lebih Dalam

15 Desember 2025
Iseng Ikut Kelas Menulis Terminal Mojok, TernyataLebih Berbobot daripada Mata Kuliah di Kampus Mojok.co

Iseng Ikut Kelas Menulis Terminal Mojok, TernyataLebih Berbobot daripada Mata Kuliah di Kampus

10 Desember 2025
3 Kebiasaan Pengendara Motor di Solo yang Dibenci Banyak Orang

3 Kebiasaan Pengendara Motor di Solo yang Dibenci Banyak Orang

16 Desember 2025
Kembaran Bukan Purwokerto, Jangan Disamakan

Kembaran Bukan Purwokerto, Jangan Disamakan

16 Desember 2025
Dilema Warga Gondangrejo: Mengaku Orang Karanganyar, Jauhnya Kebangetan. Mengaku Orang Solo, KTP Nggak Setuju

Dilema Warga Gondangrejo: Mengaku Orang Karanganyar, Jauhnya Kebangetan. Mengaku Orang Solo, KTP Nggak Setuju

13 Desember 2025
5 Tayangan Netflix yang Sebaiknya Jangan Ditonton Saat Makan, Bikin Mual! Mojok.co

5 Tayangan Netflix yang Sebaiknya Jangan Ditonton Saat Makan, Bikin Mual!

12 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Menyesal Kerja di Jogja dengan Gaji yang Nggak Sesuai UMP, Pilih ke Jakarta meski Kerjanya “Hectic”. Toh, Sama-sama Mahal
  • Lulusan IPB Sombong bakal Sukses, Berujung Terhina karena Kerja di Pabrik bareng Teman SMA yang Tak Kuliah
  • Kemampuan Wajib yang Dimiliki Pamong Cerita agar Pengalaman Wisatawan Jadi Bermakna
  • Kedewasaan Bocah 11 Tahun di Arena Panahan Kudus, Pelajaran di Balik Cedera dan Senar Busur Putus
  • Raibnya Miliaran Dana Kalurahan di Bantul, Ada Penyelewengan
  • Hanya Punya 1 Kaki, Jadi Kurir JNE untuk Hidup Mandiri hingga Bisa Kuliah dan Jadi Atlet Berprestasi

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.