Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Gaya Hidup

Perokok di Toilet Umum Adalah Spesies yang Sama Busuknya dengan Mereka yang Merokok Sambil Berkendara

Janu Wisnanto oleh Janu Wisnanto
3 November 2025
A A
Perokok di Toilet Umum Adalah Spesies yang Sama Busuknya dengan Mereka yang Merokok Sambil Berkendara

Perokok di Toilet Umum Adalah Spesies yang Sama Busuknya dengan Mereka yang Merokok Sambil Berkendara

Share on FacebookShare on Twitter

Kalau ada daftar kecil berisi perilaku manusia yang bikin iman goyah tapi hukum belum mengaturnya, dua nama besar pasti bertengger di sana. Pertama, orang yang merokok sambil berkendara, dan kedua, orang yang merokok di dalam toilet umum. Dua spesies yang entah kenapa selalu merasa dunia ini adalah asbak pribadi mereka.

Mari mulai dari yang kedua. Toilet umum. Tempat paling sederhana dalam hidup, tapi entah kenapa paling sering dikhianati. Saya sudah terlalu sering mengalami momen di mana niat awal hanya ingin buang air, tapi malah dapat bonus aroma “kopi dan nikotin” yang bersatu padu dengan sisa-sisa kloset tak disiram sempurna. Kalau neraka punya ruang tunggu, mungkin baunya akan seperti itu.

Saya tidak tahu apa yang mendorong seseorang untuk merokok di dalam toilet. Mungkin sensasi jadi bandit? Mungkin ingin merasakan “edgy” dalam versi paling aneh? Atau mungkin karena mereka pikir toilet adalah satu-satunya ruang privat di dunia yang bisa menampung seluruh pelarian eksistensialnya dari tagihan, dari kerjaan, atau dari kenyataan bahwa mereka sebenarnya manusia biasa yang tak penting-penting amat. Tapi tetap saja, apa pun alasannya, tindakan itu tetap tolol.

Toilet umum sudah buruk kualitasnya, eh, dipake ngerokok

Padahal ya, mari jujur sebentar bahwa toilet publik di negeri ini sering kali sudah cukup menyedihkan tanpa perlu tambahan aroma tembakau. Air kadang seret, flush-nya ngadat, dan kadang ada sisa tisu yang terdampar tragis di lantai. Lalu datanglah makhluk satu ini, si penyumbang asap di ruang yang sudah cukup pengap. Lengkaplah sudah penderitaan.

Yang membuat saya geleng-geleng bukan cuma soal bau asap yang menempel di hidung dan baju, tapi mentalitas di baliknya. Ini bukan sekadar tentang merokok di tempat yang salah, tapi tentang rasa “nggak peduli” yang sudah mendarah daging. Seolah aturan “dilarang merokok” itu bukan imbauan, melainkan tantangan.

Padahal, toilet umum bukan tempat ekspresi kebebasan pribadi. Itu ruang komunal, tempat semua orang punya hak untuk tidak menghirup tar dan nikotin di sela napas panik saat buru-buru pipis.

Kalau dipikir-pikir, orang-orang seperti ini punya kesamaan pola pikir dengan mereka yang merokok sambil berkendara. Sama-sama merasa keren, sama-sama tak peduli dengan orang lain. Bedanya, yang satu menyebarkan asap di jalanan, yang satu menyebarkannya di ruang paling sempit dan lembap dalam kehidupan manusia, toilet. Dua-duanya, kalau boleh jujur, sudah selangkah lagi menuju status “makhluk langka yang pantas diawetkan di museum keegoisan.”

Saya sering ingin menegur, tapi bagaimana? Di toilet, orang itu sudah lebih dulu bersembunyi di balik pintu. Tak mungkin saya mengetuk sambil bilang, “Mas, boleh ngerokoknya di luar aja?” Bisa-bisa malah dikira saya petugas kebersihan yang sok suci. Jadi biasanya saya memilih keluar dengan wajah masam, lalu menuliskan kekesalan saya di kepala bahwa entah kenapa, di negeri ini, rasa malu dan rasa bersalah sering kalah oleh rasa berhak.

Baca Juga:

4 Alasan Kloset Jongkok Lebih Cocok buat Toilet Umum ketimbang Kloset Duduk, Lebih Natural!

Toilet Mall Berbayar di Malang, Pungutan yang Dinormalisasi Warga Malang tapi Aneh di Mata Orang Luar

Sok suci

Lucunya, sebagian dari mereka mungkin merasa merokok di toilet itu “tidak merugikan siapa-siapa.” Padahal jelas-jelas merugikan. Bukan cuma orang lain yang jadi korban pasif, tapi juga sistem ventilasi yang dipaksa bekerja ekstra. Belum lagi aroma rokok yang melekat di dinding sampai berhari-hari, bercampur dengan bau pembersih lantai yang berusaha keras menutupi bau dosa.

Sialnya lagi, mereka ini sering muncul di tempat yang justru mengusung citra “modern dan bersih” di kafe, coworking space, atau kampus. Tempat yang di luar tampak keren, tapi di dalam toiletnya seperti medan perang antara kloset, tisu, dan puntung rokok. Ada paradoks yang kental di situ bahwa manusia yang tampil mewah di luar tapi jorok di tempat yang tak terlihat. Seolah kebersihan cuma berlaku selama orang lain bisa menyaksikannya. Begitu masuk ke ruang privat, semua sopan santun mati di tangan korek api.

Kadang saya berpikir, mungkin ada korelasi antara moral dan kebiasaan kecil. Orang yang bisa menjaga kebersihan toilet umum cenderung punya kesadaran sosial yang lebih tajam. Sementara mereka yang merasa bebas ngerokok di mana pun tanpa peduli sekitar, ya, mungkin juga tipe orang yang suka parkir sembarangan dan merasa lampu sein itu opsional.

Toilet umum, tempat ujian moral paling jujur

Toilet umum memang tempat ujian moral paling jujur. Di sana tak ada penonton, tak ada kamera, tak ada citra yang perlu dijaga. Hanya ada Anda, kloset, dan keputusan apakah mau meninggalkan tempat itu lebih kotor atau lebih bersih dari saat Anda datang. Di situ sebenarnya terlihat kualitas manusia sesungguhnya, apakah dia peduli pada orang lain, bahkan saat tak ada yang menilai?

Sayangnya, sebagian orang memilih gagal di ujian itu. Mereka membuang puntung rokok ke dalam wastafel atau kloset, menganggap abu rokok bisa menguap begitu saja, atau malah sengaja menempelkan bekas bara di pintu, meninggalkan jejak dosa kecil yang abadi.

Saya tidak sedang menuntut kesempurnaan. Semua orang punya kebiasaan buruk. Tapi kalau hal sesederhana menghargai udara orang lain saja tidak bisa dilakukan, kita ini mau jadi bangsa yang bagaimana? Kadang saya merasa, masalah bangsa ini bukan cuma soal ekonomi atau politik, tapi soal perilaku sehari-hari yang sudah kebal terhadap rasa malu.

Orang bisa berdiskusi panjang soal etika, toleransi, dan budaya, tapi kalau di toilet umum saja masih ngerokok sembarangan, semua itu cuma teori. Dan teori, seperti asap rokok, cepat menguap begitu pintu toilet ditutup.

Mungkin sudah saatnya kita berhenti memaklumi. Berhenti anggap hal kecil ini remeh. Karena dari kebiasaan sepele seperti itu, kita bisa tahu apakah seseorang benar-benar dewasa, atau hanya tua saja.

Penulis: Janu Wisnanto
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Boker Sambil Ngebul Nggak Masalah, tapi Puntung Rokok Jangan Ditinggal, Bos!

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 3 November 2025 oleh

Tags: kebersihan toilet umum di Indonesialarangan merokok di toilet umumperokokToilet Umum
Janu Wisnanto

Janu Wisnanto

Mahasiswa semester akhir Universitas Ahmad Dahlan, jurusan Sastra Indonesia. Pemuda asli Sleman. Penulis masalah sosial di Daerah Istimewa Yogyakarta.

ArtikelTerkait

Misteri Panjangnya Antrian di Toilet Perempuan (Pixabay)

Misteri Panjangnya Antrian di Toilet Perempuan. Apakah Mereka Masuk ke Dimensi Lain? Diculik Alien?

24 Oktober 2022
Bisnis Toilet Umum Adalah Ide Usaha Terbaik untuk Rumah Dekat Tempat Wisata. Meski Kerap Dipandang Sebelah Mata, Cuannya Lumayan

Bisnis Toilet Umum Adalah Ide Usaha Terbaik untuk Rumah Dekat Tempat Wisata. Meski Kerap Dipandang Sebelah Mata, Cuannya Lumayan

12 Agustus 2024
Rokok Itu Simbol Komunis-Kapitalis-Liberal-Konservatif, Pokoknya Bahaya!

Rokok Itu Simbol Komunis-Kapitalis-Liberal-Konservatif, Pokoknya Bahaya!

5 November 2022
5 Hal Soal Toilet SPBU yang Perlu Erick Thohir Tahu terminal mojok.co

5 Hal Soal Toilet SPBU yang Perlu Erick Thohir Tahu

24 November 2021
5 Hal yang Tidak Ditemukan di Malioboro Jogja. Baca Ini Sebelum Berkunjung!

5 Hal yang Tidak Ditemukan di Malioboro Jogja. Baca Ini Sebelum Berkunjung!

18 Oktober 2023
jakarta bebas rokok rokok andalan iklan sampoerna rokok mojok

Kalau Program Jakarta Bebas Rokok Sekadar Menutup Produk Rokok, Masalah Nggak Bakal Selesai

20 September 2021
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Pengalaman Transit di Bandara Sultan Hasanuddin: Bandara Elite, AC dan Troli Pelit

Pengalaman Transit di Bandara Sultan Hasanuddin: Bandara Elite, AC dan Troli Pelit

1 Desember 2025
Culture Shock Orang Lamongan Menikah dengan Orang Mojokerto: Istri Nggak Suka Ikan, Saya Bingung Lihat Dia Makan Rujak Pakai Nasi

Culture Shock Orang Lamongan Menikah dengan Orang Mojokerto: Istri Nggak Suka Ikan, Saya Bingung Lihat Dia Makan Rujak Pakai Nasi

2 Desember 2025
3 Sisi Lain Grobogan yang Nggak Banyak Orang Tahu

3 Sisi Lain Grobogan yang Nggak Banyak Orang Tahu

4 Desember 2025
4 Hal Menjengkelkan yang Saya Alami Saat Kuliah di UPN Veteran Jakarta Kampus Pondok Labu

4 Hal Menjengkelkan yang Saya Alami Saat Kuliah di UPN Veteran Jakarta Kampus Pondok Labu

1 Desember 2025
Bukan Hanya Perpustakaan Daerah, Semua Pelayanan Publik Itu Jam Operasionalnya Kacau Semua!

Bukan Hanya Perpustakaan Daerah, Semua Pelayanan Publik Itu Jam Operasionalnya Kacau Semua!

1 Desember 2025
Bengawan Solo: Sungai Legendaris yang Kini Jadi Tempat Pembuangan Sampah

Bengawan Solo: Sungai Legendaris yang Kini Jadi Tempat Pembuangan Sampah

2 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana
  • Senyum Pelaku UMKM di Sekitar Candi Prambanan Saat Belajar Bareng di Pelatihan IDM, Berharap Bisa Naik Kelas dan Berkontribusi Lebih


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.