Generasi 90-an selalu punya alasan untuk membanggakan segala sesuatu yang pernah dialami juga dirasakan beberapa tahun silam. Mulai dari kemunculan banyak band legendaris dan musik yang menjadi favorit hingga saat ini, cara berkomunikasi sebelum era digital, sampai dengan ragam acara yang pernah dilihat di pertelevisian Indonesia.
Sebagai seseorang yang termasuk dalam generasi 90-an, satu acara televisi yang paling diingat sekaligus saya rindukan kehadirannya adalah Spontan dengan slogan “uhuy” yang sangat terkenal dan ikonik pada masanya. Acara Spontan dibawakan secara mumpuni oleh Komeng beserta Ulfa Dwi Yanti. Spontan juga diisi beberapa artis kenamaan, salah satunya Septian Dwi Cahyo. Septian mengisi segmen pantomim dan berperan sebagai Den Bagus.
Sependek ingatan saya, acara Spontan kali pertama tayang di SCTV setiap hari sabtu, pukul 20.30 WIB. Kala itu, Spontan menjadi salah satu tayangan apik yang ditunggu oleh saya juga keluarga di rumah untuk mengisi kegiatan malam minggu secara bersama-sama di ruang keluarga.
Saya ingat betul, tiap masuk sekolah pada hari Senin, saya bersama teman-teman selalu berbagi cerita tentang apa saja yang sudah kami lihat dalam acara Spontan yang tayang pada hari Sabtu. Hal tersebut menjadi rutinitas dan kenangan tersendiri yang bisa diingat hingga saat ini
Bagi saya, Spontan adalah salah satu acara yang tidak bisa dibilang jelek. Sebab, konten yang ditampilkan betul-betul menarik dan sangat menghibur. Di antaranya ada segmen Den Bagus (tayangan pantomim yang diperankan oleh Septian Dwi Cahyo), dubbing suara hewan yang kebanyakan diambil gambarnya di kebun binatang, prank, juga sesi bicara antara Komeng dan Ulfa Dwi Yanti sebagai MC.
Prank yang ditayangkan dalam acara Spontan tentu tidak seperti kebanyakan prank sekarang yang cenderung bikin sakit hati dan mengundang kontroversi. Sebagai gambaran, seseorang yang kena prank dalam acara Spontan itu memang selalu terlihat sangat kaget. Tapi setelahnya akan tertawa bersama, lalu tim Spontan akan datang untuk memberi penjelasan dan bersama-sama mengucapkan, “Spontan, uhuy!”
Untuk segmen Den Bagus, tampilannya berupa hitam-putih. Tampilan tersebut merupakan adaptasi dari tayangan Charlie Chaplin yang populer pada masanya dan dibawakan tanpa dialog.
Segmen lain yang tidak kalah lucu adalah dubbing dari para hewan di suatu kebun binatang. Asli, antara dubbing dan gestur hewannya sangat pas dan lucunya nggak ada obat. Tidak jarang, apa yang diucapkan oleh para hewan pada sesi dubbing ini menyentil situasi dan kondisi sosial pada masanya. Betul-betul relate dengan kehidupan sehari-hari.
Secara keseluruhan, Spontan tayang selama 12 tahun, dari 1996-2008, dan sempat berganti-ganti saluran. Awalnya di SCTV, Trans TV, terakhir di ANTV.
Sungguh, saat ini, saya sangat merindukan acara tv yang menghibur dan ditunggu tayangannya oleh anggota keluarga di rumah agar bisa ditonton bersama pada waktu reguler. Spontan menjadi salah satu tolok ukur yang bisa saya sebutkan. Mengingat, acara dalam saluran tv lokal ya gitu-gitu aja. Mau coba beralih ke YouTube atau Instagram sama aja. Isinya drama juga kontroversi yang berakhir dengan klarifikasi.
Pasalnya, setelah tayangan Spontan berakhir, rasanya cukup sulit untuk menemukan acara bergenre variety show serupa yang bisa menghibur banyak penonton layar kaca di Indonesia. Saat ini, dibanding variety show, kebanyakan alternatif tontonan malah bergenre reality show yang lebih mengutamakan drama, memperlihatkan konflik serta intrik settingan, dibanding canda dan tawa.
Saya malah jadi bertanya-tanya. Dibanding canda tawa dan mendapat hiburan, apakah saat ini kebanyakan masyarakat kita lebih suka menonton konflik dan drama yang dikemas dalam suatu acara settingan? Eh.
Saya betul-betul berharap acara Spontan bisa kembali tayang di layar kaca. Mau dibuat “New Spontan” boleh, re-make acara Spontan boleh, bahkan menayangkan kembali tayangan Spontan dari awal kemunculannya pada 24 tahun lalu pun tidak apa-apa. Saya sangat rindu acara Spontan dengan segala candaan dan konten yang ditayangkan. Hiks. :’(
Bisa saja saya cek dan menonton kembali di Youtube, tapi, kebanyakan hanya berupa potongan dalam satu segmen saja, tidak ditampilkan secara utuh. Dan durasi asli acara 30-60 menit, jadi rasanya kurang aja gitu kalau hanya menonton sekitar 5-10 menitan.
Jadi gimana, apakah stasiun TV lokal ada yang tertarik untuk menayangkan kembali acara Spontan?
BACA JUGA Kenapa sih Kita Nggak Pernah Bosen Denger Lagu di Radio Meski Ada Spotify dan YouTube? dan tulisan Seto Wicaksono lainnya.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.