• Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
Terminal Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Cerita Cinta
    • Gadget
    • Hewani
    • Personality
    • Nabati
  • Pojok Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Tiktok
  • Politik
  • Kesehatan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Cerita Cinta
    • Gadget
    • Hewani
    • Personality
    • Nabati
  • Pojok Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Tiktok
  • Politik
  • Kesehatan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Gaya Hidup
  • Pojok Tubir
  • Kampus
  • Hiburan
  • Tiktok
  • Politik
  • Kesehatan
Home Gaya Hidup Gadget

Pura-Pura Diculik Demi iPhone X: Ngeprank?

Utamy Ningsih oleh Utamy Ningsih
26 Juli 2019
0
A A
ngeprank

ngeprank

Share on FacebookShare on Twitter

Generasi 90-an pasti sudah tidak asing lagi dengan program acara Spontan yang dibawakan oleh Komeng. Program acara ini termasuk salah satu program yang punya segmen khusus untuk ngerjain orang. Meski bisa dibilang Spontan termasuk program acara yang menertawakan “kesialan” orang lain, namun pada kenyataannya program ini tayang cukup lama di Indonesia. Bahkan sampai sekarang, masih ada orang yang sengaja bernostalgia dengan menontonnya melalui youtube.

Saya sendiri juga sebenarnya tidak begitu update dengan program-program televisi yang konsepnya ngerjain orang. Selain Spontan, program acara yang konsepnya ngerjain orang yang membekas di ingatan saya adalah Ups Salah—program acara televisi yang dibawakan oleh Vincent dan tayang di Trans7. Konsep atau cara kerjanya adalah dengan menelepon orang untuk kemudian pura-pura sedang salah sambung. Sering kali, orang yang menjadi korban sampai dibuat benar-benar emosi karena ulah Vincent. Hmm…sungguh suatu kerjaan yang kurang kerjaan.

Seiring berjalannya waktu, istilah ngerjain orang sepertinya lebih dikenal dengan sebutan ngeprank. Untuk bisa ditonton saat sedang ngeprank orang lain pun tidak harus dengan melibatkan stasiun televisi. Asal punya gawai untuk merekam video—proses berjalannya ngeprank—dan punya akun media sosial untuk mengunggah video tersebut, siapa saja bisa menjadi “host” acara ngeprank.

Nah, di saat orang-orang sedang ramai membuat video ngeprank, muncul satu berita yang sebenarnya mau disebut ngeprank tapi kok keterlaluan, dibilang nggak ngeprank tapi nyatanya memang sudah ngerjain orang. Mana yang dikerjain itu orang tua sendiri lagi. Hmm…Biar amannya, kata ngeprank-nya dikasih tanda kutip saja lah yah. Oke sip.


Jadi, beberapa hari yang lalu sempat tersiar kabar tentang penculikan terhadap seorang mahasiswi di Makassar—berinisial RZ. “Pelaku penculikan” tersebut mengirim foto RZ—dalam keadaan disekap dengan tangan terikat dan mata ditutup—kepada pihak keluarga RZ. Dalam menjalankan aksinya, “pelaku penculikan” itu pun meminta uang tebusan sebesar dua puluh lima juta rupiah. Jumlah yang tidak sedikit bagi saya yang termasuk dalam golongan sobat misqueen.

Mendapat kabar tersebut, orang tua RZ—yang baru saja menjual tanahnya—langsung menyiapkan uang tebusan. Untungnya, sebelum mengirimkan uang tebusan kepada nomor rekening yang diberikan oleh “pelaku”, pihak keluarga masih sempat untuk memilih melaporkan kasus tersebut kepada pihak kepolisian. Nah, berkat bantuan pihak kepolisian, RZ pun akhirnya ditemukan. Eh, ternyata oh ternyata, kasus penculikan tersebut adalah sebuah “prank” saudara-saudara sekalian. RZ ternyata tidak diculik, melainkan RZ menculik dirinya sendiri. Loh, maksudnya gimana?

Ya sebenarnya RZ cuma pura-pura diculik. Penculikannya direkayasa. RZ meminta bantuan temannya untuk mengambil foto dirinya dalam keadaan (seolah-olah) sedang diculik. Foto itulah yang kemudian dikirim kepada orangtuanya. Apa alasannya melakukan hal tersebut? Katanya sih—salah satu alasannya—karena pengen beli iPhone X. Weleh weleh~

Boleh dibilang, RZ ini semacam mengambil kesempatan dalam kesempitan. Dia kan tahu, orangtuanya lagi punya banyak duit karena habis jual tanah. Nah, kebetulan dia memang lagi pengen beli iPhone X. Tetapi, mungkin RZ berpikir: kalau mau jujur untuk minta dibeliin sama orangtua juga belum tentu dibeliin, makanya dia merekayasa kasus penculikannya sendiri. Sayangnya, RZ ternyata gagal menjalankan misinya. Mungkin RZ tidak kepikiran bahwa orangtuanya akan lapor polisi, atau mungkin dia merasa nggak mungkinlah bisa sampai ditemukan oleh pihak Kepolisian.

Sejujurnya, saya juga tidak tahu apakah di luar sana ada yang sudah pernah melakukan hal “pintar” semacam yang dilakukan RZ ini. Yang saya tahu, memang sudah sering sih ada anak-anak yang memaksa bahkan sampai mengancam orangtuanya cuma karena pengen punya gawai atau telepon pintar. Hal tersebut bisa dibilang karena pengaruh gengsi dalam pergaulan .

Tidak bisa dimungkiri, di sekitar kita mungkin ada memang tipe orang yang tidak bisa menahan diri. Pokoknya kalau lihat orang punya sesuatu, dia juga harus punya. Atau malah dia harus menjadi trendsetter di kalangan teman-temannya. Sebenarnya tidak ada masalah dengan sifat seperti ini, asalkan situasi dan kondisi memang memungkinkan untuk melakukan hal tersebut. Yang biasanya jadi masalah itu kalau gaya hidup tidak sesuai dengan kondisi finansial. Istilah kerennya BPJS (Budget Pas-Pasan Jiwa Sosialita).

Untuk kasusnya RZ ini saya yakin—setelah kasus ini terungkap—dia pasti sudah banyak mendapat nasihat—dan cibiran—dari orang-orang. Mungkin RZ lupa, biasanya orang tua itu kalau belum memenuhi apa yang kita inginkan, berarti memang ada hal lain yang dianggap lebih penting untuk dipenuhi lebih dulu. Atau bisa jadi malah memang apa yang diinginkan itu terlalu berat untuk dipenuhi. Untuk memahaminya—sebagai anak—memang harus punya rasa peka.

Ya, RZ mungkin sedang lupa atau khilaf. Saya juga tentu saja pernah lupa dan khilaf. Dari kasus ini juga saya jadi semakin sadar, bahwa bagaimanapun komunikasi itu adalah hal penting dalam setiap hubungan. Termasuk di dalamnya hubungan orang tua dan anak.

Selain itu hal yang juga perlu digaris bawahi adalah, punya banyak teman dan pergaulan yang luas itu boleh-boleh saja, tapi jangan sampai jadi lupa diri. Ingat-ingat selalu, penyesalan itu datangnya memang belakangan, kalau datangnya lebih awal namanya terlalu bersemangat dong yah. Wkwkwkwkwk

Terakhir diperbarui pada 19 Januari 2022 oleh

Tags: iphone xkomengngeprankngerjain orangprogram televisi
Utamy Ningsih

Utamy Ningsih

Suka Membaca, Belajar Menulis.

Artikel Lainnya

acara kuis mojok.co

5 Acara Kuis Paling Dikenang Tahun 90-an dan 2000-an

21 Maret 2022
Kiat Menjadi Pria Idaman kayak Abdullah Rendy di 'Ikatan Cinta' mojok.co/terminal

Kiat Menjadi Pria Idaman kayak Abdullah Rendy di ‘Ikatan Cinta’

5 Maret 2021
Kita Butuh Acara Semacam 'Republik Mimpi' Lagi terminal mojok.co

Kita Butuh Acara Semacam ‘Republik Mimpi’ Lagi

5 Maret 2021
Nobatkan Indosiar sebagai Stasiun TV Paling Kreatif yang Pernah Ada! terminal mojok.co

Nobatkan Indosiar sebagai Stasiun TV Paling Kreatif yang Pernah Ada!

6 Februari 2021
Betapa Menyenangkannya Melihat para Senior Komedian Indonesia Jadi YouTuber terminal mojok.co

Betapa Menyenangkannya Melihat para Senior Komedian Indonesia Jadi YouTuber

26 Januari 2021
Sinetron dan Reality Show Settingan Adalah Penyelamat Televisi terminal mojok.co

Sinetron dan Reality Show Settingan Adalah Penyelamat Televisi

17 Januari 2021
Pos Selanjutnya
dilarang kuliah

Di Kampung Saya, Anak Mudanya Terancam Dilarang Kuliah

Terpopuler Sepekan

Jangan Nyinyirin Megawati yang Tak Mau Punya Menantu Tukang Bakso

Jangan Nyinyirin Megawati yang Tak Mau Punya Menantu Tukang Bakso

24 Juni 2022
4 Oleh-oleh Khas Solo yang Sebaiknya Jangan Dibeli

Kota Solo, Sebaik-baiknya Kota untuk Menetap

24 Juni 2022
ngeprank

Pura-Pura Diculik Demi iPhone X: Ngeprank?

26 Juli 2019
Stasiun Cipeundeuy Beneran Sakti Atau Keselamatan Harga Mati Terminal Mojok

Stasiun Cipeundeuy: Beneran Sakti Atau Keselamatan Harga Mati?

21 Juni 2022
6 Budaya Kerja Jepang yang Bikin Geleng-geleng Kepala Terminal Mojok

6 Budaya Kerja Jepang yang Bikin Geleng-geleng Kepala

25 Juni 2022
5 Toko Lumpia Paling Enak di Semarang Terminal Mojok

5 Toko Lumpia Paling Enak di Semarang

29 Juni 2022
Saran untuk Warga Jawa Tengah yang Daerahnya Mulai Diserbu Pabrik

Saran untuk Warga Jawa Tengah yang Daerahnya Mulai Diserbu Pabrik

28 Juni 2022

Dari MOJOK

  • Menanti Prambanan Jazz Festival 2022 yang Penuh Kolaborasi
    by Hammam Izzuddin on 30 Juni 2022
  • PPDB SMA/SMK Ditutup, Sekolah Pinggiran di DIY Kekurangan Murid
    by Yvesta Ayu on 30 Juni 2022
  • Teror Spirit di Puncak Bogor Hingga Makassar: Antara Keriaan dan Kemarahan yang Tak terjawab
    by Billy Soemawisastra on 30 Juni 2022
  • Sambangi Sultan, KPK Pastikan Kembangkan Kasus Haryadi Suyuti
    by Yvesta Ayu on 30 Juni 2022
  • Kritik Thomas Doll: Ini Lapangan atau Ladang Angon Sapi?
    by Ali Ma'ruf on 30 Juni 2022

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=GzeZNzywPSE&t=45s

Subscribe Newsletter

* indicates required

  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
DMCA.com Protection Status

© 2022 Mojok.co - All Rights Reserved .

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Gaya Hidup
    • Cerita Cinta
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Hewani
    • Kecantikan
    • Nabati
    • Olahraga
    • Otomotif
    • Personality
  • Pojok Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Acara TV
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Tiktok
  • Politik
  • Kesehatan
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2022 Mojok.co - All Rights Reserved .

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In