Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Meriam Bambu, Sarana Ngabuburit Paling Menyenangkan. #TakjilanTerminal02

Iqbal AR oleh Iqbal AR
13 April 2021
A A
meriam bambu ngabuburit ramadhan bulan puasa mojok

meriam bambu ngabuburit ramadhan bulan puasa mojok

Share on FacebookShare on Twitter

Ngabuburit, atau menunggu waktu buka puasa biasanya diisi dengan berbagai macam hal. Ada yang mengaji, jalan-jalan sore, olahraga, ngopi (jangan tanya mengapa, pokoknya ada), dan kegiatan-kegiatan lain. Bisa dibilang, ngabuburit ini hanya ada di Indonesia saja, di mana kegiatan-kegiatan sebelum berbuka puasa semuanya dilabeli sebagai ngabuburit. Intinya, ngabuburit ini dilakukan dengan kegiatan-kegiatan yang setidaknya bikin kita tidak terasa kalau waktu berbuka sudah dekat.

Nah, salah satu kegiatan ngabuburit yang bisa dibilang ekstrem namun cukup populer, adalah main petasan atau meriam bambu. Masing-masing tempat pasti punya sebutan sendiri untuk petasan bambu, dan kalau di tempat saya biasanya disebut sebagai “mercon bumbung”, “petasan bumbung”, atau “bumbung” saja. Buat yang belum tahu, petasan bambu ini bentuknya mirip seperti meriam, namun tanpa adanya peluru. Lalu bagaimana caranya meledak? Ya pakai karbit atau minyak tanah (tapi lebih enak pakai karbit).

Caranya membuatnya pun sederhana. Tinggal siapkan bambu sepanjang satu sampai satu setengah meter, dengan diameter sepuluh sampai lima belas sentimeter. Jangan lupa untuk membongkar pembatas ruas bambu di dalam, dan sisakan satu pembatas ruas di bagian bawah. Lalu, bambu bagian bawah (lima sampai sepuluh sentimeter dari ujung bambu) harus dilubangi untuk tempat air dan karbit. Jangan lupa siapkan kain untuk menutupi bagian depan dan bagian lubang atas.

Lalu, bagaimana “meledakkan” meriam bambu? Siapkan karbit batu dan air, serta kayu atau benda panjang lainnya sebagai penyulut. Pertama, pastikan bagian depan bambu dalam keadaan tertutup, dan lubang atas dalam keadaan terbuka. Masukkan air ke dalam bambu melalui lubang atas, secukupnya saja, jangan banyak-banyak. Lalu masukkan karbit, juga secukupnya, dan cepat-cepat untuk menutup lubang atas. Tunggu sekitar satu atau dua menit sampai karbit mendidih di air. Nyalakan penyulutnya, buka penutup bagian depan dan atas, lalu sulutkan melalui lubang atas, dan dhuarrr! Itulah meriam bambu, atau bumbung.

Di tempat saya, meriam bambu ini sudah menjadi tradisi tahunan, nyaris wajib dimainkan ketika ngabuburit. Bahkan, saking seringnya, kita sudah tidak memakai bambu lagi, tetapi memakai gundukan tanah di pinggir lapangan bola. Jadi, untuk masuk ke lapangan bola, ada jalan turun, nah pas sebelum jalan turun itu lah dipakai untuk meriam. Sistemnya pun hampir sama dengan meriam bambu. Bedanya, ini agak ribet sedikit, lah.

Jadi, kerangka meriam kita bangun dengan cara menggali dulu tanah dengan kedalaman tiga puluh sentimeter. Lalu kita buat kerangkanya dari kayu, yang dibentuk persegi sebagai kerangka dalam, dan dilubangi bagian atasnya. Setelah itu, kita masukkan kayu ke dalam tanah, dengan moncongnya berada di bidang miring tanah. Lalu kita tutup dengan tanah, yang juga harus dikeraskan agar tahan ledakan. Oh iya, jangan lupa untuk menambahkan pipa besi di bagian atas sebagai lubang penyulutnya.

Cara mainnya pun kurang lebih sama. Bedanya, untuk tempat karbit dan air, kita menyiapkan kaleng bekas susu kental manis yang dikaitkan dengan kayu panjang. Kalau kalengnya sudah terisi karbit dan air, kita masukkan melalui bagian depan meriam, dan segera kita tutup bagian atas dan moncong depan dengan kain. Sebab lebih besar, jadi kita harus tunggu dua sampai lima menit, agar karbit dan airnya mendidih. Setelah itu, buka bagian atas dan depan, lalu sulutkan dengan api, dan jegeeerrr!!! Ledakannya akan lebih besar dan kencang dari meriam bambu biasa.

Selama bertahun-tahun kami bermain meriam ini, beruntungnya kami tidak pernah diprotes oleh warga. Ya selain karena kami mainnya di lapangan yang agak jauh dari pemukiman, sebagian besar warga juga suka dengan meriam ini. Lebih meriah dan biar ada hiburan, kata mereka. Kami yang bermain juga tidak kalah senang. Lha wong modalnya tidak besar, hanya lumayan susah bikin di awal. Karbit pun tidak terlalu mahal, hanya sekitar 25-30 ribu saja per kilogram. Patungan enam anak masing-masing lima ribu juga sudah beres, dan bisa dipakai hampir dua minggu.

Baca Juga:

Warak Ngendog, Mainan “Aneh” di Pasar Malam Semarang yang Ternyata Punya Filosofi Mendalam

3 Spot Terbaik Ngabuburit Sekaligus Ngabisin Duit Jelang Petang di Magelang

Namun, sebagaimana permainan yang berhubungan dengan api dan ledakan, juga harus hati-hati. Apalagi meriam di tempat saya, yang ledakannya kencang bukan main, harus benar-benar hati-hati. Telinga juga harus hati-hati. Risikonya dua, terkena ledakan di depan, tepatnya di moncong meriam, atau telinga berdengung karena ledakannya yang kencang. Jangan sampai niat senang-senang ngabuburit menjadi celaka karena tidak hati-hati.

Itulah salah satu kegiatan ngabuburit yang masih berjalan sampai sekarang di tempat saya. Meriam bambu, atau bumbung kalau kami menyebutnya. Di tempat lain, sih, mungkin ada yang bermain ini, tapi ya pastinya masing-masing tempat berbeda meriamnya. Silakan berbagi cerita mengenai meriam bambu atau bumbung. Ini meriamku, mana meriam kalian?

BACA JUGA Tarawih Sepanjang Waktu, Puasa Sepanjang Usia dan tulisan Iqbal AR lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 20 April 2021 oleh

Tags: meriam bambuNgabuburitPuasaRamadanTakjilan Terminal
Iqbal AR

Iqbal AR

Penulis lepas lulusan Sastra Indonesia UM. Menulis apa saja, dan masih tinggal di Kota Batu.

ArtikelTerkait

Iklan Djarum 2004 Adalah Iklan Ramadan Terbaik Indonesia. #TakjilanTerminal15

20 April 2021
kedai kopi

Nasib Kedai Kopi di Bulan Ramadan

7 Mei 2019
Tradisi Kupatan sebagai Tanda Berakhirnya Hari Lebaran Masa Lalu Kelam Takbir Keliling di Desa Saya Sunah Idul Fitri Itu Nggak Cuma Pakai Baju Baru, loh! Hal-hal yang Dapat Kita Pelajari dari Langgengnya Serial “Para Pencari Tuhan” Dilema Mudik Tahun Ini yang Nggak Cuma Urusan Tradisi Sepi Job Akibat Pandemi, Pemuka Agama Disantuni Beragama di Tengah Pandemi: Jangan Egois Kita Mudah Tersinggung, karena Kita Mayoritas Ramadan Tahun Ini, Kita Sudah Belajar Apa? Sulitnya Memilih Mode Jilbab yang Bebas Stigma Kenapa Saf Tarawih Makin Maju Jelang Akhir Ramadan? Kenapa Kita Sulit Menerima Perbedaan di Media Sosial? Masjid Nabawi: Contoh Masjid yang Ramah Perempuan Surat Cinta untuk Masjid yang Tidak Ramah Perempuan Campaign #WeShouldAlwaysBeKind di Instagram dan Adab Silaturahmi yang Nggak Bikin GR Tarawih di Rumah: Ibadah Sekaligus Muamalah Ramadan dan Pandemi = Peningkatan Kriminalitas? Memetik Pesan Kemanusiaan dari Serial Drama: The World of the Married Mungkinkah Ramadan Menjadi Momen yang Inklusif? Beratnya Menjalani Puasa Saat Istihadhah Menghitung Pengeluaran Kita Kalau Buka Puasa “Sederhana” di Mekkah Apakah Menutup Warung Makan Akan Meningkatkan Kualitas Puasa Kita? Kenapa Saf Tarawih Makin Maju Jelang Akhir Ramadan? Apakah Menutup Warung Makan Akan Meningkatkan Kualitas Puasa Kita? Mengenang Serunya Mengisi Buku Catatan Ramadan Saat SD Belajar Berpuasa dari Pandemi Corona Perlu Diingat: Yang Lebih Arab, Bukan Berarti Lebih Alim Nonton Mukbang Saat Puasa, Bolehkah? Semoga Iklan Bumbu Dapur Edisi Ramadan Tahun Ini yang Masak Nggak Cuma Ibu

Apakah Menutup Warung Makan Akan Meningkatkan Kualitas Puasa Kita?

2 Mei 2020
5 Rekomendasi Tempat Beli Takjil di Kota Bogor yang Ikonik Terminal Mojok

5 Rekomendasi Tempat Beli Takjil di Kota Bogor yang Ikonik

7 April 2022
6 Tempat Berburu Takjil di Kota Makassar. Takjil Hunter, Merapat!

6 Tempat Berburu Takjil di Kota Makassar. Takjil Hunter, Merapat!

23 April 2022
5 Tipe Pembeli Daging Sapi yang Sering Bikin Saya Emosi (Pixabay)

4 Tips Beli Daging Sapi Murah di Bulan Ramadan

30 Maret 2023
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

6 Rekomendasi Tontonan Netflix untuk Kamu yang Mager Keluar Rumah Saat Liburan Tahun Baru Mojok.co

6 Rekomendasi Tontonan Netflix untuk Kamu yang Mager Keluar Rumah Saat Liburan Tahun Baru

27 Desember 2025
Tradisi Aneh Kondangan di Daerah Jepara yang Sudah Saatnya Dihilangkan: Nyumbang Rokok Slop yang Dianggap Utang

Tradisi Aneh Kondangan di Daerah Jepara yang Sudah Saatnya Dihilangkan: Nyumbang Rokok Slop yang Dianggap Utang

27 Desember 2025
Panduan Bertahan Hidup Warga Lokal Jogja agar Tetap Waras dari Invasi 7 Juta Wisatawan

Panduan Bertahan Hidup Warga Lokal Jogja agar Tetap Waras dari Invasi 7 Juta Wisatawan

27 Desember 2025
Desa Sumberagung, Desa Paling Menyedihkan di Banyuwangi (Unsplash)

Desa Sumberagung, Desa Paling Menyedihkan di Banyuwangi: Menolong Ribuan Perantau, tapi Menyengsarakan Warga Sendiri

22 Desember 2025
Kuliah Bukan Perlombaan Lulus Tepat Waktu, Universitas Terbuka (UT) Justru Mengajarkan Saya Lulus Tepat Tujuan

Kuliah Bukan Perlombaan Lulus Tepat Waktu, Universitas Terbuka (UT) Justru Mengajarkan Saya Lulus Tepat Tujuan

24 Desember 2025
Situbondo, Bondowoso, dan Jember, Tetangga Banyuwangi yang Berisik Nggak Pantas Diberi Respek

Situbondo, Bondowoso, dan Jember, Tetangga Banyuwangi yang Berisik Nggak Pantas Diberi Respek

25 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Pemuja Hujan di Bulan Desember Penuh Omong Kosong, Mereka Musuh Utama Pengguna Beat dan Honda Vario
  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa
  • Sempat “Ngangong” Saat Pertama Kali Nonton Olahraga Panahan, Ternyata Punya Teropong Sepenting Itu

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.