Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Mereka yang Menemukan Cinta dan Keindahan dalam Gelegar Sound Horeg

Iqbal AR oleh Iqbal AR
27 April 2025
A A
Mustahil Hidup Tentram di Lingkungan Pecinta Sound Horeg Banyuwangi (Pexels)

Mustahil Hidup Tentram di Lingkungan Pecinta Sound Horeg Banyuwangi (Pexels)

Share on FacebookShare on Twitter

Sudah lebih dari 4 tahun sound horeg ini eksis di tengah masyarakat. Sudah lebih dari 4 tahun pula opini saya terhadap sound horeg ini bulat, solid, juga keras. Saya nggak sepakat, nggak suka, dan saya sangat terganggu sebab gelegar sound ini selain bikin nggak nyaman di badan, juga kerap merusak. Saya juga sampai menuliskan uneg-uneg saya di Terminal Mojok terhadap sound horeg, dan bilang bahwa sound ini banyak mudharat-nya.

Namun, sikap saya terhadap sound horeg ini perlahan melunak. Saya masih menolak, nggak suka, dan nggak sepakat dengan sound horeg, hanya saja tidak sekeras sebelumnya. Ini karena saya ngobrol panjang dengan beberapa kawan yang memang mencintai, bisa menikmati, dan bisa menemukan keindahan dalam gelegar sound horeg.

Dari obrolan yang cukup panjang dan dalam itu, saya jadi paham tentang alasan-alasan mereka mencintai sound horeg. Dari obrolan itu pula saya jadi tahu hal-hal apa saja di dalam sound horeg yang menarik bagi mereka, dan apa yang mereka cari serta dapatkan.

Menemukan keindahan di tengah gelegar

Adalah Median Abbie (26), seorang kawan yang saya kenal paling suka dan paling mengikuti “skena” sound horeg. Ketika saya tanya mengapa dia suka dengan sound horeg, dan apa yang menurutnya menarik darinya, Abbie menjawabnya dengan sederhana.

“Seneng aja aku. Kalau buatku secara pribadi, kok bisa sound yang kelihatannya sesimpel itu bisa menghasilkan suara semenggelegar itu. Sound (horeg) ini suaranya banter, tapi nggak sakit di kupingku, malah enak didengar, apalagi kalau didengar dari jarak yang agak jauh. Itu uniknya.” ujar Abbie yang pernah menempuh jarak 56 kilometer dari Batu ke Pagak, dekat Kepanjen untuk nonton sound horeg.

Abbie juga memaparkan hal yang lebih menarik, bahwa baginya, nggak semua sound horeg itu bikin telinga sakit. Menurut Abbie, sound horeg yang bikin telinga sakit adalah sound yang nggak enak, entah tatanannya kurang bagus, atau hardware sound-nya jelek. Sound yang bagus, nggak akan bikin telinga sakit, setidaknya bagi pencinta horeg sepertinya.

“Buatku, sound horeg yang nggak enak itu pasti sakit di telinga, bikin badan nggak nyaman, kayak merinding, gelisah gitu. Tapi kalau sound horeg yang enak, ke badan itu gelegar dan hentakannya terasa. Di dada itu kayak jleg, mengentak gitu. Di telinga juga nggak sakit. Nah, itu sound yang enak menurutku.” lanjut Abbie yang ternyata tidak pernah merasakan efek negatif di badannya ketika mendengar dan menonton acara tersebut.

Detail suara masih bisa tertangkap

Lalu saya menanyakan tentang bagaimana mereka bisa mendengar dan menikmati musik dari sound horeg itu, padahal suaranya terlalu kencang, terlalu menggelegar, dan kadang suara bass-nya terlalu dominan. Abbie mengatakan bahwa dia masih bisa menangkap detail suaranya. “Kalau aku iso ae, Mas. Masih bisa nangkap, kok, detail-detail suaranya.” ujar Abbie.

Baca Juga:

Banyuwangi: Ditinggal Ngangeni, Ditunggui Bikin Sakit Hati

Pengalaman Motoran Banyuwangi-Bali: Melatih Kesabaran dan Mental Melintasi Jalur yang Tiada Ujung  

Pendapat ini dikuatkan oleh kawan saya yang lain, Alfareza Fahmi (24), yang menjelaskan mengapa sound horeg sekarang ini clarity-nya lebih bisa ditangkap oleh telinga para pencintanya. “Sekarang trennya gak menonjolkan bass. Sound horeg sekarang itu malah pengin menonjolkan sound mid-high. Makanya ada tren sound nrotok itu.” ujar Fahmi.

Tren sound nrotok (suara “tok tok tok tok” yang rapat dan konstan mirip cosmic music) itu memang sedang hype saat ini. Sound nrotok yang menonjolkan mid-high dan menurunkan sedikit sound low (bass) menjadikan keseluruhan sound horeg ini terdengar lebih jelas, bahkan sampai ke detail-detailnya. Menurut Fahmi, trennya sedang bergeser ke sana.

Daya tarik crafting sound horeg, dan permainan jumlah subwoofer

Selain faktor suara, salah satu hal yang bikin orang-orang seperti Abbie itu mencintai sound adalah soal gimana para pelaku itu memodifikasi sound, serta gimana mereka menyusun subwoofer yang mereka pakai. Itu menurutnya yang membuat dirinya tertarik dengan sound horeg.

“Aku itu takjub dengan mereka. Sound mereka itu hampir semuanya rakitan, custom, dan bisa menghasilkan suara yang menggelegar. Di situ seninya menurutku. Selain itu, mereka kadang cuma pakai misalnya 12 buah subwoofer, tapi suaranya bisa menggelegar. Itu yang unik, gimana rakitannya, gimana spek-nya, gimana penataannya, macam-macam, lah. Embuh gimana itu caranya.” ujar Abbie. Dia juga mengatakan bahwa jumlah subwoofer yang lebih banyak belum tentu lebih baik dan lebih bagus dari mereka yang jumlah subwoofer-nya lebih sedikit.

Terkait perkara subwoofer, Fahmi juga menambahkan bahwa sekarang, orang sound itu sudah mainnya memang di subwoofer, bukan lagi kebutuhan watt listrik. “Sekarang hitungan sound itu kan berubah. Kalau dulu kan hitungannya misalnya di area dengan luas sekian, butuhnya sekian watt. Tapi sekarang mereka mainnya jumlah subwoofer. Kalau di Banyuwangi bahkan bisa sampai puluhan, bahkan ratusan subwoofer untuk satu sound system.” ujar Fahmi.

Menurutnya pula, banyaknya subwoofer ini juga menjadi daya tarik tersendiri. Orang yang datang ke acara ini nggak hanya mendengarkan sound-nya saja atau menonton para dancer, tapi mereka juga melihat betapa banyak dan megahnya subwoofer yang dipakai.

Adu sound, dan adanya unsur mistis yang bermain

Acara ini bukan sekadar tontonan gitu aja. Acara ini juga menjadi tempat “pertarungan” berbagai macam vendor sound. Misalnya di sebuah acara sound, ada lima vendor sedang cek sound, mereka akan dijejerkan di venue, lalu diadu (secara tidak langsung), mana sound yang lebih unggul, lebih bagus, dan lebih menggelegar.

Baik Abbie maupun Fahmi mengatakan bahwa adu sound ini juga jadi daya tarik tersendiri. Di sana kita bisa lihat gimana caranya satu sound bisa lebih unggul dari sound lainnya, gimana suara yang dihasilkan satu sound bisa menutupi sound yang lainnya. Para pencinta sound horeg senang banget kalau sudah ada “pertarungan” semacam ini.

Dan selayaknya “pertarungan” pada umumnya, ada aspek non-teknis yang bermain. Ya, aspek mistis. Acara sound horeg (baik di cek sound maupun di karnaval) itu erat banget kaitannya dengan urusan mistis. Hal paling sederhana adalah adanya sesajen, atau janur yang dipasang di sebelah sound systemnya.

“Bahkan ada yang sampai kirim-kiriman mistis. Misalnya ada sound yang gagal nyala sepanjang acara, padahal sebelumnya normal-normal aja. Ada yang tiba-tiba jebol, bahkan kebakar. Lalu ditemukan beberapa benda seperti pisang atau kue apem di dalam sound, itu pasti kiriman dari vendor lain. Itu kelihatan banget, kok. Sing seneng horeg pasti ngerti.” ujar Abbie yang juga diiyakan oleh Fahmi. Menurut mereka adu sound dan campur tangan hal mistis ini juga bikin masyarakat suka banget dengan sound horeg.

Hiburan murah

Dari obrolan bersama Abbie dan juga Fahmi, saya jadi paham tentang mengapa mereka mencintai sound horeg. Bagi mereka, ini bukan soal gelegar suaranya saja. Ada hal-hal lain yang bisa diulik, yang bisa diamati. Mau itu hal teknis, estetikanya, hingga hal-hal yang kadang sulit dinalar akal sehat manusia.

Selain itu, satu hal yang akhirnya saya sadari adalah bahwa sound horeg ini hiburan murah. Menonton acara ini nggak perlu keluar biaya yang banyak. Bahkan ada banyak acara yang gratis, cuma bayar parkir aja, itupun kalau bawa kendaraan. Kalau nggak, ya benar-benar gratis. Bandingkan misalnya dengan pergi ke konser/festival musik, atau pergi ke klub/diskotik. Harus bayar ratusan ribu bahkan sekian juta. Maka nggak heran kalau banyak orang yang memilih ini sebagai hiburan mereka.  

Obrolan saya bersama dua kawan saya mungkin nggak akan mengubah sikap saya terhadap hal ini. Saya tetap menolak, tetap tidak suka. Namun, saya jadi lebih mengerti mengapa mereka bisa menemukan hal-hal yang bisa mereka cintai dari sound ini. Dan di luar sana, tentu ada banyak orang-orang seperti Median Abbie atau Alfareza Fahmi yang berhasil menemukan cinta dan keindahan di tengah gelegar sound horeg. 

Penulis: Iqbal AR
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Karnaval Sound Horeg Dicap Mengganggu karena Bising, tapi di Blitar Jadi Sarana Bantu Anak Yatim

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 27 April 2025 oleh

Tags: Banyuwangihiburan rakyatjawa timurMalangsound horeg
Iqbal AR

Iqbal AR

Penulis lepas lulusan Sastra Indonesia UM. Menulis apa saja, dan masih tinggal di Kota Batu.

ArtikelTerkait

Surabaya Jauh Lebih Superior dari Semarang (Unsplash)

Semarang Boleh Lebih Superior Ketimbang Cikarang, tapi Masih Kalah Jauh Dibandingkan Surabaya

17 Juli 2023
Paiton Probolinggo Menyimpan 5 Sisi Gelap yang Memprihatinkan (Unsplash)

Di Balik Indahnya Gemerlap Lampu PLTU, Ternyata Paiton Probolinggo Memiliki Sisi Gelap yang Tak Banyak Diketahui Orang

9 Januari 2025
Jalur Alas Pujon, Jalur Favorit Mahasiswa Plat S dan Plat AG yang Kuliah di Malang

Jalur Alas Pujon, Jalur Favorit Mahasiswa Plat S dan Plat AG yang Kuliah di Malang

14 Juni 2023
Ilustrasi Balap liar di Banyuwangi (Unsplash)

5+1 Saran dari Warga untuk Pemkab Banyuwangi yang Nggak Berdaya Memberantas Balap Liar

4 November 2023
Sebagai Warga Surabaya, Saya Setuju Ibu Kota Jawa Timur Pindah ke Malang Terminal Mojok

Sebagai Warga Surabaya, Saya Setuju Ibu Kota Jawa Timur Pindah ke Malang

5 Februari 2023
4 Penyebab Kemacetan di Kota Kediri, Bikin Darah Tinggi!

4 Penyebab Kemacetan di Kota Kediri, Bikin Darah Tinggi!

7 Oktober 2023
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Setup Makaroni Kuliner Khas Solo, tapi Orang Solo Nggak Tahu

Setup Makaroni: Kuliner Khas Solo tapi Banyak Orang Solo Malah Nggak Tahu

19 Desember 2025
Pendakian Pertama di Gunung Sepikul Sukoharjo yang Bikin Kapok: Bertemu Tumpukan Sampah hingga Dikepung Monyet

Pendakian Pertama di Gunung Sepikul Sukoharjo yang Bikin Kapok: Bertemu Tumpukan Sampah hingga Dikepung Monyet

15 Desember 2025
Selo, Jalur Favorit Saya untuk Pulang ke Magelang dari Solo Mojok.co

Selo, Jalur Favorit Saya untuk Pulang ke Magelang dari Solo

14 Desember 2025
Niat Hati Beli Mobil Honda Civic Genio buat Nostalgia, Malah Berujung Sengsara

Kenangan Civic Genio 1992, Mobil Pertama yang Datang di Waktu Tepat, Pergi di Waktu Sulit

15 Desember 2025
Toyota Corolla Altis, Sedan Tua Terbaik yang Masih Sulit Dikalahkan di Harga Kurang dari Rp100 Juta

Toyota Corolla Altis, Sedan Tua Terbaik yang Masih Sulit Dikalahkan di Harga Kurang dari Rp100 Juta

17 Desember 2025
Lumajang Bikin Sinting. Slow Living? Malah Tambah Pusing (Unsplash)

Lumajang Sangat Tidak Cocok Jadi Tempat Slow Living: Niat Ngilangin Pusing dapatnya Malah Sinting

19 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Liburan Nataru di Solo Safari: Ada “Safari Christmas Joy” yang Bakal Manjakan Pengunjung dengan Beragam Sensasi
  • Upaya Merawat Gedung Sarekat Islam Semarang: Saksi Sejarah & Simbol Marwah yang bakal Jadi Ruang Publik
  • Busur Panah Tak Sekadar Alat bagi Atlet Panahan, Ibarat “Suami” bahkan “Nyawa”
  • Pasar Petamburan Jadi Saksi Bisu Perjuangan Saya Jualan Sejak Usia 8 Tahun demi Bertahan Hidup di Jakarta usai Orang Tua Berpisah
  • Dipecat hingga Tertipu Kerja di Jakarta Barat, Dicap Gagal saat Pulang ke Desa tapi Malah bikin Ortu Bahagia
  • Balada Berburu Si Elang Jawa, Predator Udara Terganas dan Terlangka

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.