Sudah beberapa minggu terakhir SPBU Shell di berbagai daerah di Indonesia kehabisan stok Bahan Bakar Minyak (BBM). Habisnya stok BBM berkaitan dengan keputusan pemerintah menutup keran impor bagi perusahaan SPBU milik swasta. Terlepas dari pro kontra terkait keputusan itu, saya merasa sangat kecewa karena tidak bisa membeli bahan bakar dengan kualitas yang saya mau.
Sebenarnya, saya termasuk pelanggan baru Shell. Sebelumnya, saya berlangganan SPBU pelat merah karena harganya lebih ramah di kantong. Dahulu, saya enggan menggunakan Shell karena mahal dan terlihat lebih mewah. Kaum biasa saja dan mendang-mending seperti saya sudah minder duluan melihat antrean kendaraan di Shell.
Akan tetapi, semenjak kabar “oplosan BBM” tersiar di awal tahun ini, saya membulatkan tekad untuk beralih ke SPBU Shell. Walau harganya memang lebih mahal, kualitasnya bisa dipertanggungjawabkan. Selain itu, ada banyak alasan lain yang membuat saya menyesal kenapa baru-baru ini jadi pelanggan Shell.
#1 Antrean panjang, tapi petugas SPBU Shell tetap sat-set melayani
Masyarakat sudah banyak yang menyadari keunggulan SPBU Shell, salah satu yang jadi favorit adalah Shell Super. Antrean panjang pun tidak bisa dihindari. Kendati begitu, barisannya tidak sampai keluar area pom, ya. Tidak seperti SPBU “sebelah”.
Satu hal lagi yang patut diapresiasi, jalur motor tidak didiskriminasi. Kami diberikan ruang yang cukup lebar untuk mengisi bahan bakar. Mereka tidak hanya memerhatikan pengisian BBM untuk mobil atau kendaraan besar lainnya.
Tidak hanya itu, SPBU Shell memiliki petugas berseragam merah kuning yang pelayanannya sat-set plus ramah. Kami para konsumen tidak dibiarkan menunggu terlalu lama untuk mendapatkan bensin. Tidak lupa memberikan senyuman terbaik walaupun saya tahu mereka sudah lelah dan gerah. Gimana mau pindah ke lain hati kalau pelanggan dilayani secara prima seperti ini?
#2 Bisa cashless dan bayar di kasir, benar-benar tertib
Zaman serba digital kayak gini, sistem cashless pun menjadi kewajiban. Apalagi anak muda sekarang malas pegang banyak uang fisik, saya juga gitu sih. Nah, SPBU Shell sudah mengikuti tren masa kini dengan menerapkan pembayaran nontunai di kasir khusus. Ada sih yang masih memberikan uang ke petugas, tapi sangat jarang. Hal ini sangat memudahkan kami para pemuja QRIS.
Antrean di kasir pun tidak begitu mengular dan tertib. Layanan pembayaran juga cepat. Saya merasa terbantu dengan cara bayar ini. Pelanggan tidak perlu ngantri kelamaan karena menunggu uang kembalian dari petugas. Tapi, kalau kamu mau pakai uang cash ya nggak masalah asal pas jumlahnya agar tidak merepotkan operator.
#3 Kualitas bensin oke, irit, dan mesin motor saya tetap sehat
Semua orang tahu kalau kualitas bensin SPBU Shell nggak kaleng-kaleng. Sebagai pengguna, saya merasakan hal serupa. Saya selalu mengisi Beat mungil saya dengan Shell Super beroktan RON 92. Dari segi penggunaan, motor ini lebih irit ketimbang Pertamax dari Pertamina misalnya. Isi full tank Shell bisa sampai 2 minggu, tapi kalau Pertamina palingan seminggu lebih dikit (dengan jarak tempuh sama).
Saya sih nggak terlalu paham tentang permesinan, tapi selama berlangganan Shell, tarikan motor saya lebih ringan dan jarang ngeden. Mau diajak ngebut atau jalan santai juga oke banget. Kalau soal harga per liter, perbedaannya nggak terlalu jauh dengan Pertamax ya. Hanya saja kualitas Shell juara dan saya sudah nyaman dengan keunggulan yang diberikan.
#4 Fasilitas SPBU Shell lengkap, mulai dari minimarket sampai bengkel
Salah satu hal yang bikin SPBU Shell menjadi semakin menarik adalah tersedianya fasilitas yang cukup lengkap. Jika kamu habis perjalanan jauh lalu mampir isi bensin, jangan lupa ngopi atau ngemil di gerai Shell Select. Di sana terdapat bermacam menu, mulai dari pastry sampai cemilan gurih atau makanan siap santap. Kopinya pun nggak kalah mantap dengan harga yang ramah di kantong, nama mereknya deli2go.
Tidak hanya soal bensin atau kopi, SPBU Shell pun siap membantu jika kendaraanmu lagi rewel minta diservis. Di sini terdapat bengkel dengan berbagai layanan, seperti ganti oli, penambahan nitrogen, servis mesin, dan spooring. Saya pernah servis dan ganti oli motor di Shell dan biayanya masih terjangkau, nggak sampai bikin kantong menangis.
#5 Warna dan logo kerang kuning yang mudah diingat
SPBU yang berasal dari Inggris ini memiliki ciri khas tersendiri dan mudah diingat, yaitu logo kerang kuningnya. Setelah membaca berbagai sumber, saya mendapat informasi bahwa ikon ini berasal dari bisnis pertama Marcus Samuel, pendiri Shell, yaitu eksportir kerang. Hal ini yang membuat SPBU Shell mudah diingat, kerang kuning dengan garis merah di pinggirnya.
Kerang kan identik dengan pantai atau seafood, lha ini pom bensin, menarik kan. Selain itu, SPBU ini didominasi oleh warna kuning gonjreng yang memudahkan kita menemukannya. Segala sesuatu yang unik dan nyentrik memang gampang diingat dan selalu terkenang. Makanya, saya galau melihat kondisi Shell sekarang yang nggak punya stok bensin. Hiks..
Itulah 5 alasan kenapa saya akhirnya jatuh hati pada SPBU Shell. Entah sampai kapan pasokan bensinnya nol kayak gini. Semoga apapun solusinya disegerakan ya karena masih ada banyak pelanggan lain yang seperti saya.
Penulis: Rachelia Methasary
Editor: Kenia Intan
BACA JUGA 3 Hal yang Saya Benci Ketika Mengisi Bahan Bakar di SPBU Pertamina.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.




















