Saya lagi asyik cerita sama seorang teman, eh dia malah mainan HP, dong.
Komunikasi atau mengobrol adalah interaksi antara dua orang atau lebih yang dilakukan hampir setiap hari. Caranya, satu pihak berbicara dan pihak lain mendengarkan dengan tujuan berbagi informasi baik itu ide, perasaan, bahkan uneg-uneg. Dan dilakukan secara bergantian.
Mengobrol akan terasa menyenangkan dan efektif apabila kedua pihak saling mengetahui etiket dasar berkomunikasi yang baik dan benar. Apabila lawan bicara sedang berbicara mengenai suatu topik, maka yang satunya dengan penuh perhatian mendengarkan.
Menjadi pendengar yang baik tentu bukanlah hal yang mudah. Saya rasa tidak semua orang punya kemampuan ini. Mendengarkan adalah kemampuan pasif, tetapi membutuhkan kesabaran dalam melakukannya.
Ketika seseorang memulai obrolan, sebaiknya dengan kerendahan hati kita berhenti sejenak dari kegiatan yang sedang kita lakukan, lalu beralih memperhatikan lawan bicara kita. Alangkah lebih baik lagi jika lawan bicara meminta izin atau bertanya terlebih dahulu apakah kita sedang ada waktu untuk mengobrol dengan mereka atau tidak. Jika sudah disepakati, terjadilah komunikasi yang diinginkan.
Obrolan jadi tidak efektif saat ada distraksi
Bukan sekali atau dua kali saya merasakan pengalaman mengobrol yang tidak efektif, bahkan lebih ke arah menjengkelkan. Pernah saat saya ingin mengobrol dengan teman saya, dia sedang bermain dengan HP-nya. Kemudian saya memulai obrolan dengan bertanya apakah dia bisa diajak mengobrol saat ini. Teman saya mengalihkan pandangannya ke arah saya sebentar dan menganggukan kepala.
Saya mulai berbicara dan teman saya mendengarkan. Sesekali dia mengungkapkan pendapatnya dan itu hanya berlangsung kurang lebih lima menit. Menit berikutnya dengan tiba-tiba teman saya sudah mengalihkan perhatiannya ke layar HP tanpa berkata sesuatu. Saya tunggu beberapa detik hingga satu menit, tetapi dia seperti tidak merasa jika sedang ditunggu. Sambil senyum-senyum dia terus menatap layar HP-nya, membalas chat, dan terus seperti itu.
Hal seperti itu tentu sangat menjengkelkan, dan itu terjadi berulang kali dengan seorang teman yang sama. Saya juga sudah pernah memberi tahu teman saya kalau sikapnya itu membuat jengkel orang lain. Sesaat mungkin dia sadar. Sebab, dalam percakapan selanjutnya komunikasi kami benar-benar efektif. Akan tetapi percakapan berikutnya dia kembali dengan kebiasaan seperti itu, tiba-tiba memainkan HP saat sedang mengobrol.
Sepertinya menatap HP secara tiba-tiba sudah menjadi kebiasaan yang terbentuk setelah beberapa lama. Jiwa menjadi hampa jika semenit tidak mengecek ponsel, melihat notifikasi entah itu chat, game, maupun aplikasi belanja online. Rasanya seperti sedang menunggu balasan chat dari gebetan yang bahkan tidak pernah dibaca oleh doi.
Kebanyakan orang memiliki keterampilan berbicara lebih baik daripada mendengar
Kebanyakan orang memiliki keterampilan berbicara lebih baik daripada keterampilan mendengar. Begitu sulit menemukan lawan bicara yang mau mendengar ucapan kita tanpa memotong atau mengalihkan perhatian mereka entah itu ke arah sekitar maupun ke ponsel yang sedang mereka pegang. Jika dirasa obrolan bisa diakhiri, alangkah baiknya dikatakan dengan jelas alih-alih langsung memainkan HP.
Dengan begini seharusnya kita menyadari bahwa mendengarkan adalah kemampuan yang perlu kita latih secara terus-menerus dengan penuh kesabaran. Sungguh berharga jika kita memiliki teman dengan kemampuan mendengarkan yang baik. Menjadi pendengar yang baik adalah sebuah kelebihan yang perlu kita apresiasi dan kita tingkatkan.
Saya menjadi teringat dengan judul sebuah lagu “Ditinggal Pas Sayang-sayange”. Mungkin itulah ungkapan yang cocok dengan kasus ini. Bagaimana kita tidak merasa sakit hati, jengkel maupun kesal jika sedang asyik berbicara, eh tiba-tiba doi berpaling kepada yang lain tanpa menyalankan lampu sennya.
Penulis: Nur Rahmah
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA 5 Dosa Tukang Servis HP yang Harus Diwaspadai Pengguna Smartphone.