Lagi, media sosial di Indonesia kembali dibikin heboh dengan drama yang membuat perpecahan di tubuh netizen. Sebelumnya warganet sudah terbagi ke dalam dorama dengan edisi Tim Ikan Asin vs Tim Mokondo atau Tim Bus Hantu vs Tim Kereta Hantu. Eh, sekarang mereka semakin terpecah lagi dengan perbedaan pendapat mengenai pemakaian emoji ‘dua telapak tangan yang menyatu’. Masing-masing kubu sangat bersikeras. Ada tim yang meyakini bahwa emoji itu sebagai bentuk permohonan, ada juga yang menganggap sebagai doa, plus sebagian lainnya ada yang yakin sebagai bentuk tos-tosan—high five.
Sebagai mas-mas biasa yang selalu bingung dengan jalan pikiran pengguna internet di negeri berflower—Indonesia—dalam hati saya bergumam, “Hmm, emoji saja kok dipermasalahin ya?”
Tapi tiba-tiba ada suara lain dalam benak saya yang berontak dan berujar, “Lho bukan begitu! *menirukan nada suara Hakim MK Pak Arif Hidayat dalam sidang penggunaan emoji harus sesuai konteks percakapan tahu! Kalau kita salah mengartikan atau mendistribusikan emoji tersebut maka akan berdampak pada mispersepsi obrolan!”—pikir otak saya.
Baiklah karena termakan rasa penasaran saya pun coba melakukan riset nanya-nanya dengan kawan-kawan terdekat saya tentang sudut pandang mereka terhadap arti dan penggunaan dari emoji ‘dua telapak tangan yang menyatu’ tersebut. Mereka pun punya pandangan masing-masing. Diantaranya:
Adalah Erik, pengguna emoji ‘dua telapak tangan yang menyatu’ dari tim tos-tosan yang percaya sekali bahwa emoji tadi sebagai bentuk high five atau tos-tosan antara dua orang. Semisal dalam percakapan seperti:
“Ya udeh, ntar kita ketemu di tempat biasa. Sampai jumpa ya, Bro *diikuti emoji”.“ Ia pun bersikukuh dengan berkata “See, Mas? Ini tuh bentuk adu tos ala see you see you gitu. Keren kan aku?”
Aku pun menjawab, “Iya deh, Rik.”—agar cepat.
Kemudian saya beralih ke koresponden lain. Adalah Sinta—pengguna emoji yang sama—yang yakin betul bahwa emoji menyatukan telapak tangan itu adalah sebuah representasi dari ekspresi permohonan.
“Aku sih selalu menggunakannya dalam hal yang menyangkut permohonan atau permintaan tolong,” jawabnya. “Contoh nih kalimat kayak: Eh sin, aku pinjem dulu bukumu ya? Ntar pasti aku balikin deh, please *diikuti emoji.” lanjut Sinta. “Jadi pas banget kan kalo sebagai bentuk permohonan,” imbuhnya.
Berikutnya, aku menanyai Hari yang juga gemar menggunakan emoji yang bersangkutan. Justru Ia biasa menggunakan emoji sebagai bentuk perwujudan tangan yang berdoa. Dalam percakapan atau chat dia buat sample hal seperti ini, “Okay deh kalo Mamah kamu tidak apa-apa, saya doakan supaya cepat sembuh—Al-Fatihah *diikuti emoji” atau “semoga amal dan ibadahnya diterima ya, amin *diikuti emoji.”
Nah selain pendapat dari ketiga teman Mas itu, ada juga kok pendapat dari mereka yang memakai emoji ‘dua telapak tangan yang menyatu’ sebagai bentuk terima kasih. Simple-nya ya, “terima kasih *diikuti emoji” atau “thank you, Bro *diikuti emoji.”
Konfrontasi antara mereka yang memiliki arti berbeda terhadap emoji tersebut, turut menyeret salah satu peneliti emoji bernama Keith Broni yang angkat suara.
Dalam artikel yang diterbitkan oleh detik.com, Broni menyatakan bahwasanya “Itu maksudnya seperti menyatukan kedua telapak tangan secara individual, bukan tos-tosan” Kendati demikian, penggunaan emoji ‘dua telapak tangan yang menyatu’ memang bebas diartikan apa saja bergantung pada kebiasaan atau budaya.
Semisal di Jepang, kadang emoji itu digunakan pada ucapan ‘itadakimasu’ yang bisa mereka pakai sebelum makan. Kalau di Barat, biasa dipakai untuk ‘begging for something’ yang merujuk pada ‘please, apologize, and etc.’ Dalam Hindu pun bisa juga dipakai dalam sapaan “Namaste.’
Khusus di Indonesia, sendiri kalau dibayangkan dalam kehidupan nyata genstur telapak tangan yang menyatu biasa digunakan secara beragam sih. Kalo mas lihat sih seperti, ucapan “terima kasih sudah menaiki maskapai kami” di bandara, bisa juga penyambutan “selamat datang di Indomaret” atau sebagai salam pembuka ‘assalamulaikum’ dalam budaya Timur. Oh iya, yang paling sering juga biasa digunakan dalam ucapan, “selamat hari raya.”
Jadi, kalau menurut antum itu emoji cocoknya mengartikan apa nih? Lebih baik kita sepakati bersama di kolom komentar yhaaa~