5 Menu Red Flag di Warung Nasi Rames. Jangan Pesan Menu Ini kalau Kerjaanmu Cuma Rebahan!

5 Menu Red Flag di Warung Nasi Rames. Jangan Pesan Menu Ini kalau Kerjaanmu Cuma Rebahan!

5 Menu Red Flag di Warung Nasi Rames. Jangan Pesan Menu Ini kalau Kerjaanmu Cuma Rebahan! (Unsplash.com)

Jangan pesan kelima menu ini di warung nasi rames. Pokoknya jangan!

Di Indonesia ini, ada beragam kuliner murah, tapi tak banyak yang bisa menjadi primadona. Di antara yang sedikit itu, nasi rames adalah salah satunya. Selain murah, nasi rames memiliki banyak pilihan lauk yang dicampur jadi satu sehingga menciptakan rasa yang lezat. Kuliner satu ini memang paket komplet. Harganya murah, rasanya pun cocok di lidah.

Warung nasi rames cukup identik dengan Jawa Tengah, tapi saat ini nasi rames sudah ekspansi ke berbagai daerah. Di Surabaya, Bali, Bandung, sampai di ibu kota Jakarta sekalipun ada yang jualan makanan satu ini.

Menariknya, nasi rames di setiap provinsi biasanya memiliki ciri khas masing-masing dan disesuaikan dengan lidah warga setempat. Di Surabaya misalnya, bumbu di warung nasi rames memiliki rasa gurih dan pedas. Namun kalau saya makan di Jogja umumnya masakannya lebih manis.

Di Surabaya, saya juga jarang sekali menemukan nasi rames yang dipadukan dengan serundeng dan sate lilit. Berbeda saat saya makan di Bandung yang ada serundengnya. Begitu juga saat ke Bali, di Pulau Dewata saya pernah bertemu warung nasi rames yang menyediakan sate lilit.

Namun, di manapun daerahnya, warung nasi rames memiliki satu kesamaan, yaitu harganya yang relatif ramah di kantong. Eh, kecuali kalau kita membeli nasi rames di resto yang ada di Plaza Indonesia, ya. Kalau ini mah beda cerita.

Nah, berdasarkan pengalaman, saya mencatat beberapa menu red flag di warung nasi rames yang sebaiknya nggak dipesan. Jangan pesan menu ini kalau kalian tipe orang yang kerjaannya nggak banyak mengeluarkan keringat, hanya duduk di depan laptop, dan nggak pernah olahraga. Menu-menu ini bener-bener red flag buat tubuh kalian!

#1 Usus goreng atau sate usus

Kalau di Korea Selatan ada olahan usus sapi daechang, di Indonesia ada usus ayam goreng dan sate usus yang terkenal. Menu usus goreng yang diberi bumbu pedas ini banyak sekali kita temukan di warung nasi rames. Rasanya yang pedas dan gurih memang lezat, apalagi saat dipadukan dengan nasi, telur bali, kentang balado, dan oseng tempe. Wah, nikmatnya bisa bikin kita lupa dengan masalah hidup.

Sayangnya, meski nikmat dan rendah kalori—bila dibandingkan dengan jeroan lainnya—ada baiknya kita menghindari memesan menu usus goreng di warung nasi rames. Usus ayam mengandung purin yang tinggi dan bisa menyebabkan asam urat.

Selain itu, kandungan kolesterol usus juga tinggi. Dalam 30 gram usus mengandung 165 gram kolesterol. Padahal jika merujuk Badan Kesehatan Dunia (WHO) kebutuhan kolesterol harian manusia kurang dari 300 mg.

Bayangkan saja, kalau kita sarapan nasi rames setiap hari dengan lauk usus goreng campur oseng kentang dan ati ampela. Keluar dari warung nasi rames jari bisa kemeng dan kepala pusing karena terkena asam urat dan kolesterol tinggi.

#2 Mi

Olahan mi kuning dan bihun menjadi menu wajib yang hampir selalu ada di setiap warung nasi rames. Mau beli di Surabaya, Jawa Tengah, atau Jakarta, mi kuning—biasa juga disebut mie berkat—ini selalu hadir berdampingan dengan sayuran lainnya.

Dimasak dengan cara apa pun, rasa mi memang enak dan dapat diterima lidah semua orang Indonesia dari Sabang sampai Merauke. Meskipun enak dan lezat, ada baiknya kita menghindari menambahkan mi pada sepiring nasi rames.

Porsi nasi rames umumnya jumbo (nasinya banyak), dan seperti yang kita tahu, nasi adalah sumber karbohidrat. Padahal mi juga sumber karbohidrat. Kalau kita makan nasi dan lauknya mi, jadinya combo karbohidrat.

Terlalu banyak karbohidrat nggak bagus untuk kesehatan, Gaes. Apalagi kalau kegiatan kita sehari-hari hanya rebahan sambil begadang nonton drakor. Bisa-bisa obesitas. Lagi pula di warung nasi rames masih banyak pilihan sayuran yang mengandung serat dan baik untuk tubuh yang tak kalah enaknya dari mi, kok.

#3 Telur puyuh

Saya termasuk pencinta telur puyuh. Di angkringan beli sate telur puyuh. Makan bakso pesan pentol isi telur puyuh. Di warung nasi rames beli oseng telur puyuh. Memang enak sekali telur puyuh ini. Akan tetapi, dengan berat hati saya memasukkan telur puyuh sebagai menu red flag yang sebaiknya dihindari.

Jadi ceritanya begini, Gaes. Beberapa waktu lalu saya memeriksakan diri di sebuah klinik karena kepala bagian belakang sakit. Ternyata setelah diperiksa, kadar kolesterol saya tinggi 280mg/dl. Padahal normalnya kolesterol itu di bawah 200mg/dl.

Sebenarnya saya cukup aktif berolahraga. Kalau bekerja pun sesekali saya manjat tower. Udah kayak kuli lah pokoknya. Selain itu, saya juga selalu makan sayuran dan nggak suka gorengan. Tapi kenapa kolestrol saya kok tinggi sekali? Usut punya usut, ternyata penyebabnya karena hobi saya makan telur puyuh.

Telur puyuh yang kecil itu memiliki kadar kolesterol yang sangat tinggi, jauh lebih tinggi ketimbang telur ayam yang ukurannya lebih besar. Dalam 100 gram telur puyuh mengandung 844 miligram kolesterol, sementara telur ayam 100 gram mengandung 370 miligram kolesterol.

Telur puyuh ini kecil-kecil mematikan, Rek. Sebaiknya kalian juga waspada sebelum terlambat. Percayalah, kalau sudah kolesterol tinggi, untuk menurunkannya bukan perkara mudah. Butuh perjuangan dan air mata.

#4 Telur kremes

Menu lain yang menurut saya perlu dihindari di warung nasi rames adalah telur kremes. Sekali lagi, ini berdasarkan pengalaman pribadi, ya. Entah kenapa saya sering ketemu telur kremes yang rasa telurnya ketutupan sama tepung kremesannya. Jadinya berasa seperti makan tepung dibumbuin telur.

Selain itu, telur kremes menyimpan banyak minyak. Kalau telurnya masih panas biasanya nggak begitu terlihat minyaknya dan masih kriuk. Namun pas sudah dingin, aduh Tuhan, minyak di kremesannya bisa diperas dan hasil perasannya bisa digunakan untuk menggoreng telur lagi.

Terlalu sering mengonsumsi makanan berminyak nggak sehat untuk tenggorakan, Gaes. Apalagi kalau minyak untuk menggorengnya sudah keruh, mending nggak usah dibeli sekalian. Sayangi tenggorokan kalian.

#5 Semua jenis es sasetan

Nggak peduli apa pun jenis minuman sasetan yang ada di warung nasi rames, mau Nutrisari, Marimas, Sisri, Extra Jos, atau Marjan sekalipun sebaiknya kita hindari. Bukannya apa-apa, satu porsi nasi rames standar itu kalorinya bisa mencapai 680kal, lho.

Apa jadinya kalau kalori setinggi itu masih harus dibarengi dengan minuman manis yang juga tinggi gula? Awas risiko diabetes, Rek! Kan nggak mungkin kita memesan Marimas less sugar. Saran saya, mending minum air putih atau teh tawar aja. Minim risiko.

Itulah lima menu red flag di warung nasi rames yang sebaiknya nggak dipesan apalagi kalau kerjaan kalian cuma rebahan. Kalau kalian ngeyel dan tetap memesannya, ya boleh-boleh aja. Namanya juga cuma saran. Yang nggak boleh itu kalau kalian datang ke warung nasi rames dan habis satu piring tapi nggak mau bayar. Dosa besar itu, Rek!

Penulis: Tiara Uci
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA 5 Rekomendasi Warung Nasi Rames Legendaris di Jogja yang Wajib Dicoba Sekali Seumur Hidup.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Exit mobile version