• Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
Terminal Mojok
  • Home
    • Mojok.co
  • NusantaraHOT
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Cerita Cinta
    • Gadget
    • Personality
  • Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Politik
  • Profesi
  • Home
    • Mojok.co
  • NusantaraHOT
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Cerita Cinta
    • Gadget
    • Personality
  • Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Politik
  • Profesi
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Gaya Hidup
  • Pojok Tubir
  • Kampus
  • Hiburan
  • Tiktok
  • Politik
  • Kesehatan
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Menthek, Demit Satir yang Tersingkir oleh Modernisasi

Bayu Kharisma Putra oleh Bayu Kharisma Putra
20 Februari 2021
A A
agribisnis menthek kafe tengah sawah KKN wabah corona pemandangan pagi sawah mojok

KKN wabah corona pemandangan pagi sawah mojok

Share on FacebookShare on Twitter

Suatu senja, saya sedang bersepeda ke arah rumah, pulang jalan-jalan ceritanya. Sebuah jalan di samping sawah yang permai saya lewati. Saya kaget, tiba-tiba terdengar suara cekikikan anak kecil. Saya jadi teringat cerita eksistensi demit di masa kecil saya.

Dulu saya dikasih cerita, kalau udah gelap, anak kecil dilarang main sendiri, sebab dii rumpun bambu dan di dekat sawah ada menthek. Oleh karena cerita tersebut masih membekas di kepala saya hingga kini, maka saya berhenti dan memeriksa sekeliling. Rupanya, ada tiga anak kecil tengah bermain di pematang sawah. Saya menghampiri mereka, rupanya saya kenal dengan mereka dan saya coba untuk menakut-nakuti mereka.

“Heh, sudah maghrib, nggak takut main di sini? Ada menthek!”

“Menthek itu apa?”

Wah, saya jadi bengong. Anak kecil jaman sekarang sudah nggak tahu lagi sama budaya demit kampungnya. Mungkin sudah saatnya, diadakan pengenalan demit lokal plus legendanya. Setelah peristiwa itu, saya jadi termenung dan murung. Jathilan (sejenis tari rakyat) sudah hilang dari kampung saya, kini demit lokal juga ikut menyusul.

Menthek adalah sekumpulan demit alias geng demit yang hidup di sawah. Mereka menampakkan diri saat maghrib ataupun dini hari. Bahkan, mereka punya lagu atau yel-yel tersendiri saat tengah tampil. Begini liriknya.

Dang titik-titik, dang titik-titik

Nget titik-titik, nget titik-titik

Jo dang jo wet, ojo ngedang ojo ngliwet

(ngedang atau mengukus sedikit, ngliwet atau menanak sedikit, jangan mengukus jangan menanak)

Gila nggak? Demit mana yang punya yel-yel. Nggak kalah sama tim bedah rumah. Anggota geng itu, ada yang tinggi, pendek, sampai ada yang paling kecil dan paling belakang sambil bawa gentong untuk memandikan mayat. Ada juga yang bawa keranda mayat. Jadi, mereka ngambil air ke sungai, sekalian mencuci keranda, terus keliling kampung dan ke sawah merusak tanaman padi.

Tentu saja saya paham saat sudah punya nalar, demit-demit ini digunakan untuk mencegah anak-anak keluar main saat maghrib atau malam. Namun, saat dewasa, saya baru ngeh, bahwa menthek punya makna yang lebih dari itu.

Meski ada saja orang tua yang bilang pernah melihat menthek, saya yakin hanya untuk menipu kami saat kecil. Legenda demit menthek di persawahan ini eksis sejak jaman Mbah saya masih kecil. Mbah saya pernah cerita, saat kecil dia sering diceritani oleh kakeknya, yang berarti kakeknya kakek saya, alias mbah canggah saya, hadeh, bikin mumet.

Tapi, saat kecil dulu saya jadi takut main ke sawah atau sungai saat sore, apalagi malam. Namun, melihat kondisi sawah jaman sekarang, memang menthek sudah tak relevan lagi untuk dilestarikan. Sawah di kampung saya, kebanyakan sudah tertutup pagar rumah. Bahkan, banyak sawah yang sudah berubah jadi perumahan dan pabrik. Sampah dan limbah pabrik dengan santainya dibuang langsung ke sungai dan selokan.

Rumah yang bejibun, bikin sawah seperti tersorot cahaya lampu-lampu gedung di Manhattan. Sumpah, saya tak pernah melihat gerombolan kunang-kunang lagi selama bertahun-tahun. Suara kodok dan sempri atau tonggeret juga tak semeriah dulu. Paling pol suara motor Honda CB bobokan yang sering saya dengar. Pokoknya, rumpun bambu yang makin kecil dan sawah yang makin sempit itu, sudah tak ada unsur singupnya lagi, terang benderang.

Saat saya akhirnya tanya ke banyak anak kecil lain, hasilnya sama. Menthek sudah tak diceritakan lagi ke generasi mereka ini. Tak salah juga, kampung saya sudah jauh berbeda, Menthek memang harus pensiun. Menthek terpaksa ditendang oleh modernisasi.

Tapi kini, saat saya sudah dewasa, saya jadi betul-betul yakin, cerita menthek sebenarnya salah satu bentuk dari piweling (pengingat), begitu pula yang ayah dan mbah sampaikan pada saya. Menurut cerita mbah saya, makhluk ini muncul saat akan ada yang meninggal, akan ada gagal panen, atau kelakuan pemimpin lagi nyebelin.

Menurut almarhum kakek saya itu, menthek adalah salah satu bentuk kritik tentang gagalnya kita menjaga lingkungan. Bisa dibilang makhluk ini adalah ejawantah dari ketakutan para warga. Makhluk ini muncul ketika gagal panen, yang berarti ada kerusakan lingkungan atau hasil dari korupsi tetua kampung. Oleh karena gagal panen, penduduk tak bisa menanak nasi banyak, dan akhirnya mereka kelaparan yang berujung ke kematian.

Menthek ini bisa dibilang demit yang satir. Jadi, saat ada yang nggak beres dengan situasi kampung, akan ada orang yang bilang melihat menthek tentu sebagai bentuk kritik.

Kisah demit dan legendanya, yang sering kali hanya dipandang sebagai klenik dan mitos, rupanya bermakna lebih dari itu. Tapi, saya kok curiga, hilangnya menthek ini karena tindakan merusak dan korupsi sudah jadi kebiasaan. Kalau mereka harus muncul tiap malam untuk mengingatkan, ya lama-lama capek juga. Prei kenceng, Bos!

BACA JUGA Sophie, Arwah Noni Belanda yang Setia Menemani Saya Jaga Malam di Kedai Kopi dan tulisan Bayu Kharisma Putra lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 19 Februari 2021 oleh

Tags: demitmentheksatirsetan

Ikuti untuk mendapatkan artikel terbaru dari Terminal Mojok

Unsubscribe

Bayu Kharisma Putra

Bayu Kharisma Putra

Anak pertama

ArtikelTerkait

6 Cara Ampuh Mengusir Pocong, Dijamin Minggat!

6 Cara Ampuh Mengusir Pocong, Dijamin Minggat!

16 Desember 2022
Gara-gara Sinetron 'Di Sini Ada Setan', Lagu ‘Antara Ada dan Tiada’ Berubah Jadi Lagu Horor terminal mojok.co

Setan: Awalnya Menakutkan, Kini Jadi Komoditas yang Menggiurkan

16 Desember 2022
Belajar Cara Melihat Makhluk Halus Itu Buat Apa Gua Tanya?

Belajar Cara Melihat Makhluk Halus Itu Buat Apa Gua Tanya?

5 November 2022
Analisis Ustaz atau Pendeta Kalah di Pengabdi Setan dan Film Horor Lainnya

Analisis Ustaz atau Pendeta Kalah di Pengabdi Setan dan Film Horor Lainnya

9 Agustus 2022
Kata Siapa #YogyaTidakAman? Sembarangan!

Kata Siapa #YogyaTidakAman? Sembarangan!

29 Desember 2021
pascakontemporer

Tutorial Bikin Puisi Pascakontemporer yang Artsy

24 Desember 2021
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
wandavision mojok

WandaVision Episode 7: Kemunculan Agatha Harkness dan Kekuatan Lain di Westview

Payung Teduh Masih Tetap Teduh Didengar Meski Ditinggal Mas Is terminal mojok.co

Payung Teduh Masih Tetap Teduh Didengar meski Ditinggal Mas Is

Saya Berpengalaman soal Berkendara Saat Hujan dan Jas Hujan Kelelawar Paling Tidak Efektif terminal mojok.co

Saya Berpengalaman soal Berkendara Saat Hujan dan Jas Hujan Kelelawar Paling Tidak Efektif



Terpopuler Sepekan

6 Dosa Penjual Nasi Padang yang Bukan Orang Minang Terminal Mojok
Kuliner

6 Dosa Penjual Nasi Padang yang Bukan Orang Minang Asli

oleh Tiara Uci
25 Januari 2023

Tobat, klean.

Baca selengkapnya
Dilema Agen Elpiji Pertamina: Ambil Untung Besar Kena Masalah, Ambil Untung Kecil Bangkrut

Dilema Pangkalan Elpiji Pertamina: Ambil Untung Besar Kena Masalah, Ambil Untung Kecil Bangkrut

26 Januari 2023
Solo di Mata Orang Jogja: Solo Dipandang Rendah, tapi Lebih Menjanjikan

Solo (Layak) Mulai Melesat, Jogja Perlahan (dan Pasti) Ditinggal Wisatawan

26 Januari 2023
Pertashop Lebih Nyaman, SPBU Pertamina Malah Bikin Resah (Unsplash)

Pertashop Lebih Nyaman karena Mengisi Bensin di SPBU Bikin Resah

28 Januari 2023
Pariwisata Semarang Siap Melesat Seperti Solo, Meninggalkan Jogja (Unsplash)

Wisata Semarang Siap Melesat Seperti Solo, Meninggalkan Jogja

27 Januari 2023

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=FyQArYSNffI&t=47s

Subscribe Newsletter

* indicates required

  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
DMCA.com Protection Status

© 2023 Mojok.co - All Rights Reserved .

  • Nusantara
  • Kuliner
  • Gaya Hidup
    • Cerita Cinta
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Hewani
    • Kecantikan
    • Nabati
    • Olahraga
    • Otomotif
    • Personality
  • Pojok Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Acara TV
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Tiktok
  • Politik
  • Kesehatan
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2023 Mojok.co - All Rights Reserved .