Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Mengintip Tradisi Unik Pemakaman di Desa Trunyan Bali

Ni Putu Roshinta Dewi oleh Ni Putu Roshinta Dewi
19 September 2021
A A
Tradisi Unik Pemakaman di Desa Trunyan Bali terminal mojok
Share on FacebookShare on Twitter

Daya tarik Pulau Dewata memang bukan hanya ada pada wisata alam seperti pantai dan pegunungan yang indah, melainkan juga tradisi dan budaya yang unik sehingga mampu membuat wisatawan ingin kembali datang ke Bali. 

Jika sedang berlibur di Bali, rasanya kurang lengkap kalau tidak mengunjungi tempat wisata yang terkenal seperti Desa Trunyan. Desa tertua di Bali ini terletak di Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, Bali. Desa Trunyan dikenal sebagai desa Bali Aga yang merupakan penduduk asli pulau Bali.

Desa Trunyan memiliki tradisi pemakaman yang unik ketimbang desa lainnya di Pulau Dewata. Kalau desa lainnya memiliki tradisi memakamkan jenazah dengan cara dikubur atau dikremasi, di Desa Trunyan, orang-orang yang meninggal justru dibiarkan hingga membusuk dan menyatu dengan tanah secara alami. Jenazah orang yang sudah meninggal diletakkan begitu saja di atas tanah tanpa dikubur atau upacara ngaben terlebih dahulu. 

Secara logika, jika seseorang meninggal dan jasadnya diletakkan begitu saja di alam terbuka, lama-kelamaan pasti akan mengeluarkan busuk. Namun, hal tersebut tak berlaku pada jenazah yang ada di Trunyan. Jasad orang yang sudah meninggal di sana diletakkan di bawah pohon Taru Menyan. Taru artinya pohon, dan menyan berarti harum. Menurut cerita lokal, pohon Taru Menyan tersebut dapat menetralisir bau dari jenazah yang membusuk.

Sebelum dimakamkan, jenazah dibersihkan dan dibungkus dengan kain, kecuali bagian kepala. Setelah itu, jenazah dibaringkan dalam sangkar bambu demi menghindari hewan buas. Selanjutnya, lubang berukuran sekitar 10-20 cm dibuat, lubang ini berfungsi untuk menahan sangkar bambu agar jenazah tidak bergeser karena kontur tanah yang tidak rata.

Uniknya, kita tidak akan menemukan perempuan dari Desa Trunyan yang berkunjung ke pemakaman Desa Adat Trunyan. Konon, jika perempuan mendatangi pemakaman tersebut, maka desa akan terkena gempa bumi atau letusan gunung berapi. Saat melaksanakan prosesi pemakaman pun hanya para laki-laki yang diizinkan mengantar jenazah dari persiapan hingga ke pemakaman. 

Warga setempat memiliki syarat tersendiri dalam hal pemakaman, yakni jumlah jenazah di atas tanah yang dekat dengan pohon Taru Menyan tidak boleh lebih dari sebelas jenazah. Menurut kepercayaan, satu pohon Taru Menyan hanya bisa menetralisir sebelas jenazah, dan jika lebih dari itu, maka jenazah akan mengeluarkan bau tak sedap.

Jenazah yang bisa dimakamkan dekat dengan pohon Taru Menyan adalah mereka yang meninggal secara wajar dan sudah pernah menikah. Sementara mereka yang meninggal karena kecelakaan, bunuh diri, dibunuh orang, atau meninggal secara tidak wajar, tidak boleh dimakamkan dekat pohon. Ada juga tempat pemakaman khusus untuk  bayi atau anak-anak, serta warga yang sudah dewasa tapi belum menikah. Areal pemakaman tersebut sudah dibedakan sesuai dengan kaidah yang berlaku di Desa Trunyan.

Baca Juga:

Pengalaman Motoran Banyuwangi-Bali: Melatih Kesabaran dan Mental Melintasi Jalur yang Tiada Ujung  

Fakta Kerja di Bali Tidak Seindah Kata Orang

Ada satu mitos yang berkembang dan dipercayai masyarakat Trunyan hingga sekarang, yakni jika seseorang selalu berbuat baik semasa hidupnya, maka jasadnya akan lebih cepat membusuk ketimbang mereka yang sering berbuat dosa.

Jika berkunjung ke desa ini, selain melihat jenazah dan tulang belulang yang berjejeran rapi, kita akan menemui pemandangan uang hingga barang-barang kesukaan mendiang sewaktu hidup yang berserakan dan akan dibiarkan begitu saja bersama jenazah. Barang-barang tersebut memang sengaja dibiarkan karena tidak boleh dibawa ke luar areal pemakaman.

Demi menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, pengunjung dilarang mengambil segala sesuatu apa pun bentuknya di pemakaman desa adat ini. Tak ada larangan jika pengunjung ingin memegang atau foto selfie dengan tengkorak, namun sebaiknya minta izin atau bilang permisi terlebih dahulu.

Untuk menuju pemakaman desa adat Trunyan, kita harus menyewa perahu penduduk setempat untuk menyeberangi Danau Batur menuju Trunyan. Kita bisa sewa perahu sekaligus pemandu wisatanya untuk memandu kita mengelilingi Desa Trunyan.

Gimana? Cukup unik, kan, tradisi pemakaman dari Desa Trunyan? Jadi, kapan mau jalan-jalan ke Bali lagi?

Sumber Gambar: Disparda Bali

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 19 September 2021 oleh

Tags: baliDesa Trunyanjenazah
Ni Putu Roshinta Dewi

Ni Putu Roshinta Dewi

Lahir di Jakarta. Scorpio sejati. Lulusan Administrasi. Suka musik dan nulis. Akun instagram: @niputuroshinta

ArtikelTerkait

Bali, Surga Liburan yang Nggak Ideal bagi Sebagian Orang

Pengalaman Motoran Banyuwangi-Bali: Melatih Kesabaran dan Mental Melintasi Jalur yang Tiada Ujung  

19 Desember 2025
4 Hal yang Wajar di Bali, tapi Nggak Lumrah di Jogja Mojok.co

4 Hal yang Wajar di Bali, tapi Nggak Lumrah di Jogja

21 September 2024
nasi jinggo pindah ke bali arak bali kkn ruu minuman beralkohol mojok

Kalau Artis dan Bule Pindah ke Bali, Terus Orang Bali Mau Ngungsi ke Mana?

30 Januari 2021
Buleleng, Bali. Tempat di mana Desa Bengkala berada. (Unsplash.com)

Desa Bengkala di Bali: Surga Bagi Penyandang Tunarungu dan Tunawicara

12 Juli 2022
3 Alasan Road Trip ke Bali Lebih Worth It Dibandingkan Naik Pesawat Terminal Mojok

3 Alasan Road Trip ke Bali Lebih Worth It Dibandingkan Naik Pesawat

17 Agustus 2022
Cara Memahami Nama Orang Bali yang Unik dan Penuh Makna

Bali Bukan Cuma Ubud, Canggu, dan Kuta, 5 Tempat Ini Bisa Jadi Rekomendasi Saat Berkunjung ke Pulau Dewata

10 November 2023
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Setup Makaroni Kuliner Khas Solo, tapi Orang Solo Nggak Tahu

Setup Makaroni: Kuliner Khas Solo tapi Banyak Orang Solo Malah Nggak Tahu

19 Desember 2025
Bangsring Underwater, Surga Wisata Bawah Laut Banyuwangi yang Tercoreng Pungli

Bangsring Underwater, Surga Wisata Bawah Laut Banyuwangi yang Tercoreng Pungli

15 Desember 2025
Ngemplak, Kecamatan yang Terlalu Solo untuk Boyolali

Ngemplak, Kecamatan yang Terlalu Solo untuk Boyolali

15 Desember 2025
Gak Daftar, Saldo Dipotong, Tiba-tiba Jadi Nasabah BRI Life Stres! (Unsplash)

Kaget dan Stres ketika Tiba-tiba Jadi Nasabah BRI Life, Padahal Saya Nggak Pernah Mendaftar

21 Desember 2025
Jujur, Saya sebagai Mahasiswa Kaget Lihat Biaya Publikasi Jurnal Bisa Tembus 500 Ribu, Ditanggung Sendiri Lagi

Jujur, Saya sebagai Mahasiswa Kaget Lihat Biaya Publikasi Jurnal Bisa Tembus 500 Ribu, Ditanggung Sendiri Lagi

16 Desember 2025
Kalau Mau Menua dengan Tenang Jangan Nekat ke Malang, Menetaplah di Pasuruan!

Kalau Mau Menua dengan Tenang Jangan Nekat ke Malang, Menetaplah di Pasuruan!

15 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Nyaris Menyerah karena Tremor dan Jantung Lemah, Temukan Semangat Hidup dan Jadi Inspirasi berkat Panahan
  • Kartu Pos Sejak 1890-an Jadi Saksi Sejarah Perjalanan Kota Semarang
  • Ketika Rumah Tak Lagi Ramah dan Orang Tua Hilang “Ditelan Layar HP”, Lahir Generasi Cemas
  • UGM Dorong Kewirausahaan dan Riset Kehalalan Produk, Jadikan Kemandirian sebagai Pilar
  • Liburan Nataru di Solo Safari: Ada “Safari Christmas Joy” yang Bakal Manjakan Pengunjung dengan Beragam Sensasi
  • Upaya Merawat Gedung Sarekat Islam Semarang: Saksi Sejarah & Simbol Marwah yang bakal Jadi Ruang Publik

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.