Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Gaya Hidup Gadget

Mengenang Wartel, Penyelamat Anak Sekolah yang Telat Dijemput Zaman Dahulu

Raden Muhammad Wisnu oleh Raden Muhammad Wisnu
13 Juli 2021
A A
wartel telpon umum nostalgia mojok

wartel telpon umum nostalgia mojok

Share on FacebookShare on Twitter

Mungkin, banyak di antara para pembaca Terminal Mojok ini banyak yang tidak tidak tahu apa itu wartel. Wartel adalah singkatan dari warung telekomunikasi yang menjamur pada akhir 90-an hingga awal 2000-an. Saat itu, masih sedikit orang yang memiliki telepon seluler sehingga banyak orang yang mengandalkan wartel untuk berkomunikasi dengan orang lain. Kalau sekarang kita bisa melihat banyaknya abang-abang konter pulsa yang menjamur di kota besar hingga pelosok pedesaan, nah, saat itu, yang menjamur bukan konter pulsa, tapi bilik wartel.

Saat itu, jadi pengusaha wartel cukup menjanjikan karena layanan ini banyak dicari orang. Tarif wartel dipatok berdasarkan durasi menelepon, jenis panggilan yang dilakukan, dan waktu menelpon. Paling murah tentu saja panggilan dalam kota atau disebut dengan panggilan lokal, lalu disusul panggilan ke luar kota atau disebut interlokal, dan yang paling mahal tentu saja panggilan SLI atau Sambungan Lintas Internasional ke luar negeri. Waktu untuk menelpon paling murah adalah pukul 10 malam hingga subuh sehingga banyak orang pacaran, atau pasangan suami istri yang menelpon di waktu-waktu tersebut.

Saat itu, tentu saja saya tidak menggunakan wartel untuk pacaran karena saya masih berada di bangku SD. Saya menggunakan wartel hanya untuk berkomunikasi dengan orang tua saya. Antara lain, untuk meminta jemput pada mereka jika saya sudah pulang sekolah. Waktu SD, kadang-kadang saya bisa pulang lebih cepat dari biasanya jika ada rapat guru, atau jika ada demonstrasi besar yang berlangsung di Gedung Sate.

Memasuki bangku SMP, saya pun sering menghubungi nomor telepon seluler orang tua saya untuk meminta jemput jika saya pulang terlambat karena kegiatan ekstrakurikuler atau sekadar main dengan teman-teman. Saya bahkan pernah menelepon orang tua saya untuk meminta bantuan mereka jika topi dan dasi saya tertinggal di rumah menjelang upacara atau ketika ada tugas sekolah yang tertinggal di rumah. Pada saat itu, wartel sering menyelamatkan hidup saya.

Hampir semua sekolah saat itu memiliki satu atau dua bilik wartel yang dikelola oleh koperasi atau kantin sekolah agar peserta didik bisa berkomunikasi dengan orang tuanya untuk meminta jemput atau mengabari orang tua mereka jika ada apa-apa. Saat itu, sebagian orang tua siswa sudah memiliki telepon seluler pribadi.

Wartel pun sering saya gunakan ketika saya sudah tiba di depan pagar rumah, tapi tidak ada siapa-siapa di dalam rumah. Saya pun pergi ke bilik wartel yang berada tidak jauh dari rumah saya untuk menelpon orang tua saya. Mereka pun bilang, “Otw, Gan”, dan saya pun duduk depan pagar sambil menunggu mereka pulang karena saya tidak membawa kunci rumah sama sekali.

Pada 2004 sebetulnya saya sudah memiliki ponsel sendiri, yakni ponsel gaming terkemuka saat itu, Nokia N-Gage. Namun seringkali, saya hanya menggunakan ponsel tersebut untuk menerima panggilan saja karena sengaja tidak mengisi pulsa supaya bisa main game di warnet. Seingat saya, saat itu tarif sekali menelpon ke ponsel orang tua dari wartel saya kurang dari 3000 rupiah saja karena pembicaraannya kurang dari satu menit. Lebih hemat dibandingkan menelepon via ponsel saya saat itu yang tarifnya sedikit lebih mahal daripada tarif wartel.

Saat ini, wartel sudah punah karena harga ponsel dan tarif menelepon yang semakin murah, tapi kenangannya tetap abadi di memori saya. Ada banyak suka dan duka ketika wartel masih menjamur dalam kehidupan kami sebagai generasi milenial yang tumbuh dengan sebuah bilik ajaib bernama wartel. Hal ini tentu nggak akan dirasakan oleh generasi Z, yang bisa mengakses kemudahan hanya dengan ujung jari mereka.

Baca Juga:

Menerka Alasan Toko Hape Pinggir Jalan Selalu Heboh dan Full Energy Saat Promosi

Surat Cinta buat Realme Indonesia: Jangan Kebanyakan Gimik, Kembalilah ke Jati Dirimu yang Sebenarnya

BACA JUGA Suka Duka Membawakan Program Siaran Lagu Nostalgia dan tulisan Raden Muhammad Wisnu lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 6 Oktober 2021 oleh

Tags: 90-anGaya Hidup Terminalhapenostalgiatelepon umumwartel
Raden Muhammad Wisnu

Raden Muhammad Wisnu

Akun resmi Raden Muhammad Wisnu Permana. Akun ini dikelola oleh beberapa admin. Silakan follow akun Twitternya di @wisnu93 dan akun Instagramnya di @Rwisnu93

ArtikelTerkait

Saya Akui, Saya Masuk Jurusan IPS demi Terlihat Edgy terminal mojok.co

Saya Akui, Saya Masuk Jurusan IPS demi Terlihat Edgy

5 Desember 2020
Apakah Ateis Bersyukur_ Inilah Cara Bersyukur Tanpa Membawa-bawa Spiritualitas terminal mojok

Apakah Ateis Bersyukur? 3 Cara Bersyukur Tanpa Membawa-bawa Spiritualitas

8 Agustus 2021
Jadi PNS Nggak Melulu Enak, Inilah Hal-hal Pilu yang Harus Dihadapi Terminal mojok

Benarkah Jadi Anak PNS Hidupnya Pasti Sejahtera?

16 Juni 2021
Merayakan Idul Adha sebagai Minoritas di Jepang terminal mojok

Merayakan Idul Adha sebagai Minoritas di Jepang

17 Juli 2021
telepon rumah

Kenangan Bersama Telepon Rumah dan Wartel

15 Juli 2019
Saya Lebih Memilih Tablet Ketimbang Laptop untuk Bekerja dan Kuliah terminal mojok

Bukan buat Gaya-gayaan, Ini Alasan Saya Lebih Memilih Tablet Ketimbang Laptop untuk Bekerja dan Kuliah

27 Mei 2021
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Dilema Warga Gondangrejo: Mengaku Orang Karanganyar, Jauhnya Kebangetan. Mengaku Orang Solo, KTP Nggak Setuju

Dilema Warga Gondangrejo: Mengaku Orang Karanganyar, Jauhnya Kebangetan. Mengaku Orang Solo, KTP Nggak Setuju

13 Desember 2025
3 Rekomendasi Brand Es Teh Terbaik yang Harus Kamu Coba! (Pixabay)

3 Rekomendasi Brand Es Teh Terbaik yang Harus Kamu Coba!

18 Desember 2025
Niat Hati Beli Mobil Honda Civic Genio buat Nostalgia, Malah Berujung Sengsara

Kenangan Civic Genio 1992, Mobil Pertama yang Datang di Waktu Tepat, Pergi di Waktu Sulit

15 Desember 2025
Mojokerto, Opsi Kota Slow Living yang Namanya Belum Sekencang Malang, tapi Ternyata Banyak Titik Nyamannya

Mojokerto, Opsi Kota Slow Living yang Namanya Belum Sekencang Malang, tapi Ternyata Banyak Titik Nyamannya

17 Desember 2025
3 Kebiasaan Pengendara Motor di Solo yang Dibenci Banyak Orang

3 Kebiasaan Pengendara Motor di Solo yang Dibenci Banyak Orang

16 Desember 2025
Nestapa Perantau di Kota Malang, Tiap Hari Cemas karena Banjir yang Kian Ganas Mojok.co

Nestapa Perantau di Kota Malang, Tiap Hari Cemas karena Banjir yang Kian Ganas

13 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • UGM Berikan Keringanan UKT bagi Mahasiswa Terdampak Banjir Sumatra, Juga Pemulihan Psikologis bagi Korban
  • Universitas di Indonesia Ada 4.000 Lebih tapi Cuma 5% Berorientasi Riset, Pengabdian Masyarakat Mandek di Laporan
  • Katanya Bagian Terberat bagi Bapak Baru saat Hadapi New Born adalah Jam Tidur Tak Teratur. Ternyata Sepele, Yang Berat Itu Rasa Tak Tega
  • Mempertaruhkan Nasib Sang Garuda di Sisa Hutan Purba
  • Keresahan Pemuda Berdarah Biru Keturunan Keraton Yogyakarta yang Dituduh Bisa Terbang, Malah Pengin Jadi Rakyat Jelata Jogja pada Umumnya
  • Pontang-panting Membangun Klub Panahan di Raja Ampat. Banyak Kendala, tapi Temukan Bibit-bibit Emas dari Timur

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.