Mengenang Masa Kecil Bersama Pesawat Terbang

Nasib Pramugari di Tengah Pandemi: Terjebak di Negeri Asing dan Bermain Bersama Kucing pesawat terbang

pesawat terbang

Siapa yang ingin kembali ke masa lalu jika ada ilmuwan yang berhasil menciptakan mesin waktu? Saya rasa sebagian bersedia dengan suka rela untuk kembali ke masa lalunya dan sebagian lagi ogah ikut. Saya hanya turut prihatin jika ada di antara kita tidak mau bernostalgia dengan masa lalunya. Memang pengalaman masa lalu kita berbeda-beda. Ada yang kelewat membahagiakan dan sebagian memang memilukan. Keduanya adalah keniscayaan.

Ngomong-ngomong tentang masa lalu, saya jadi teringat ketika kebetulan menjumpai feed Instagram saudara sepupu saya. Pada feednya terpampang foto dan video. Foto tiga orang yang sedang melihat pesawat terbang dengan khusyuk dan video pesawat terbang yang akan mendarat. Keduanya dibubuhi dengan caption yang menarik. Kurang lebih menceritakan pengalaman mengesankan ketika masih kecil bersama pesawat terbang.

Saat masih kecil, kita yang anak desa, dengan keterbatasan teknologi yang tidak seperti sekarang, memang sulit untuk menyaksikan pesawat dari dekat. Dan itu pun tidak bisa setiap waktu. Paling banter ya nonton di televisi dan melihat foto yang terpampang di koran. Kalau mau langsung ya harus mantengin langit sambil berharap bisa menyaksikan pesawat terbang yang melintas. Konsekuensinya, tidak setiap saat ada pesawat terbang yang melintas.

Semasa kecil, memang banyak tingkah unik kita yang berkaitan dengan pesawat. Saya akan menceritakan tiga pengalaman unik yang teralami dan terpatri di dalam otak saya.

Pertama, meminta uang kepada pesawat terbang

Ada cerita unik ketika kita yang tinggal di desa atau kampung ketika melihat pesawat secara langsung di langit. Entah dari mana mulanya. Ketika gemuruh di langit terdengar, yang menandakan sebuah pesawat akan lewat di atas langit rumah kita, sontak saja saya keluar. Saya berteriak dengan keras.

“Pak Pilot, njaluk dhuwite (Pak Pilot, minta uangnya)! Pak Pilottt…..”

Namun sayang, pilot tidak mendengarkan teriakan anak kecil ini. Padahal si kecil ini berharap Pak Pilot menyebar uangnya untuk saya yang ingin membeli banyak mainan. Saya menginginkan uang untuk membeli tamiya, yoyo, dan gambar Power Rangers untuk bermain pel-plekan (tepuk kertas dengan menggunakan mainan gambar kartun atau tokoh idola sebagai taruhannya).

Kedua, meminta pilot untuk turun dan mengizinkan saya naik ke dalam pesawat terbang

Pada kesempatan lain, kalau dirasa Pak Pilot tidak mau dimintai uang, saya meminta pesawat untuk turun. Saya ingin ikut naik ke dalamnya. Dalam bayangan saya, saya rasa seru jika saya dapat ikut membonceng Pak Pilot dengan pesawatnya untuk kemudian menjelajahi langit biru.

“Pak Pilot, meluuuu(Pak Pilot, ikuttt). Mudhun, Pakkkk, mudhunnnn(Turun, Pakkkk, turunnnn)!”

Namun, jika masih saya lakukan saat ini. Saya tak habis pikir bagaimana jadinya rumah saya dan rumah tetangga. Pasti luluh lantak karena ditimpa pesawat yang segede Gaban, pesawat yang saya mintai turun tadi. Di samping itu, pesawat terbang yang ingin saya naiki ikut hancur juga.

Ketiga, memasukkan pesawat ke dalam goa

Ibu dan bapak saya sudah seperti memiliki kekuatan super. Anda tidak percaya? Ibu dan bapak saya bisa memasukkan pesawat ke dalam goa, lho. Tentu bukan pesawat yang sebenarnya, hanya sendok yang sedang cosplay menjadi pesawat.

Saya yang paling susah kalau diajak makan, memang memaksa orang tua saya untuk memutar otak. Suap demi suap selalu dibubuhi dengan cerita-cerita yang seru. Lebih sering dibubuhi dengan cerita pesawat yang akan masuk ke dalam goa.

Montor mabur mlebu ning guwa(pesawat terbang masuk ke goa), ngengg….” kata ibu saya yang menyuapi, terkadang bapak.

Ketika orang tua saya menyuapi saya. Sendok yang berperan sebagai pesawat terbang tadi meluncur menuju goa. Mulut saya yang berperan sebagai goa yang siap dimasukki pesawat terbang. Hal itu dilakukan berulang kali oleh orang tua saya. Sampai beberapa suapan dan nasi beserta lauknya habis.

Ketika yang menyuapi ibu saya, pesawat yang masuk ke goa tadi bisa sampai lima belas kali. Karena suapannya sedkit-sedikit. Jika yang menyuapi adalah bapak, pesawat yang terbang menuju goa hanya sepuluh kali saja. Karena suapannya dengan porsi yang lebih banyak dari suapan ibu dan nasi beserta lauknya cepat habis.

Memang senang sekali mempunyai pengalaman unik dengan pesawat terabang. Tentu pengalaman saya dan pembaca sekalian berbeda-beda. Kalau kalian punya pengalaman unik apa nih dengan pesawat terbang?

Exit mobile version