Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Featured

Mengenang Es Limun, Softdrink ala Anak Jadul

Reni Soengkunie oleh Reni Soengkunie
28 Mei 2020
A A
Mengenang Es Limun, Softdrink ala Anak Jadul
Share on FacebookShare on Twitter

Salah satu minuman legendaris yang populer di kalangan anak zaman 80-an dan 90-an mungkin jatuh pada minuman yang bernama limun. Di beberapa daerah kadang orang menyebut limun ini dengan sebutan orson, temulawak, sari temu, atau ada juga yang menyebutnya sari buah. Meski terlihat sama secara sekilas, tapi sebenarnya antara limun, orson, dan temulawak itu memiliki perbedaan.

Limun sendiri merupakan minuman bersoda sehingga tutup botol kemasannya itu disegel agar kandungan karbondioksidanya tidak menguap. Orson hampir mirip dengan limun atau mungkin lebih tepatnya sangat mirip dengan sirup. Namun, antara orson dan sirup tentu saja berbeda. Pasalnya, orson bisa langsung diminum tanpa harus menambahkan air terlebih dahulu. Yang membedakan antara limun dan orson sendiri adalah kandungan sodanya. Pada minuman orson tidak terdapat soda. Jadi hanya sari buah biasa yang nikmat diminum dengan es.

Sementara temulawak atau sari temu sendiri rasanya lebih agak semriwing-semriwing gimana gitu. Biasanya anak-anak yang tengah masuk angin atau kurang enak badan direkomendasikan untuk minum minuman ini. Kalau orang-orang bilangnya temulawak ini merupakan soju-nya orang orang zaman dulu. Meski sebenarnya berbeda, tapi kebanyakan orang sering menyebut ketiganya ini dengan sebutan limun.

Masa kepopuleran limun dan kawan-kawannya ini tentu saja terjadi sebelum Marimas datang menyerang pasar Indonesia. Kala itu, limun bisa dibilang merupakan minuman alternatif ketika bujet kita tidak cukup untuk membeli minuman bersoda seperti Sprite ataupun Fanta. Dengan mengeluarkan uang sekecil-kecilnya, kita tetap bisa mendapatkan kesegaran sesegar-segarnya.

Secara sekilas minuman ini memiliki kemasan yang hampir mirip dengan bir. Makanya tak heran, anak zaman old itu kadang kalau minum suka sok-sokan kayak orang teler alias mabuk gitu. Padahal mah aslinya minuman ini nggak ada kandungan alkoholnya sama sekali. Komposisi dalam pembuatannya sendiri menggunakan asam sitrat, air, sari buah, gula asli, dan juga karbondioksida. Karbondioksida digunakan sebagai bahan untuk membuat buih, sehingga saat meminumnya, ini kita akan merasa seperti meminum minuman yang penuh dengan uap.

Untuk varian rasanya pun bermacam-macam. Ada rasa nanas, moka, sirsak, kopi, lemon, jeruk, framboze, anggur, dan air soda. Saya sendiri sangat suka limun rasa jeruk. Ini rasa terfavorit menurut saya. Segernya itu berasa banget dan bikin nagih pengin minum lagi, lagi, dan lagi.

Dulu, harga satu botol limun ini dibandrol dengan harga 300 rupiah. Jika kita berniat ingin membawanya pulang beserta botolnya, maka kita harus mengeluarkan uang sebesar 500 rupiah. Tapi perlu diingat, harga segitu tuh berlaku untuk 20 tahun yang lalu loh, ya, ketika saya masih duduk di bangku SD. Untuk saat ini saya sendiri tidak tahu harga pastinya, karena sudah belasan tahun saya tak meminum minuman ini. Namun, kemarin saya cek di toko online, kini satu botol limun ini dihargai sekitar 7000-20.000 rupiah.

Di zamannya, minuman ini biasanya dijual di kantin-kantin sekolah. Saya masih ingat sekali sensasi minum minuman ini setelah selesai olahraga. Pas capek-capeknya, haus-hausnya, panas-panasanya, lalu minum es limun. Hmmm, langsung deh mak nyessss di tenggorokan. Sebenarnya, mau minum ditambahi es batu atau tidak, menurut saya tetap saja sama-sama seger. Namun, kalau minum dengan es batu, maka kesegarannya akan berlipat ganda.

Baca Juga:

7 Kasta Motor Jadul yang Masih Digemari dan Diburu Kolektor Motor

Asyiknya Jadi Kolektor Kaset Pita, Bisa Nostalgia Sekaligus Dapat Cuan yang Lumayan

Kalau di sekolahan saya dulu, ibu kantin sudah menyiapkan es batu secara gratis dan bisa diambil sesuai kebutuhan. Lalu tiap kami membelinya, minuman limun ini akan dituang di plastik dengan sedotan dan ditambahi dengan es batu. Sungguh kala itu tak ada yang bisa menandingi kesegeran hakiki dari minuman ini.

Selain di kantin sekolah, kita juga bisa mendapatkan es limun ini di warung-warung makanan. Kalau saat ini, warung makan yang menjualnya sudah setara dengan resto mewah kayaknya. Hehehe.

Tiap menjelang hari raya lebaran, es limun bisa dijadikan sebuah pertanda. Kalau ada rumah yang menyediakan botol limun di rumahnya sebagai suguhan, maka sudah bisa dipastikan si tuan rumah itu akan masuk dalam kategori tujuh orang paling kaya di kampung versi On The Spot.

BACA JUGA Rekomendasi Sirup untuk Melengkapi Manisnya Berbuka Puasa dan tulisan Reni Soengkunie lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 28 Mei 2020 oleh

Tags: es limunJadulminuman bersoda
Reni Soengkunie

Reni Soengkunie

Manusia yang suka mainan sama kucing, suka nonton video kucing, dan hobi ngobrol sama kucing. IG/Twitter: @renisoengkunie.

ArtikelTerkait

7 Jajanan Jadul yang Mulai Langka di Warung Kelontong Terminal Mojok

7 Jajanan Jadul yang Mulai Langka di Warung Kelontong

22 September 2022
Rambut Nenek Adalah Camilan Jadul yang Eksistensinya Wajib Dipertahankan terminal mojok

Rambut Nenek Adalah Camilan Jadul yang Eksistensinya Wajib Dipertahankan

25 Mei 2021
4 Restoran di Bandung yang Terkenal Sejak Zaman Kolonial Terminal Mojok

4 Restoran di Bandung yang Terkenal Sejak Zaman Kolonial

21 Januari 2022
7 Kasta Motor Jadul yang Masih Digemari dan Diburu Kolektor Motor Mojok.co

7 Kasta Motor Jadul yang Masih Digemari dan Diburu Kolektor Motor

30 Januari 2025
NASCAR Rumble

NASCAR Rumble: Gim NASCAR Rasa Balap Liar

9 November 2021
Nostalgia dengan 5 Mi Instan Jadul yang Saya Harap Bisa Dipasarkan Lagi Terminal Mojok.co

Nostalgia dengan 5 Mi Instan Jadul yang Saya Harap Bisa Dipasarkan Lagi

22 April 2022
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Banyuwangi: Ditinggal Ngangeni, Ditunggui Bikin Sakit Hati

Banyuwangi: Ditinggal Ngangeni, Ditunggui Bikin Sakit Hati

20 Desember 2025
Toyota Vios, Mobil Andal yang Terjebak Label "Mobil Taksi"

Panduan Membeli Toyota Vios Bekas: Ini Ciri-Ciri Vios Bekas Taxi yang Wajib Diketahui!

18 Desember 2025
Penyakit Gredek Honda Vario Memang Bukan Kerusakan Fatal, tapi Mengganggu Mojok.co

Penyakit Gredek Honda Vario Memang Bukan Kerusakan Fatal, tapi Mengganggu

13 Desember 2025
Selo, Jalur Favorit Saya untuk Pulang ke Magelang dari Solo Mojok.co

Selo, Jalur Favorit Saya untuk Pulang ke Magelang dari Solo

14 Desember 2025
Lumajang Bikin Sinting. Slow Living? Malah Tambah Pusing (Unsplash)

Lumajang Sangat Tidak Cocok Jadi Tempat Slow Living: Niat Ngilangin Pusing dapatnya Malah Sinting

19 Desember 2025
Bukan Mojokerto, tapi Lumajang yang Layak Menjadi Tempat Slow Living Terbaik di Jawa Timur

Bukan Mojokerto, tapi Lumajang yang Layak Menjadi Tempat Slow Living Terbaik di Jawa Timur

18 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Upaya Merawat Gedung Sarekat Islam Semarang: Saksi Sejarah & Simbol Marwah yang bakal Jadi Ruang Publik
  • Busur Panah Tak Sekadar Alat bagi Atlet Panahan, Ibarat “Suami” bahkan “Nyawa”
  • Pasar Petamburan Jadi Saksi Bisu Perjuangan Saya Jualan Sejak Usia 8 Tahun demi Bertahan Hidup di Jakarta usai Orang Tua Berpisah
  • Dipecat hingga Tertipu Kerja di Jakarta Barat, Dicap Gagal saat Pulang ke Desa tapi Malah bikin Ortu Bahagia
  • Balada Berburu Si Elang Jawa, Predator Udara Terganas dan Terlangka
  • Memanah di Tengah Hujan, Ujian Atlet Panahan Menyiasati Alam dan Menaklukkan Gentar agar Anak Panah Terbidik di Sasaran

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.