Mengenal Escorting, Aksi Luhur Ojek Online Indonesia

Mengenal Escorting, Aksi Luhur Ojek Online Indonesia (Unsplash)

Mengenal Escorting, Aksi Luhur Ojek Online Indonesia (Unsplash)

Selama menggeluti profesi sebagai ojek online, isi otak saya bukan hanya mencari orderan semata. Waktu dari pagi sampai malam yang terbilang panjang akan sangat sayang apabila hanya digunakan untuk bekerja saja. Belum lagi sistem kerja ojek online yang fleksibel, membuat kita lebih leluasa mengatur antara jam ngebid dengan kegiatan lainnya. Maka dari itu, sebagian waktu saya pergunakan untuk kegiatan yang bermanfaat seperti escorting.

Escorting sendiri merupakan kegiatan sukarela para ojek online, untuk mengawal ambulans sampai ke rumah sakit atau rumah duka. Baik mengantar pasien kritis atau jenazah menggunakan sepeda motor. 

Biasanya, para driver ini bertugas untuk membukakan jalan bagi ambulans yang ingin melintas jalan perjalanan tidak terhambat. Aksi escorting ini sudah tersebar di banyak kota besar seperti wilayah Jabodetabek, Bandung, Surabaya, hingga Jogja. Escorting juga sudah mempunyai komunitas independen, yaitu URC (Unit Reaksi Cepat) atau TRC (Tim Reaksi Cepat).

Awal mengenal escorting

Saya tidak ingat kapan dan di mana kegiatan kerelawanan ini mulai terkenal di kalangan ojek online. Namun, kalau saya sendiri, kali pertama mengenal escorting sekitar 2019, berawal dari salah satu ajakan teman untuk bergabung dalam sebuah grup WhatsApp

Grup tersebut berisi para relawan ambulans, mulai dari tim rescue, driver, dan pengawal. URC atau TRC di ruang lingkup ojek online sendiri ada yang berskala regional daerah dan ada yang skala antar-daerah yang sering disebut URC Nusantara.

URC Nusantara sendiri merupakan kumpulan dari berbagai perwakilan komunitas di berbagai daerah. Lewat grup WhatsApp inilah berbagai komunitas saling berintegrasi. Mereka akan saling berkoordinasi apabila ada pengantaran Jenazah atau rujukan pasien ke rumah sakit tujuan.

Sistem kerja escorting

Misalnya ada jenazah dari rumah sakit di Jakarta akan diantar menuju rumah duka di Jogja. Komunitas URC yang ada di Jakarta akan berkoordinasi dengan mengirim rute perjalanan. Selain itu, URC Jakarta juga akan mengirim sharelive driver ambulans agar dapat dipantau oleh para anggota. 

Selanjutnya, URC Jakarta akan mengawal ambulans sampai perbatasan provinsi dan kemudian akan dilanjut ke URC yang lain, dan begitu seterusnya. Terakhir, ambulans akan dikawal oleh URC Jogja sampai ke rumah duka.

Sepanjang perjalanan, kita akan sering mendengar voice note para relawan ojek online yang sedang mengantarkan ambulan.

“Dimonitor kembali buat URC Nusantara, ambulans akan segera lepas landas dari rumah sakit. Dimohon untuk dibantu buka-tutup jalannya,” ucap salah satu relawan yang mengawal.

Atau ketika ambulans sudah di perjalanan, grup WhatsApp akan penuh dengan voice note para relawan yang mengantar. “Dimonitor kembali buat URC Nusantara, ambulans sudah memasuki Tugu Ireng Jogja-Magelang, dimohon buka tutup jalannya.”

Saya beberapa kali ikut kegiatan ini. Biasanya, ketika ada ambulans datang dari luar daerah, saya dan relawan ojek online lain sering menunggu di perbatasan provinsi seperti Tugu Ireng. Waktu menunggu disesuaikan di mana ambulans berada. Kadang waktu menunggu bisa sore, bahkan dini hari. Kita harus tetap siap sambil memantau jalannya ambulans lewat sharelive. Kadang ketika estimasi ambulans tiba jogja itu malam, kita beristirahat sejenak agar tidak terlalu lelah.

Kegiatan yang menyenangkan sekaligus menantang

Bagi saya, escorting adalah satu kegiatan sosial yang menyenangkan sekaligus menantang. Menyenangkan karena bisa membantu membukakan jalan bagu ambulans. Beberapa keluarga dari jenazah bahkan mengucapkan terima kasih karena merasa terbantu. Tak sedikit juga mendoakan kami. 

Kegiatan ini juga menantang karena membutuhkan konsentrasi dan koordinasi yang matang. Lantaran dikejar waktu, kami harus berjalan dengan kecepatan rata-rata 70 km/jam. Kita juga harus tau jalan mana yang akan dilalui.

Semasa pandemi,, kegiatan pengawalan ambulans sangat sering dilakukan. Kalian tentu masih ingat suasana pandemi pada masa itu. Suara sirine ambulans sangat sering terdengar. Mencekam. Prokes yang sangat ketat diterapkan dan akses jalan ditutup di berbagai titik.

Saya banyak berbincang dengan teman ojek online sesama relawan. Mereka menceritakan pengalaman selama menjadi relawan ambulans.

“Selama pandemi sangatlah tersiksa. Saya harus menggunakan atribut APD (Alat Pelindung Diri) yang gerahnya minta ampun dari Jakarta hingga Jogja,” ucap salah satu teman yang kebetulan seorang driver ambulans.

Ada juga yang menceritakan perasaan mereka ketika mengikuti kegiatan kerelawanan ini dengan penuh rasa bangga. “Saya senang ikut escorting. Bisa berbuat baik di tengah kesibukan menjadi ojek online. Malah saya ketagihan dengan ini, entah kenapa.”

Menularkan energi positif

Kebanyakan teman yang saya tanya malah ketagihan mengikuti escorting. Bagi saya, escorting adalah kegiatan yang mengandung “energi positif yang menular” sehingga siapa saja yang di dekatnya akan tertular energi positif. Apabila banyak di sekeliling kita berbuat baik, kita juga akan tergerak untuk berbuat baik.

Belum lagi escorting juga terintegrasi sampai ke penjuru negeri. Ini membuat saya bisa saling mengenal relawan ojek online dari berbagai daerah. Ketika pengantaran ambulans telah selesai, biasanya kami ajak para relawan untuk singgah di basecamp komunitas saya untuk ngopi dan beristirahat sejenak. 

Hal ini akan sering kita jumpai di dunia ojek online karena rasa solidaritas sangat kuat. Bukan hanya soal escorting saja, apabila ada seorang taruna ojek online ingin pergi ke suatu daerah, mereka akan singgah ke basecamp komunitas di salah satu daerah tersebut untuk bersilaturahmi. Baik untuk ngopi, ngobrol, istirahat, atau ngecharge hape.

Dari itu semua, saya bertahap mulai merasa sadar bahwa waktu jangan hanya digunakan untuk rutinitas kerja saja. Saya pernah dinasehati salah satu teman ojek online, kata-katanya membuat saya tergugah untuk dapat berbuat baik walau hanya sedikit.

“Mumpung masih ada kesempatan hidup, jangan lelah jadi orang baik. Kelak, kita akan seperti jenazah yang kita kawal itu,” ucapnya.

Penulis: Ismail Hasan

Editor: Yamadipati Seno

BACA JUGA Geliat Ojek Online di Tengah Kemacetan

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version