Menerka Jalan Pikiran Orang yang Merusak Seni Instalasi demi Potret Anjingnya

Menerka Jalan Pikiran Orang yang Merusak Instalasi Seni Demi Potret Anjingnya terminal mojok

Bagi orang yang memiliki akal sehat, tentu tak habis pikir dengan kelakuan 3 wanita yang mengobrak-abrik instalasi seni di sebuah kafe beberapa waktu lalu. Normal jika banyak yang mbatin, “Lu ngapain, sih, ngerusak karya orang lain? Foto ya foto aja, nggak usah banyak tingkah!” Kekesalan dan kekecewaan ini bahkan tak hanya dirasakan oleh pembuat dan pemilik kafe, namun juga orang lain yang punya respect tinggi terhadap karya orang lain.

Saking ganjilnya, kita sampai kesulitan menerka alasan di balik tingkah yang abnormal tersebut. Kira-kira kenapa ya mereka melakukan itu?

Berikut saya coba-coba berempati dengan 3 sosok wanita yang “inspiratif” tersebut dan menyelami jalan pikiran mereka dengan akal saya yang sangat terbatas ini. Bisa jadi 5 kemungkinan alasan berikut yang mendasari perbuatan sembrono bin bar-bar mereka.

#1 Tidak paham seni instalasi dan cara mengapresiasinya

Seni instalasi merupakan salah satu cabang seni rupa. Dikutip dari Wikipedia, seni instalasi merupakan seni memasang, menyatukan, dan mengonstruksi sejumlah benda yang dianggap bisa merujuk pada suatu konteks kesadaran makna tertentu. Ada berbagai makna yang biasa diangkat dalam seni instalasi, contohnya masalah politik, sosial, budaya, dan lainnya.

Salah satu alasan yang bisa memicu aksi rusuh ketiga wanita tersebut bisa jadi karena mereka nggak memahami seni instalasi. Mengingat pelajaran seni rupa di sekolah biasanya berkutat pada pembuatan lukisan, patung, topeng, anyaman, menggambar batik, dan lainnya. Bahkan saya pun nggak ingat soal pembahasan seni instalasi di sekolah.

Kealpaan ini bisa memicu anggapan bahwa pajangan bunga yang ada di kafe tersebut sebagai karya seni yang harus dihormati dan dijaga sungguh-sungguh. Sehingga mereka memperlakukannya bak serpihan bunga yang berserak di atas meja. Saya yakin jika mereka melihat seni instalasi pisang yang dilakban di dinding dan berharga Rp 1,6882 miliar, alih-alih mengaguminya mereka bakal tergoda membuka lakban dan memakannya.

#2 Tidak menghargai karya orang lain

Alasan lain yang mungkin mendasari perilaku para wanita “ajaib” ini mungkin bukan lagi karena faktor pengetahuan, melainkan moralitas. Mereka paham bahwa instalasi bunga tersebut merupakan karya seni, tapi mereka nggak peduli dan nggak menghargainya.

Mereka bisa saja penganut paham bahwa barang bajakan adalah barang halal dan bukan masalah. Tipe orang yang seperti ini biasanya enggan menghabiskan uang buat bayar tiket nonton dan beli popcorn, lalu memilih download film di website terlarang sambil numpang WiFi tetangga.

#3 Egoisme membabi buta

Egoisme membabi buta juga bisa menjadi penyebab kunci perilaku bar-bar yang merugikan orang lain ini. Egoisme bermakna keyakinan yang mendasari bahwa segala perbuatan selalu disebabkan oleh keinginan untuk menguntungkan diri dan menganggap diri mereka lebih penting dari daripada orang lain.

Mereka menganggap bahwa diri mereka lebih baik, sehingga sah-sah saja mengabaikan kepentingan orang lain. Termasuk kepentingan untuk menjaga agar seni instalasi tersebut nggak berubah dan indah dipandang.

Orang egois cenderung akan memusatkan pikiran dan perilakunya terhadap kepentingan dan keuntungan personal. Sehingga mereka kesulitan memberikan perhatian dan cinta yang tulus kepada orang lain atau benda lain, termasuk seni instalasi bunga karya orang lain.

#4 Anjingnya lebih berharga

Disebutkan dalam akun Instagram pembuat bunga, bahwa perilaku wanita yang mengobrak-abrik karya itu lantaran ingin meletakkan anjingnya diatas podium. Alhasil, mereka menyingkirkan bunga-bunga yang berada di podium tersebut.

Atas kejadian tersebut, sangat mungkin jika wanita ini memang menganggap anjingnya lebih berharga daripada seni instalasi bunga tersebut. Perbuatan ini juga termasuk wujud perilaku yang mencerminkan egoisme.

#5 Buta huruf/Tidak bisa bahasa Enggres

Jika keempat hal di atas sebelumnya bukan alasan perusakan, bisa jadi alasan kelima ini yang paling mungkin terjadi. Mereka mungkin saja buta huruf atau nggak memahami peringatan bahasa Inggris: “Please do not touch the installation” yang tertempel di lantai dekat instalasi bunga tersebut.

Waduh, Biyung, kalau sudah begini pemilik kafe seharusnya menempelkan simbol dilarang menyentuh agar mudah dipahami semua orang. Bila perlu tambahkan sindiran yang bikin pelaku keder: “Hanya Orang Bodoh yang Pegang Instalasi Seni Ini!” atau yang lebih dahsyat “Dilarang Pegang Instalasi Ini, Ngeyel Gebukin!”

BACA JUGA Mengenal Dolalak, Kesenian Khas Purworejo yang Lagi Hype di TikTok atau tulisan Dian Aprilia lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.
Exit mobile version