Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Gaya Hidup

Menerka Alasan Toko Legendaris seperti Toko Oen Malang Nggak Menerima Pembayaran Digital

Dyan Arfiana Ayu Puspita oleh Dyan Arfiana Ayu Puspita
5 September 2024
A A
Menerka Alasan Toko Legendaris seperti Toko Oen Malang Nggak Menerima Pembayaran Digital

Menerka Alasan Toko Legendaris seperti Toko Oen Malang Nggak Menerima Pembayaran Digital (unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Kalau mau makan-makan di Toko Oen Malang atau Tempo Gelato Jogja harus sedia cash, ya, Gaes. Soalnya mereka nggak terima pembayaran digital dengan kartu atau scan QRIS-mu.

Di mana-mana cashless, cashless di mana-mana. Tren pembayaran non-tunai ini bahkan sudah mulai diikuti oleh pedagang-pedagang kecil. Contohnya, penjual dimsum yang saya temui di seputaran GOR Satria Purwokerto beberapa waktu yang lalu. Alih-alih menerima lembaran uang yang saya berikan, penjualnya malah mengarahkan supaya saya melakukan pembayaran lewat QRIS saja. Wow.

Meskipun tampak seperti tren, metode pembayaran cashless tidak dapat dikategorikan sebagai perubahan sosial karena belum semua masyarakat menggunakannya. Masih banyak toko ataupun tempat usaha lain yang tetap mengandalkan pembayaran tunai untuk transaksi. Beberapa diantaranya bahkan toko legendaris yang sudah berdiri selama puluhan tahun. Sebut saja Toko Oen Malang, Tempo Gelato Jogja, dsb.

Kira-kira, kenapa ya toko-toko legendaris tersebut enggan beralih menggunakan pembayaran digital? Masa kalah dengan penjual dimsum kecil-kecilan yang mangkal tiap minggu pagi?

Cara Toko Oen Malang dan beberapa toko lainnya merawat pelanggan

Baik Toko Oen Malang maupun Tempo Gelato Jogja bukanlah pemain baru dalam dunia bisnis. Toko Oen sendiri bahkan sudah berdiri sejak tahun 1930. Dengan usianya yang hampir seabad tersebut, banyak hal yang tetap dipertahankan oleh Toko Oen. Lihat saja bangunan Toko Oen. Bentuknya masih mempertahankan bentuk aslinya. Kalaupun ada rehabilitasi, itu sebatas pengecatan dan perbaikan bagian gedung yang bocor atau rusak.

Begitupun dengan metode transaksi yang digunakan. Meski banyak pengusaha beralih ke pembayaran cashless, Toko Oen Malang tetap mempertahankan pembayaran secara tunai, dari tangan ke tangan. Hal yang sama juga terjadi pada Tempo Gelato Jogja.

Saya yakin baik Toko Oen maupun Tempo Gelato Jogja bukannya tidak menyadari tren pembayaran cashless ini. Mereka sebenarnya sadar. Hanya saja, mereka memilih untuk tidak ikut larut sebagai bentuk usaha mereka dalam merawat pelanggan. Keduanya sadar betul bahwa pelanggan mereka berasal dari berbagai kalangan. Untuk itulah, mereka tidak memaksakan diri untuk mengikuti arus modernisasi yang berpotensi membuat mereka kehilangan pelanggan.

Di balik modernisasi, ada hal yang njuweti

Selain upaya untuk merawat pelanggan, bisa jadi masalah-masalah yang kerap terjadi saat transaksi cashless juga turut menjadi pertimbangan, mengapa Toko Oen Malang dan Tempo Gelato Jogja tidak menerima pembayaran digital.

Baca Juga:

Rasanya Sangat Sedih ketika Nenek Saya Dituduh Nggak Mau Bayar Roti Terkenal karena Nggak Bisa Pakai QRIS

Surat untuk Pedagang yang Masih Minta Biaya Admin QRIS, Bertobatlah Kalian, Cari Untung Nggak Gini-gini Amat!

Maksud saya begini. Di satu sisi, pembayaran digital memang dinilai lebih efisien dan ekonomis. Melalui pembayaran digital, segala transaksi menjadi lebih cepat dilakukan serta mempermudah pencatatan melalui rekam jejak transaksi. Selain itu, dengan pembayaran digital, pelaku usaha tidak perlu repot menyediakan uang kembalian.

Namun, masalahnya adalah, pada setiap transaksi digital, terdapat batasan jumlah maksimum pada rekening per harinya. Dalam hal ini, Bank Indonesia telah membatasi transaksi QRIS maksimal Rp20 juta saja. Sebelumnya malah hanya Rp5 juta. Padahal bisa jadi transaksi per hari di Toko Oen bisa lebih dari Rp20 juta.

Ada potongan, sekecil apa pun tetaplah cuan

Meski katakanlah transaksi per hari tidak sampai Rp20 juta, seandainya saya pengusaha pun saya bakal pikir dua kali jika mau pakai QRIS. Bagaimana tidak? Sejak 1 Juli 2023, penggunaan QRIS dikenai biaya. Besarannya mulai dari 0,3 persen hingga 0,7 persen pada tiap transaksi yang nominalnya di atas Rp100 ribu Bank Indonesia melarang potongan transaksi itu dibebankan kepada konsumen. Sehingga, biaya tersebut dibebankan kepada produsen atau pedagang.

Potongan 0,3 persen hingga 0,7 persen mungkin terlihat kecil, tapi sebenarnya nggak kecil-kecil amat. Contoh, jika ada 50 orang per hari dengan transaksi masing-masing Rp200 ribu dan kena potongan 0,3%, maka besar potongan yang harus dibayar pengusaha menjadi 50×200.000×3% = Rp30 ribu/hari atau Rp900 ribu/bulan. Duit loh itu.

Jadi, ya sangat bisa dipahami kenapa toko legendaris seperti Toko Oen Malang dan Tempo Gelato Jogja ogah membuka opsi pembayaran digital. Potongane ngeri.

Keribetan lain di balik pembayaran digital yang menghantui pemilih usaha 

Bukan hanya itu saja. Fakta bahwa penerimaan pembayaran dari konsumen melalui QRIS itu tidak real time juga saya yakini sebagai faktor lain yang menyebabkan Toko Oen Malang tidak mau menggunakan pembayaran digital.

Bayangkan. Para pemilik usaha harus menunggu paling cepat esok harinya atau 24 jam setelah transaksi dilakukan. Dalam beberapa kasus, tak jarang pemilik usaha baru menerima pembayarannya lebih dari sehari.

Situasi ini tentu merugikan pemilik usaha karena arus keuangan mereka jadi terganggu. Padahal bisa jadi uang dari pelanggan tersebut akan digunakan untuk modal membeli bahan baku. Istilahnya, buat muter harian. Tentu akan sangat merepotkan jika di hari itu, semua transaksinya menggunakan QRIS. Nanti, belanja harian untuk keperluan jualan esok hari, bayarnya pakai apa? Pakai keringat karyawan? Kan tidak mungkin.

Sebetulnya, kalau mau mengupas boroknya pembayaran digital ini ya, ada banyak banget. Coba saja baca di tulisan ini. Maka, sungguh sangat wajar jika banyak pemilik usaha, termasuk Toko Oen Malang dan Tempo Gelato Jogja, tidak membuka pembayaran digital. Entah jika di kemudian hari sistem pembayaran digital ini dibenahi. Mungkin saja akan semakin banyak pemilik usaha yang tertarik.

Penulis: Dyan Arfiana Ayu Puspita
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Pembayaran Nontunai Saja Orang Indonesia Masih Gagap, Digitalisasi Masih Begitu Jauh di Angan.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 5 September 2024 oleh

Tags: cashlesskartu debitpembayaran digitalQRIStempo gelatotoko oen malang
Dyan Arfiana Ayu Puspita

Dyan Arfiana Ayu Puspita

Alumnus Universitas Terbuka yang bekerja sebagai guru SMK di Tegal. Menulis, teater, dan public speaking adalah dunianya.

ArtikelTerkait

Tukang Parkir Liar Nggak Hanya Bikin Pengendara Sebel, tapi Juga Bikin Pengusaha Kecil Bangkrut tempat parkir ilegal tukang parkir atm, capres surabaya bogor, kota malang polisi cepek qris parkir indomaret

Tukang Parkir: Pekerjaan yang Nggak Bakal Punah meski Zaman Telah Berubah

17 Oktober 2025
Blu by BCA: Bank Digital dengan Tampilan Unyu Kekinian tapi Kurang Ramah bagi Pengguna HP Android Entry Level

Blu by BCA: Bank Digital dengan Tampilan Unyu Kekinian tapi Kurang Ramah bagi Pengguna HP Android Entry Level

23 Juni 2024
3 Dosa Konsumen Indomaret yang Suka Pakai Dompet Elektronik (Pexels)

Belanja Pakai Dompet Elektronik di Indomaret Memang Memudahkan, tapi Sebaiknya Kamu Selalu Bawa Uang Tunai

26 Januari 2025
Gebrakan Baru Tukang Parkir Purwokerto, Sekarang Nyodorin Barcode QRIS, Purwokerto (Makin) Berhenti Nyaman!

Gebrakan Baru Tukang Parkir Purwokerto, Sekarang Nyodorin Barcode QRIS, Purwokerto (Makin) Berhenti Nyaman!

5 Maret 2025
Pesan untuk Warga Madura yang Latah Buka Warung Madura 24 Jam: Pikir Baik-baik daripada Merugi QRIS

QRIS di Warung Madura Bikin Toko Lain Makin Tertinggal, Digitalisasi Berkolaborasi dengan Daya Tahan 24 Jam, Selesai Itu Toko yang Nggak Mau Berbenah!

26 Mei 2025
7 Ciri Toko Pakaian yang Sebaiknya Dihindari Terminal Mojok

7 Ciri Toko Pakaian yang Sebaiknya Dihindari

7 Desember 2022
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

4 Rekomendasi Film India Penuh Plot Twist Sambil Nunggu 3 Idiots 2 Tayang

4 Rekomendasi Film India Penuh Plot Twist Sambil Nunggu 3 Idiots 2 Tayang

18 Desember 2025
Ngemplak, Kecamatan yang Terlalu Solo untuk Boyolali

Ngemplak, Kecamatan yang Terlalu Solo untuk Boyolali

15 Desember 2025
Tinggal di Kabupaten Magelang: Dekat Borobudur, tapi Tidak Pernah Merasa Hidup di Tempat Wisata

Tinggal di Kabupaten Magelang: Dekat Borobudur, tapi Tidak Pernah Merasa Hidup di Tempat Wisata

18 Desember 2025
Rujak Buah Jawa Timur Pakai Tahu Tempe: Nggak Masuk Akal, tapi Enak

Rujak Buah Jawa Timur Pakai Tahu Tempe: Nggak Masuk Akal, tapi Enak

16 Desember 2025
Toyota Vios, Mobil Andal yang Terjebak Label "Mobil Taksi"

Toyota Vios, Mobil Andal yang Terjebak Label “Mobil Taksi”

16 Desember 2025
Nasib Sarjana Musik di Situbondo: Jadi Tukang Sayur, Bukan Beethoven

Nasib Sarjana Musik di Situbondo: Jadi Tukang Sayur, Bukan Beethoven

17 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Slipknot hingga Metallica Menemani Latihan Memanah hingga Menyabet Medali Emas Panahan
  • Nyaris Menyerah karena Tremor dan Jantung Lemah, Temukan Semangat Hidup dan Jadi Inspirasi berkat Panahan
  • Kartu Pos Sejak 1890-an Jadi Saksi Sejarah Perjalanan Kota Semarang
  • Ketika Rumah Tak Lagi Ramah dan Orang Tua Hilang “Ditelan Layar HP”, Lahir Generasi Cemas
  • UGM Dorong Kewirausahaan dan Riset Kehalalan Produk, Jadikan Kemandirian sebagai Pilar
  • Liburan Nataru di Solo Safari: Ada “Safari Christmas Joy” yang Bakal Manjakan Pengunjung dengan Beragam Sensasi

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.