Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Kampus Pendidikan

Menerka Alasan Seragam Olahraga Sekolah Desainnya Selalu Bikin Malu

Bella Yuninda Putri oleh Bella Yuninda Putri
26 November 2023
A A
Menerka Alasan Baju Olahraga Sekolah Desainnya Selalu Bikin Malu

Menerka Alasan Baju Olahraga Sekolah Desainnya Selalu Bikin Malu (Pixabay.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Kenapa sih seragam olahraga sekolah itu desainnya bikin malu? 

Selama saya sekolah negeri, hal yang selalu bikin deg-degan tiap kenaikan kelas adalah kegiatan bayar-membayar kebutuhan sekolah baru. Sudah bukan hal yang mengejutkan memang kalau orang tua selalu terbebani dengan hal ini tiap 12 bulan. Entah itu membeli buku pelajaran baru, buku LKS, bayar kalender, bahkan sampai bayar utang kas anaknya.

Yang terakhir memang bikin geleng-geleng kepala, tapi itu nyata adanya sebab saya sendiri juga pernah demikian. Duh, semoga saya nggak berdosa.

Oh ya, urusan membayar kebutuhan sekolah ini juga merambah ke dunia busana yaitu atribut seragam dan seragam baru. Bukan berarti seragamnya kekecilan atau koyak sana sini, tapi naik kelas juga berarti ganti badge dan seragam olahraga.

Nah, seragam olahraga yang selalu ganti tiap tahun ini terkadang menjadi keluhan rutin para orang tua lantaran menambah biaya yang dikeluarkan. Padahal, pelajaran olahraga juga hanya seminggu sekali. Jadi beli baru karena alasan mengikuti tingkatan kelas itu benar-benar merugikan. Namun, jangan dikira yang mengeluhkan hal ini hanya orang tua saja. Pasalnya, masalah ini juga selalu menjadi keluhan rutin para siswa, yaitu desain seragam olahraga yang selalu bikin malu.

Entah mengapa saya juga heran. Sejak dulu, setiap kali saya dan teman-teman mendapatkan baju olahraga baru, wajah kami nggak pernah hepi. Banyak yang mengeluhkan desain bajunya yang tidak sesuai ekspektasi. Tapi kira-kira kenapa ya, desain baju olahraga sekolah negeri itu selalu demikian?

Seragam olahraga bikin mudah dikenal oleh penduduk

Ada hal unik yang saya temukan di seragam olahraga SD negeri, yaitu rata-rata seragamnya warna merah. Ini bukan berarti saya menggeneralisir, ya, ini hanya berdasarkan pengalaman pribadi sekaligus observasi saya terhadap siswa-siswi SD yang sering saya jumpai. Kalaupun warnanya nggak sepenuhnya merah, ya biasanya ada unsur merahnya. Seperti merah dan putih, merah dan hitam, atau malah merah, putih, dan hitam.

Saya pikir pemilihan warna ini bukan nggak ada artinya. Mungkin saja, warna merah ini identik dengan seragam anak SD sehingga apabila ada gerombolan siswa berpakaian demikian masyarakat bisa langsung mengenalinya. Kemungkinan besar ini juga memudahkan penduduk supaya dapat membantu siswa atau siswi SD yang tertinggal dari gerombolannya ketika olahraga di luar.

Baca Juga:

Keluh Kesah Alumni Program Akselerasi 2 tahun di SMA, Kini Ngenes di Perkuliahan

Menjamurnya Bimbel Bukan karena Pendidikan Kita Ampas, tapi karena Mengajar di Bimbel Memang Lebih Mudah

Budaya senioritas

Saya nggak tahu apakah di daerah lain menerapkan aturan yang sama atau tidak. Tapi warna baju olahraga tiap tingkatan kelas sekolah-sekolah di Surabaya itu biasanya dibedakan. Ini biasanya berlaku di SMP dan SMA. Kalau SD umumnya selalu sama tiap tahun.

Adapun warna baju untuk kelas rendah biasanya hijau, kelas tengah kuning, dan kelas tinggi merah. Yang paling kasihan itu yang kelas tengah sebab mereka selalu mendapatkan warna ngejreng. Sejak saya SMP semua siswa rasa-rasanya selalu mengeluh kalau menginjak kelas tengah.

Saya kurang tahu apa alasan pembedaan warna ini. Boleh jadi ini sebagai tanda pengenal agar murid-murid lain bisa mengetahui bagaimana mereka harusnya memanggil si pemakai baju olahraga tertentu. Hal ini supaya mereka nggak keliru manggilnya. Bisa saja dia kelas 12, tapi malah dipanggil “dek” oleh adek kelas. Pembedaan warna ini lumrah di Surabaya, apa mungkin tujuannya untuk melestarikan budaya Jawa yang harus sopan terhadap yang lebih tua?

Menyesuaikan budget

Kalau alasan yang satu ini sih nggak usah ditanya lagi. Alasan lain mengapa seragam olahraga sekolah desainnya selalu bikin para murid muram adalah menyesuaikan budget. Yah, namanya juga sekolah negeri. Nggak mungkin para guru berani mematok harga tinggi. Sebab tidak semua siswa berasal dari keluarga berlatar belakang ekonomi yang mumpuni. Ada siswa yang masih sulit membayar buku, ini malah minta harga seragam olahraga dinaikkan. Ya tentu saja sulit dong!

Nah, karena budget-nya yang cenderung pas-pasan, sudah pasti sekolah nggak seberapa memedulikan desain. Desain itu anggapannya seperti rasa dalam makanan, hanya lewat saja. Fokus utamanya adalah untuk menghilangkan rasa lapar. Dugaan saya konsep ini juga diterapkan dalam proses membuat seragam olahraga. Desain nggak penting, yang penting baju jadi dan bisa dipakai. Beres deh!

Desain seragam olahraga punya standar

Alasan terakhir yang bisa jadi pertimbangan adalah desain seragam ini memang sudah ada standarnya. Pernah mikir nggak, kenapa seragam sekolah desainnya gitu-gitu aja? Kayak ada template-nya gitu. Nah, ini bisa jadi karena seragam tersebut ada standarnya. Tentu saja standarnya tidak dibuat oleh Kemendikbud melalui undang-undang atau konferensi pers, melainkan dari kesepakatan wakil tiap-tiap sekolah negeri di Indonesia.

Masalahnya, mungkin standar ini dibuat ketika tahun 90-an atau 2000-an. Sehingga para boomer yang nggak ngerti desain ini akhirnya mengusulkan gaya yang jadul banget. Misalnya, nih, nama sekolah di belakang membentuk setengah lingkaran. Ini umum banget ditemukan. Kemudian ada juga logo sekolah di bagian depan seragam, kalau bisa yang agak besar biar ada rasa bangga. Belum lagi di celananya juga ada nama sekolah di bagian kanan dan kiri.

Itulah 4 alasan desain seragam olahraga seringkali bikin siswanya malu sendiri. Menurut saya nih, desain seragam itu penting banget lantaran dapat memengaruhi tingkat kepercayaan diri siswa. Gimana mau bangga kalau desainnya aja nggak memuaskan? Yang ada siswa pada malu. Semoga sekolah ke depannya bisa bikin seragam olahraga yang makin bagus.

Penulis: Bella Yuninda Putri
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Kualitas Pendidikan yang Merata Lebih Penting ketimbang Seragam Sekolah Baju Adat

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 26 November 2023 oleh

Tags: budgetSekolahsenioritasseragam sekolah
Bella Yuninda Putri

Bella Yuninda Putri

Seorang Gen Z. Doyan menulis nonfiksi, fiksi, sampai puisi. Suka membahas topik seputar budaya, bahasa, dan keseharian di masyarakat.

ArtikelTerkait

5 Cara Pengurus Pesantren Membangunkan Santri (Visual Karsa, unspalsh.com) dukuh babakan

5 Cara Pengurus Pesantren Membangunkan Santri Menjelang Salat Subuh

5 Juni 2022
penggolongan sim ujian praktik sim sim khusus pelajar mojok

Pentingnya Penerbitan SIM Khusus Pelajar

11 November 2020
Keluh Kesah Alumni Program Akselerasi 2 tahun di SMA, Kini Ngenes di Perkuliahan

Keluh Kesah Alumni Program Akselerasi 2 tahun di SMA, Kini Ngenes di Perkuliahan

18 Desember 2025
Ironi Profesi Guru: Mengajar Anak Orang Sampai Pintar, tapi Anak Sendiri Nggak Diperhatikan Mojok.co

Ironi Profesi Guru: Mengajar Anak Orang Sampai Pintar, tapi Anak Sendiri Nggak Diperhatikan

17 Mei 2024
Derita Punya Rumah di Dekat SMP Negeri

Derita Punya Rumah Dekat SMP Negeri

19 April 2023
Guru dan Siswa Nggak Sempat Baca Buku: Guru Diburu Berkas, Siswa Diburu Tugas

Guru dan Siswa Nggak Sempat Baca Buku: Guru Diburu Berkas, Siswa Diburu Tugas, Literasi Kandas

16 April 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Perpustakaan Harusnya Jadi Contoh Baik, Bukan Mendukung Buku Bajakan

Perpustakaan di Indonesia Memang Nggak Bisa Buka Sampai Malam, apalagi Sampai 24 Jam

26 Desember 2025
Kuliah Bukan Perlombaan Lulus Tepat Waktu, Universitas Terbuka (UT) Justru Mengajarkan Saya Lulus Tepat Tujuan

Kuliah Bukan Perlombaan Lulus Tepat Waktu, Universitas Terbuka (UT) Justru Mengajarkan Saya Lulus Tepat Tujuan

24 Desember 2025
Opel Blazer, Motuba Nyaman yang Bikin Penumpang Ketiduran di Jok Belakang

Opel Blazer, Motuba Nyaman yang Bikin Penumpang Ketiduran di Jok Belakang

23 Desember 2025
Eretan Wetan Indramayu, Venesia Jawa Barat yang Nggak Estetik Sama Sekali

Eretan Wetan Indramayu, Venesia Jawa Barat yang Nggak Estetik Sama Sekali

24 Desember 2025
Pertama Kali Mencicipi Swike: Makanan Berbahan Dasar Kodok yang Terlihat Menjijikan, tapi Bikin Ketagihan Mojok.co

Pertama Kali Mencicipi Swike: Makanan Berbahan Dasar Kodok yang Terlihat Menjijikan, tapi Bikin Ketagihan 

23 Desember 2025
Perlintasan Kereta Pasar Minggu-Condet Jadi Jalur Neraka Akibat Pengendara Lawan Arah

Perlintasan Kereta Pasar Minggu-Condet Jadi Jalur Neraka Akibat Pengendara Lawan Arah

24 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Kala Sang Garuda Diburu, Dimasukkan Paralon, Dijual Demi Investasi dan Klenik
  • Pemuja Hujan di Bulan Desember Penuh Omong Kosong, Mereka Musuh Utama Pengguna Beat dan Honda Vario
  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.