Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Ekonomi

Menelisik Alasan di Balik Runtuhnya Kejayaan Tupperware

Paula Gianita Primasari oleh Paula Gianita Primasari
26 September 2024
A A
Menelisik Alasan di Balik Runtuhnya Kejayaan Tupperware

Menelisik Alasan di Balik Runtuhnya Kejayaan Tupperware (RageZ via Wikimedia Commons)

Share on FacebookShare on Twitter

Tupperware, merek ikonik idola para ibu yang pernah mendominasi rak dapur di Indonesia kini menghadapi babak akhir yang membagongkan. Pertengahan bulan ini, wadah plastik kenamaan asal negeri Paman Sam tersebut melakukan pengajuan kebangkrutan dengan catatan utang sebesar 818 juta dolar Amerika Serikat atau setara lebih dari 12 triliun rupiah. Fakta ini terdengar menyakitkan mengingat sejumlah upaya penyelamatan telah ditempuh demi keberlangsungan bisnis Tupperware.

Restrukturisasi utang maupun penandatanganan perjanjian investasi pada tahun 2023 lalu nyatanya tak cukup menopang likuiditas perusahaan. Setelah sekitar 78 tahun beroperasi, Tupperware tampaknya harus mengakui kekalahan mereka menghadapi tantangan bisnis di era digitalisasi. Momen keruntuhan digdaya merek raksasa ini jelas mengundang tanya di benak banyak orang terkait biang kerok penyebab terjerumusnya sebuah brand legendaris di tengah kemajuan zaman.

Bengisnya kompetisi memaksa Tupperware berjibaku di red ocean market

Sejak awal kemunculannya, Tupperware dikenal sebagai merek premium. Terlebih, branding ini didukung dengan kualitasnya yang mumpuni. Akibatnya, harga jual yang dipatok di pasaran terbilang cukup tinggi sehingga membuat emak-emak menjerit histeris manakala kehilangan salah satu koleksi mereka.

Sayang, seiring perkembangan zaman, keunggulan posisi tersebut perlahan tak sanggup dipertahankan. Pasalnya, banyak produk alternatif bermunculan dengan menawarkan kualitas serupa. Pembeli yang lebih rasional dan sensitif terhadap harga, cenderung memilih produk dengan harga lebih miring. Kondisi ini mendorong Tupperware harus bersaing di pasar yang lebih berdarah-darah demi memperebutkan konsumen.

Kesusahan akibat menurunnya permintaan di tengah siksaan persaingan

Semakin kompetitif pasar, semakin sulit pula menggaet pelanggan. Perlambatan bisnis Tupperware sejatinya sudah terlihat di kisaran tahun 2000-an. Namun, seperti kalimat “blessing in disguise”, terpaan pandemi justru membawa berkah bagi Tupperware. Sebab, mayoritas orang memilih menyimpan makanan yang diolah sendiri demi alasan kesehatan.

Sialnya, anugerah tersebut tak berlangsung lama. Kesadaran masyarakat tentang dampak penggunaan plastik bagi kesehatan dan lingkungan turut menyeret perusahaan ini ke situasi yang lebih rumit. Konsumen dengan preferensi tersebut condong memilih wadah berbahan kaca atau stainless steel yang lebih tahan suhu. Merosotnya permintaan di satu sisi dan sengitnya kompetisi di sisi lain membuat Tupperware semakin kewalahan.

Tidak ada pesta yang tak usai

Hampir semua orang tahu apa itu Tupperware, tetapi sedikit dari mereka yang mengerti di mana produk tersebut dapat ditemukan. Fenomena ini wajar mengingat Tupperware senantiasa mengandalkan model pemasaran tradisional secara langsung yakni multi-level marketing (MLM). Di masa keemasannya, strategi ini sangat efektif untuk menjaring rekan sekaligus pelanggan.

Bahkan ada kampanye perusahaan bertajuk “Tupperware Parties” sangat diminati kala itu. Dalam acara tersebut, para konsumen berkumpul dan berbagi resep serta memborong sejumlah produk Tupperware. Namun konsep penjualan semacam ini sudah usang dan tidak lagi relevan diterapkan di era digital. Terhitung sejak pandemi, tren belanja masyarakat adalah daring. Pun, mereka menghindari berbagai kesempatan berkumpul bersama orang banyak.

Baca Juga:

Kembaran Bukan Purwokerto, Jangan Disamakan

Kalau Mau Menua dengan Tenang Jangan Nekat ke Malang, Menetaplah di Pasuruan!

Lambat laun dan terbentuk oleh kebiasaan, orang tak lagi antusias mengikuti “Tupperware Parties”. Selayaknya pesta yang berujung, popularitas Tupperware kian meredup, seolah memberi sinyal menyerah atas gempuran digitalisasi.

Inovasi klise Tupperware kurang menarik minat masyarakat

Tupperware memang melakukan inovasi. Celakanya, inovasi yang ditempuh dirasa kurang ampuh. Pertama, pilihan inovasinya bersifat tradisional yakni sebatas membuat produk ramah lingkungan. Gebrakan ini tak lagi menarik karena sudah banyak brand yang melakukan terobosan sejenis.

Di samping itu, sejatinya Tupperware lebih perlu mengedepankan inovasi model bisnis dan pemasaran mereka. Keterlambatan menumpangi tren e-commerce membuat Tupperware kehilangan kesempatan mencaplok pelanggan baru dengan karakter tech-savvy. Sementara, pelanggan lama mereka juga tak kunjung membeli produk termutakhir karena kemungkinan gagap teknologi atau disebabkan produk lama mereka masih dalam kondisi prima. Ya, ketahanan produk yang terlalu superior terkadang malah menjadi penutup rejeki itu sendiri.

Kebangkrutan Tupperware menjadi gambaran menohok tentang pentingnya adaptasi di dunia bisnis. Kebandelan brand besar ini untuk segera berubah membuatnya tersisih dari persaingan. Meski ketenarannya memudar, kehadirannya di dunia perdapuran akan selalu dikenang dengan segepok cerita lucu di baliknya.

Penulis: Paula Gianita Primasari
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Membela Ibu-ibu yang Menimbun Tupperware di Rumah.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 27 September 2024 oleh

Tags: pilihan redaksitupperware
Paula Gianita Primasari

Paula Gianita Primasari

Mahasiswa doktoral UNDIP jurusan Manajemen Pemasaran asal Semarang.

ArtikelTerkait

Alasan Laki-laki Pakai Istilah Otomotif untuk Bicarakan Hal Terkait Seksualitas terminal mojok.co

Alasan Laki-laki Pakai Istilah Otomotif untuk Bicarakan Hal Terkait Seksualitas

8 Oktober 2021
Jepang Bikin Standar Transportasi Umum Jadi Terlalu Tinggi

Jepang Bikin Standar Transportasi Umum Jadi Terlalu Tinggi

5 November 2022
Layar Hitam di Episode 14 Yumi's Cells: Pengingat bahwa Komunikasi dalam Hubungan Itu Penting terminal mojok.co

Layar Hitam di Episode 14 Yumi’s Cells: Pengingat bahwa Komunikasi dalam Hubungan Itu Penting

31 Oktober 2021
Pengalaman Naik Scoot, Maskapai LCC Terbaik Nomor Dua di Dunia Versi Skytrax

Pengalaman Naik Scoot, Maskapai LCC Terbaik Nomor Dua di Dunia Versi Skytrax setelah AirAsia

7 Maret 2024
Kalau Mau Merasakan Sensasi Penjual yang Jutek, Warga Ponorogo Nggak Perlu ke Karen's Diner, ke Warung Pecel Bangjo Saja

Kalau Mau Merasakan Sensasi Penjual yang Jutek, Warga Ponorogo Nggak Perlu ke Karen’s Diner, ke Warung Pecel Bangjo Saja

3 Oktober 2023
Saya Menyesal Setelah Pindah dari Android ke iOS (Unsplash)

Saya Menyesal Setelah Pindah dari Android ke iOS

4 Januari 2023
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Motor Honda Win 100, Motor Klasik yang Cocok Digunakan Pemuda Jompo motor honda adv 160 honda supra x 125 honda blade 110

Jika Diibaratkan, Honda Win 100 adalah Anak Kedua Berzodiak Capricorn: Awalnya Diremehkan, tapi Kemudian jadi Andalan

20 Desember 2025
Toyota Corolla Altis, Sedan Tua Terbaik yang Masih Sulit Dikalahkan di Harga Kurang dari Rp100 Juta

Toyota Corolla Altis, Sedan Tua Terbaik yang Masih Sulit Dikalahkan di Harga Kurang dari Rp100 Juta

17 Desember 2025
Bali, Surga Liburan yang Nggak Ideal bagi Sebagian Orang

Pengalaman Motoran Banyuwangi-Bali: Melatih Kesabaran dan Mental Melintasi Jalur yang Tiada Ujung  

19 Desember 2025
Isuzu Panther, Mobil Paling Kuat di Indonesia, Contoh Nyata Otot Kawang Tulang Vibranium

Isuzu Panther, Raja Diesel yang Masih Dicari Sampai Sekarang

19 Desember 2025
Kasta Sambal Finna dari yang Enak Banget Sampai yang Mending Skip Aja

Kasta Sambal Finna dari yang Enak Banget Sampai yang Mending Skip Aja

19 Desember 2025
Kerja Dekat Monas Jakarta Nggak Selalu Enak, Akses Mudah tapi Sering Ada Demo yang Bikin Lalu Lintas Kacau

Kerja Dekat Monas Jakarta Nggak Selalu Enak, Akses Mudah tapi Sering Ada Demo yang Bikin Lalu Lintas Kacau

17 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Melacak Gerak Sayap Predator Terlangka di Jawa Lewat Genggaman Ponsel
  • Regenerasi Atlet Panahan Terancam Mandek di Ajang Internasional, Legenda “3 Srikandi” Yakin Masih Ada Harapan
  • Jogja Mulai Macet, Mari Kita Mulai Menyalahkan 7 Juta Wisatawan yang Datang Berlibur padahal Dosa Ada di Tangan Pemerintah
  • 10 Perempuan Inspiratif Semarang yang Beri Kontribusi dan Dampak Nyata, Generasi ke-4 Sido Muncul hingga Penari Tradisional Tertua
  • Kolaboraya Bukan Sekadar Kenduri: Ia Pandora, Lentera, dan Pesan Krusial Warga Sipil Tanpa Ndakik-ndakik
  • Upaya “Mengadopsi” Sarang-Sarang Sang Garuda di Hutan Pulau Jawa

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.