Pada malam hari raya lalu, ketika saya mengirim pesan singkat permohonan maaf lahir batin ke beberapa orang, salah seorang teman SMA justru tak bersegera meloloskan permintaan maaf saya. Katanya, ada syarat yang harus saya penuhi dulu, yaitu, memberi like pada setiap foto yang dia posting di Instagram. Sontak saya tertawa. Ini sindiran halus banget, batin saya.
Pasalnya, kalau saya ingat-ingat, selama aktif di Instagram saya memang nggak pernah ngasih like ke postingan siapapun. Bukan karena nggak suka atau males, tapi lebih karena emang saya jarang scroll-scroll beranda Instagram, kalau nggak lagi gabut banget. Jadinya, saya nggak pernah lihat temen-temen saya posting apaan~
Aktivitas saya di Instagram paling-paling cuma update story, habis itu keluar lagi. Cuma kalau lagi kurang kerjaan aja iseng-iseng ngintip Instastory-nya orang-orang. Yang paling sering saya lakukan—dan jadi ritual rutinan—tiap kali buka Instagram, mungkin ini terdenger sangat konyol. Ah, saya jadi malu mau ngungkapinnya. Yaituuuu…
…stalking Instastory-nya Bia Zaskia Adya Mecca (istrinya sutradara Hanung Bramantyo). Wqwqwq.
Ngefans sih, nggak. Cuma saya seneng aja gitu ngelihat tingkah polah anak-anaknya Bia. Mengintip aktivitas mereka sehari-hari entah kenapa jadi salah satu obat mujarab buat meredakan stres. Kebayang kan kalau misalnya Bia dan Mas Hanung pulang kerja, capek, terus tiba-tiba nggak jadi unmood gegara ngelihat si gemas Bhre Kata (anak terkecil mereka).
Ternyata saya nggak sendiri. Beberapa kawan saya ada juga, loh, yang punya rutinitas demikian. Log in Instagram cuma buat mastiin: Bia udah update situasi anak-anaknya terkini belum, ya? Kalau udah puas cengar-cengir sendirian pas mantengin IG-nya Bia Zaskia, auto logout tanpa tengak-tengok Instastory atau postingan orang-orang. Persis kayak saya.
Dan saya yakin, kegiatan konyol tapi menyenangkan ini bukan hanya kami saja yang melakukan. Nggak jarang, Bia update story terus dikasih emebl-embel: Hayo, siapa yang dari kemarin nanyain si krucil-krucil? Fiks, ini pasti demo dari followersnya Bia Zaskia, yang sebenernya lebih mengharapkan ngelihat wajah anak-anaknya nongol di layar ponsel ketimbang merhatiin Bianya lagi ngendorse.
Saya malah tergelitik buat menebak-nebak: Kira-kira apa, toh yang ada di benak orang-orang yang log in Instagram cuma buat mantengin story-nya Bia Zaskia? Kurang lebih berikut adalah perkiraan isi kepala mereka—termasuk saya.
Satu: Gemes dengan anak-anaknya
Kemungkinan terbesar orang yang jadi stalker Bia nggak lain, pasti karena gemes dengan keempat anaknya dengan Hanung Bramantyo: Kana Syibilla, Kala Madali, Bhai Kaba, dan yang paling buncit dan sekarang jadi primadona, Bhre Kata.
Bukannya tanpa alasan. Keempat anak Bia ini masing-masing punya karakter yang unik. Kana yang cenderung lebih feminin, anggun, dan tentu kelihatan lebih dewasa (karena dia anak pertama). Sementara adiknya sesama cewe, Kala, justru tampil dengan kecenderungan yang berbanding terbalik dengan sang kakak. Kala terkenal hiperaktif dan agak tomboy. Kalau meminjam istilah Bianya sendiri, modelnya kayak preman pasar.
Di antara keempat anak Bia, Kala lah yang punya fans terbanyak, bersaing ketat dengan si bayi Bhre Kata. Kata Bianya juga, Kala ini orangnya humble parah. Bisa nyesuaiin diri di mana pun dia berada. Contoh yang paling sederhana saja, Kala bisa jadi partner main boneka-bonekaan sang kakak. Tapi kali lain bisa juga menjelma jadi sosok gentle pas nemenin dua adik cowoknya buat main sepak bola, mobil-mobilan, atau tembak-tembakan. Sementara Kaba dan Kata, beberapa gemas karena kedua kakak beradik ini nggak pernah bisa akur.
Dua: Terinspirasi sekaligus iri dengan rumah tangganya
Setiap orang pasti mendambakan memiliki keluarga yang harmonis dan seru. Dan bagi beberapa orang—terutama followers Bia Zaskia—keluarga Zaskia dan Hanung adalah contoh keluarga ideal. Hampir nggak ada pemberitaan miring, loh. Membina rumah tangga sejak 2009 lalu, keluarga kecil ini semakin ke sini jsutru kelihatan semakin gayeng (dan semoga selalu demikian sampai akhir hayat). Maka, nggak berlebihan jika beberapa orang pasti iri sekaligus terinspirasi.
Iri karena pengin punya kehidupan rumah tangga se-sakinah mawaddah wa rahmah ala Bia-Hanung, sekaligus terinspirasi buat mikirin gimana caranya buat membina rumah tangga yang kayak demikian itu. Secara nggak langsung Bia pernah nyinggung soal ini di salah satu postingannya. Pokoknya intinya gini, dalam keluarga kecil mereka, kebebasan memilih jadi yang utama. Mas Hanung nggak pernah ngelarang apalagi maksa-maksa Bia buat ngelakuin apa saja, milih jenjang karier apa saja, terserah, asalkan dia suka.
Begitu juga terhadap anak-anak mereka. Bisa dilihat contohnya si Kaba. Zaskia dan Hanung nggak mempermasalahkan ketika Kaba justru condong jadi dalang ketimbang jadi aktor. Kedua orang tuanya justru sangat support dan memfasilitasi apa yang jadi kemauan si Kaba. Juga ketika si Kana pengin makai hijab sedari dini, itu pun bukan karena paksaan, tapi karena maunya sendiri. Ya boleh dibilang, nggak pernah ada praktik over protective lah dalam rumah tangga mereka. Karena emang yang over-over itu serba nggak nyaman.
Mas Hanung juga tipikal lelaki yang penuh tanggung jawab dan nggak bias gender. Bukan tipikal yang patriarkal. Nggak ada pembagian tugas mana yang harus dilakuin istri, mana yang harus dikerjain suami. Pokoknya kalau bisa dikerjain, ya tinggal kerjain. Kayak misalnya, Bia sering update story pas Mas Hanung lagi sibuk nyiapin makanan buat anak-anaknya dan Bia ngaku, sementara dirinya aja nggak bisa nyalain kompor. Berkali-kali Bia bilang, bener-bener nggak salah pilih. Apresiasi serupa juga sering dilontarkan Mas Hanung kepada Bia, kalau dia juga nggak salah pilih Bia, perempuan yang cekatan dalam banyak hal, periang (meski kadang suka panik nggak jelas), dan jarang ngeluh. Hmmm tahan, Mblo, ini ujian.
Tiga: Punya pikiran jahat, “pengin menculik anak-anaknya”
Kalau ngelihat tingkah polah anak-anak Bia yang lucu-lucu puol itu, bisa jadi ada beberapa orang, loh, yang berpikiran jahat buat menculik mereka. Bia dan Mas Hanung harus hati-hati. Kalau pengin nyuliknya lantaran gemes dan cuma buat mainan di rumah sih nggak apa-apa. Lha kalau yang nyulik terus minta tebusan, wah ya gawat. Secara, orang tua mana yang diem saja pas tahu anaknya diculik, apalagi anak-anaknya Bia gemesin parah. Jangankan cuma tebusan uang, tebusan nyawa, loh, pasti dikasih.
Eh tapi, itu hanya terkaan saya saja, sih, Bia, jangan dimasukin hati wqwqwq. Yang penting tetep waspada saja jagain anak-anaknya. Sebab, modus penculikan anak sekarang ini bermacam-macam. Awalnya memantau Instastory, terus ngatur strategi. Namun, saya doain semoga Bia dan keluarga selalu dalam lindungan Tuhan~
BACA JUGA 3 Keluarga yang Bisa Dibuatkan Program Spesial di TV, Selain Onsu dan Raffi Ahmad dan tulisan Aly Reza lainnya.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.