Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Kampus

Menebak Alasan Mengapa Banyak Tempat Kos Dinamai “Griya”

Bintang Ramadhana Andyanto oleh Bintang Ramadhana Andyanto
22 November 2023
A A
Menebak Alasan Mengapa Banyak Tempat Kos Dinamai “Griya”

Menebak Alasan Mengapa Banyak Tempat Kos Dinamai “Griya” (Unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Pernah perhatiin nggak kenapa kebanyakan kos dikasih nama griya? Misalnya nih, bukan Kos Sentosa, tapi Griya Sentosa dan sebagainya. Kenapa, ya?

Di Terminal Mojok, saya sudah cukup sering berbicara mengenai kos-kosan. Saya telah menulis artikel tentang grup WhatsApp kos yang perannya besar bagi kehidupan anak kos, lalu tentang betapa menyebalkannya memiliki teman satu kos yang jorok, dan lain-lain. Maklum, semua itu tak lepas dari status saya yang memang anak kos. Jadi, saya senang saja membikin tulisan yang dekat dengan keseharian saya.

Nah, pada tulisan ini, saya akan kembali membahas tentang tempat kos, tepatnya dari segi penamaan kos-kosan. Beberapa waktu ini, saya baru menyadari bahwa banyak sekali tempat kos yang memakai nama “griya”. Oleh karena itu, melalui artikel ini, saya akan mencoba untuk menebak alasan mengapa banyak sekali tempat kos yang dinamai dengan sebutan tersebut.

Banyak kos dinamai “griya”

Sebelum benar-benar masuk ke pembahasan, izinkan saya bercerita sedikit. Jadi, selama menetap di Depok, saya punya satu hobi khusus: mengunjungi kosan teman. Entah teman satu jurusan di kampus ataupun teman di satu tempat magang, sudah beberapa kali singgah ke tempat tinggal mereka selama di perantauan. Tujuannya tidak lain dan tidak bukan untuk sekadar melepas kebosanan, sekaligus melakukan sedikit “studi banding” tentang bagaimana kondisi kamar di tempat kos lain.

Nah, berangkat dari semua pengalaman tersebut, saya tiba-tiba menemukan satu fakta menarik: banyak sekali tempat kos yang diberi nama “griya”, yang lalu diikuti dengan embel-embel tertentu. Contohnya, ada kosan teman saya yang diberi nama Griya Abyaz. Ada pula kosan lama saya yang juga bernama griya, tepatnya Griya Salak. Selain itu, selama berkeliling Kota Depok, saya sering membaca papan penunjuk nama kos yang bertuliskan berbagai “griya” lain, misalnya Griya Indah, Griya Putra, Griya Sentosa, dan sebagainya.

Hal itu seketika memantik rasa penasaran saya. Kira-kira apa sih alasan mengapa banyak pemilik kos menamai kosan mereka seperti itu? Dengan sedikit penelusuran dan tentunya ilmu cocoklogi, saya berhasil menemukan beberapa jawaban dari pertanyaan tersebut.

Griya bermakna rumah

Kalau mengacu pada Kamus Besar Bahasa Indonesia, griya memiliki dua makna: bangunan tempat tinggal; rumah; dan kompleks perumahan; permukiman. Dalam konteks kos-kosan, sepertinya definisi yang pertama lebih tepat untuk dijadikan patokan. Selain itu, dalam bahasa Sanskerta, griya ternyata juga mempunyai makna yang sama: rumah.

Berdasarkan dua sumber tersebut, kita jadi mengetahui bahwa alasan pertama mengapa banyak kos dinamai “griya” karena maknanya memang sesuai. Kata “griya” memang mampu menggambarkan situasi yang ditawarkan oleh kos-kosan: rumah. Bagi orang-orang yang pernah merasakan pengalaman menjadi anak kos, mereka pasti tahu bahwa terkadang “rumah” pada kos-kosan tak cuma dapat diartikan secara harfiah.

Baca Juga:

4 Dosa Pemilik Jasa Laundry yang Merugikan Banyak Pihak

7 Tabiat Penjaga Kos yang Bikin Penghuninya Betah Tinggal

Pasalnya, selain menjadi “rumah” untuk berlindung dari terik matahari dan dinginnya hujan, kos-kosan juga dapat menjelma “rumah” di mana kita dikelilingi oleh “keluarga” di perantauan. Ya, siapa lagi kalau bukan penjaga kos dan teman-teman satu kos. Meskipun begitu, saya juga tak dapat menampik bahwa ada juga kos-kosan yang lingkungannya toksik dan sama sekali tidak mengandung unsur kehangatan sebuah rumah.

Griya karena riding the wave

Alasan kedua mengapa banyak kosan diawali dengan nama “griya” adalah karena para pemilik kos mencoba untuk riding the wave. Maksudnya bagaimana, sih? Ngapain mereka harus main-main dengan ombak segala?

Jadi, maksud dari riding the wave di sini adalah para pemilik berusaha memanfaatkan apa yang ramai dan menjadikannya sebagai strategi pemasaran. Seperti yang tadi saya katakan, bukan sekali-dua kali saya menemukan rumah kos yang dinamai “griya”.

Saya membayangkan fenomena itu disadari pula oleh orang-orang tertentu yang memang berkeinginan untuk membuka usaha kos-kosan. Tak hanya menyadarinya, mereka juga bermaksud untuk menjadikannya sebagai inspirasi penamaan usahanya. Dengan kata lain, mereka akan mencontek nama tersebut, kemudian ditambahkan dengan kata lain sebagai pengikut di belakangnya. Menarik, bukan?

Saya bukan pakar dunia bisnis, tetapi tampaknya masalah “ikut-ikutan” dalam penamaan suatu produk usaha ini bukanlah sesuatu yang baru. Coba perhatikan di sekeliling kita dan lihat berapa banyak merek yang menggunakan embel-embel “FC” (fried chicken) dalam penamaan bisnis ayam gorengnya. Penggunaan nama tersebut tentunya bukan tanpa alasan, tetapi karena para pemiliknya ingin riding the wave dan mengikuti bisnis ayam goreng yang sudah populer secara luas, misalnya KFC, CFC, dan lain-lain.

Singkatnya, para pemilik ingin agar usaha mereka memiliki unsur nama yang sudah familier di masyarakat, tetapi juga tetap memiliki orisinalitas tersendiri. Hal itu tentu akan memudahkan dalam segi pemasaran karena masyarakat tak lagi menganggapnya sebagai sesuatu yang “asing”. Jadi, wajar, kan, jika nama “griya” sering sekali digunakan dalam usaha kos-kosan?

Daripada kos, nama griya lebih memberikan kesan “wah”

Coba kalian pikirkan, ketika mendengar kata “griya” dan kata “rumah”, mana yang lebih dapat menimbulkan kesan tertentu? Bagi saya, “rumah” cenderung terdengar hambar dan tidak memberikan kesan apa pun selain hal-hal sentimentil yang berkenaan dengan keluarga.

Sementara “griya” entah mengapa, saya menganggapnya sebagai sebuah kata yang lebih “wah”. Mungkin penyebabnya adalah karena kata tersebut lebih jarang digunakan dalam aktivitas komunikasi sehari-hari. Alhasil, ketika disebutkan, saya seperti merasakan efek tertentu yang berbeda.

Saya paham, faktor yang satu ini sangat subjektif, tetapi saya pikir kalian akan setuju dengan opini saya. Jadi, masih berkaitan dengan alasan sebelumnya, saya yakin orang pertama yang mencetuskan kata “griya” sebagai nama dari sebuah tempat kos pasti memikirkan hal ini pula. Ia mungkin berpandangan bahwa “rumah” terlalu biasa untuk didengar sehingga kurang menjual.

Akan tetapi, kalau kata “griya” yang digunakan sebagai nama dari sebuah usaha, orang yang mendengar atau melihatnya kemungkinan besar akan lebih tertarik dan dapat merasakan efek tertentu. Seakan-akan tempat kos tersebut memiliki wujud yang megah jika ditengok semata dari segi penamaannya. Tak percaya? Coba bandingkan saja dua nama berikut: Griya Salak dan Rumah Salak. Mana yang terasa lebih menjual? Nama yang pertama, bukan?

Untuk urusan megah secara kondisi bangunannya, itu masalah lain. Yang penting namanya keren dulu, deh. Hehehe.

Kesimpulan

Pada intinya, saya yakin penamaan “griya” pada tempat kos memang pasti memiliki alasan. Kalau menurut saya, penyebabnya adalah beberapa aspek yang telah saya bahas di atas. Namun, apakah benar seperti itu alasan di baliknya, ya, saya juga tidak dapat memastikan.

Kalau kalian penasaran, coba kapan-kapan kalian tanyakan saja kepada rumput yang bergoyang, eh, maksudnya para pemilik kos. Siapa tahu mereka dapat memberikan jawaban yang betul-betul valid, tidak seperti jawaban saya yang kebanyakan hanya berasal dari pemikiran cocoklogi.

Penulis: Bintang Ramadhana Andyanto
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Dosa Pemilik Kos yang Jarang Disadari dan Sebaiknya Dihindari.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 22 November 2023 oleh

Tags: griyakoskos-kosanrumah kos
Bintang Ramadhana Andyanto

Bintang Ramadhana Andyanto

Anak negeri. Tukang ngopi. Pakar senjalogi.

ArtikelTerkait

Alasan Orang Tua Melarang Keinginan Anaknya untuk Ngekos anak kos terminal mojok.co

5 Ciri Tamu Kos yang Nyebelin Banget Kalau Namu

20 Juli 2020
Jalan Candi Gasek, Tempat Terbaik untuk Kos Mahasiswa UIN Malang. Kehidupan Dunia Akhirat Seimbang di Sini

Jalan Candi Gasek, Tempat Terbaik untuk Kos Mahasiswa UIN Malang. Kehidupan Dunia Akhirat Seimbang di Sini

3 Juni 2025
Problematika Kulkas Bersama Kos Mahasiswa: Nggak Mencerminkan “Mahasiswa”

Problematika Kulkas Bersama Kos Mahasiswa: Nggak Mencerminkan “Mahasiswa”

3 Juni 2023
Jualan Makanan Kucing, Ide Bisnis yang Sangat Menjanjikan kos

Susahnya Punya Tetangga Kos Problematik yang Memelihara Kucing: Yang Melihara Siapa, yang Susah Siapa

20 September 2023
4 Sereal Indomaret yang Cocok untuk Anak Kos, Praktis dan Nggak Bikin Dompet Menangis Mojok.co

4 Sereal Indomaret yang Cocok untuk Anak Kos, Praktis dan Nggak Bikin Dompet Menangis

17 Februari 2025
Selain Urusan Moral, Inilah 5 Dosa Kos LV yang Sulit Dimaafkan Mojok.co

Selain Urusan Moral, Inilah 5 Dosa Kos LV yang Sulit Dimaafkan

24 Oktober 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Boleh Membanggakan SCBD Jogja, tapi Jangan Lupakan Gamping dan Mlati Sleman yang Akan Menjadi The Next SCBD Jogja Barat

Boleh Membanggakan SCBD Jogja, tapi Jangan Lupakan Gamping dan Mlati Sleman yang Akan Menjadi The Next SCBD Jogja Barat

19 Desember 2025
KA Ijen Expres, Kereta Premium Malang-Banyuwangi, Penyelamat Mahasiswa asal Tapal Kuda

KA Ijen Expres, Kereta Premium Malang-Banyuwangi, Penyelamat Mahasiswa asal Tapal Kuda

18 Desember 2025
Keluh Kesah Alumni Program Akselerasi 2 tahun di SMA, Kini Ngenes di Perkuliahan

Keluh Kesah Alumni Program Akselerasi 2 tahun di SMA, Kini Ngenes di Perkuliahan

18 Desember 2025
Tinggal di Kabupaten Magelang: Dekat Borobudur, tapi Tidak Pernah Merasa Hidup di Tempat Wisata

Tinggal di Kabupaten Magelang: Dekat Borobudur, tapi Tidak Pernah Merasa Hidup di Tempat Wisata

18 Desember 2025
Suzuki S-Presso, Mobil "Aneh" yang Justru Jadi Pilihan Terbaik setelah Karimun Wagon R Hilang

Suzuki S-Presso, Mobil “Aneh” yang Justru Jadi Pilihan Terbaik setelah Karimun Wagon R Hilang

13 Desember 2025
Keluh Kesah Mobil Warna Hitam. Si Cakep yang Ternyata Ribet

Keluh Kesah Mobil Warna Hitam. Si Cakep yang Ternyata Ribet

19 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Busur Panah Tak Sekadar Alat bagi Atlet Panahan, Ibarat “Suami” bahkan “Nyawa”
  • Pasar Petamburan Jadi Saksi Bisu Perjuangan Saya Jualan Sejak Usia 8 Tahun demi Bertahan Hidup di Jakarta usai Orang Tua Berpisah
  • Dipecat hingga Tertipu Kerja di Jakarta Barat, Dicap Gagal saat Pulang ke Desa tapi Malah bikin Ortu Bahagia
  • Balada Berburu Si Elang Jawa, Predator Udara Terganas dan Terlangka
  • Memanah di Tengah Hujan, Ujian Atlet Panahan Menyiasati Alam dan Menaklukkan Gentar agar Anak Panah Terbidik di Sasaran
  • UGM Berikan Keringanan UKT bagi Mahasiswa Terdampak Banjir Sumatra, Juga Pemulihan Psikologis bagi Korban

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.