Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Pojok Tubir

Mencoba Berprasangka Baik terhadap Gelapnya Jalan Raya Pantura Lamongan

Achmad Uzair oleh Achmad Uzair
19 April 2023
A A
Mencoba Berprasangka Baik terhadap Gelapnya Jalan Raya Pantura Lamongan

Mencoba Berprasangka Baik terhadap Gelapnya Jalan Raya Pantura Lamongan (Pixabay.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Bulan puasa yang sudah mepet raya ini hendaknya kita menekan kadar suuzan yang biasanya meletup tak terkontrol dalam kepala kita. Terlebih kita tahu bahwa segala yang baik akan dilipatgandakan oleh Allah SWT pada bulan yang suci ini. Maka, marilah kita husnuzan dengan cara memunculkan segala yang baik dari banyak kemungkinan yang ada di dalam suatu persoalan. Seperti halnya soal padamnya lampu jalan di beberapa titik sepanjang jalan raya pantura Lamongan.

Bukan hanya sekadar remang-remang, tapi getot alias gelap total lah yang bakal kamu rasakan ketika melewati lorong black hole ini. Maaf, maksud saya melewati jalan raya pantura Lamongan ini. Satu-satunya sumber cahaya yang berpendar hanyalah sorot lampu para pengendara. Akan tetapi apakah penerangan dari kendaraan saja sudah cukup untuk melintasi beberapa tambalan aspal tidak rata yang kadang mengagetkan?

Astaghfirullahhaladzim, saya lupa kalau harus husnuzan. Oke, ini tentang lampu jalan yang padam, ya. Saya pernah baca, ketika area di sekitar kita sedang gelap gulita, besar kemungkinan hanya dengan mata telanjang kita bisa melihat bintang gemintang dengan jelas nan terang benderang bertengger di atas langit. Ini tentu saja sesuatu yang indah.

Tidak adanya lampu yang menyala di area sekitar kita sama dengan kita bisa memandang langit malam yang mengerlip dan sangat cantik. Kan bisa saja bupati Lamongan yang saya hormati ini menyukai bintang yang bertebaran di langit malam. Atau mungkin saja pihak Dishub mengajak kita agar lebih memperhatikan keindahan ciptaan Tuhan berupa bintang yang terang di tengah lampu jalan yang padam.

Lamongan gelap, apa kabar nasib pemburu dollar kala petang?

Bagi saya, warga sipil Lamongan dengan jam tidur layaknya hewan nokturnal ini masih diliputi rasa waswas ketika diharuskan memacu motor menggilas aspal dengan keadaan lampu jalan padam. Jika umumnya hewan nokturnal memiliki penglihatan yang tajam pada malam hari, saya yang manusia biasa ini tidak memiliki kemampuan seperti itu. Kalau bapak serta ibu yang berwenang menyarankan agar hanya beraktivitas pada pagi hingga ke sore, bagaimana nasib sopir truk dan tronton yang kejar setoran, atau menghindari kemacetan, atau menerapkan peraturan jam operasional?

Ungkapan “yang sudah berlalu biarlah berlalu” ternyata tak bisa dipukul rata dan dijadikan jawaban atas segala permasalahan. Menyorot beberapa tahun ke belakang, terjadi tabrakan beruntun antara tiga pengendara motor di jalan raya nasional wilayah Pucuk-Babat Lamongan. Esok malamnya juga terjadi tabrakan yang tak terhindarkan antara mini bus dan truk tronton. Kedua peristiwa nahas itu dipicu oleh padamnya penerangan jalan umum. Apa kedua warta itu belum bisa dijadikan patokan akan pentingnya penerangan jalan umum bagi para pengendara? Apa perlu kelambanan penanganan ini diatasi secara swadaya oleh masyarakat?

“Daripada berkilah, lebih baik berbenah” menjadi kalimat yang saya tujukan kepada pemerintah daerah Lamongan. Pernyataan itu bukanlah sembarang pernyataan yang bisa saya tarik dan lecutkan begitu saja. Akan tetapi berdasar kepada tanggapan yang bersangkutan ketika diwawancara soalan lakalantas akibat gelapnya jalan tanpa lampu penerangan.

Kita pengin selamat, bukan liat bintang

Kalau boleh diibaratkan sebagai kendaraan, lampu jalan (PJU) ini dikendarai oleh pihak pemerintah daerah. Jika dengan alasan keamanan (agar terhindar dari kecelakaan) pihak kepolisian menilang pengendara motor yang tidak menyalakan lampu pada siang hari. Maka apa kabar dengan “pemilik” lampu jalan yang membiarkan lampunya padam pada malam hari? Opo gak bahaya ta kalau dibiarkan tidak diproses begitu saja?

Baca Juga:

Perbaikan Jalan di Lamongan Selatan Memang Layak Diapresiasi, tapi Jangan Selebrasi Dulu, Wahai Pemerintah Daerah!

3 Hal Soal Lamongan yang Jarang Dibahas Banyak Orang

Terlebih sebentar lagi atau bahkan hari ini, kegiatan mudik sudah dilangsungkan oleh para perantau. Maka dengan hormat dan nada ketikan (baca: bicara) yang tidak nyinyir, saya harap lampu jalan umum segera digarap alias dibenahi. Sebab saya yakin, yang melintasi jalan raya pantura Lamongan tidak sedang ingin melihat hamparan bintang di langit. Melainkan ingin selamat dan bertemu dengan keluarga tercinta di rumah.

Pada akhirnya saya tidak bisa husnuzan soal padamnya lampu jalan yang bikin waswas. Saya sudah berusaha semaksimal mungkin, tapi apalah daya saya yang tidak memiliki pandangan tajam di malam hari; tidak bisa membuka mata batin; juga gampang terkecoh tambalan aspal yang tidak rata. Semoga usaha berhusnuzan saya ini membuahkan terang di tengah malam yang gelap.

Penulis: Achmad Uzair
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Lamongan, Sampai Kapan Meromantisasi Soto dan Pecel Lele?

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 19 April 2023 oleh

Tags: gelapjalan raya panturalamonganpenerangan buruk
Achmad Uzair

Achmad Uzair

Mahasiswa Ilmu Komunikasi yang gemar mengolah ide dan rasa melalui tulisan. Tulisannya pernah dimuat di semilir.co, tatkala.co, marimengurai.com dan media online lainnya.

ArtikelTerkait

Sego Boran, Kuliner Legendaris yang Cuma Ada di Lamongan

4 Hal yang Bikin Saya Bangga Jadi Warga Lamongan

22 Juni 2022
Sego Boran, Kuliner Lamongan yang Nggak Cocok di Lidah Wisatawan Mojok

Sego Boran, Kuliner Lamongan yang Kurang Cocok di Lidah Wisatawan

2 Desember 2024
Surat Terbuka untuk Bupati Lamongan Terpilih dari Warga yang Sudah Lelah Mojok.co

Surat Terbuka untuk Bupati Lamongan Terpilih dari Warga yang Sudah Lelah

4 Februari 2025
5 Hal Menjengkelkan Saat Membeli Pecel Lele

5 Hal Menjengkelkan Saat Membeli Pecel Lele

17 Maret 2023
Kabupaten Lamongan Bikin Warganya Cuma Bisa Gibah (Unsplash)

Susahnya Menjadi Anak Kabupaten Lamongan: Bikin Iri sama Anak Surabaya, Malang, dan Jogja

9 September 2023
Nasi Boran, Kasta Tertinggi Kuliner Khas Lamongan. Melebihi Pecel dan Soto Mojok.co

Nasi Boran, Kasta Tertinggi Kuliner Khas Lamongan. Melebihi Pecel dan Soto

26 November 2023
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Daihatsu Gran Max, Si "Alphard Jawa" yang Nggak Ganteng, tapi Paling Bisa Diandalkan Mojok.co

Daihatsu Gran Max, Si “Alphard Jawa” yang Nggak Ganteng, tapi Paling Bisa Diandalkan

25 Desember 2025
Derita Jadi Pustakawan: Dianggap Bergaji Besar dan Kerjanya Menata Buku Aja

Derita Jadi Pustakawan: Dianggap Bergaji Besar dan Kerjanya Menata Buku Aja

23 Desember 2025
5 Rekomendasi Kuliner Babi Surabaya untuk Kalian yang Menghabiskan Cuti Natal di Kota Pahlawan

5 Rekomendasi Kuliner Babi Surabaya untuk Kalian yang Menghabiskan Cuti Natal di Kota Pahlawan

22 Desember 2025
Menjajal Becak Listrik Solo: Cocok untuk Liburan, tapi Layanan QRIS-nya Belum Merata Mojok.co

Menjajal Becak Listrik Solo: Cocok untuk Liburan, Sayang Layanan QRIS-nya Belum Merata 

24 Desember 2025
Linux Menyelamatkan Laptop Murah Saya dari Windows 11, OS Paling Menyebalkan

Linux Menyelamatkan Laptop Murah Saya dari Windows 11, OS Paling Menyebalkan

24 Desember 2025
Universitas Terbuka (UT): Kampus yang Nggak Ribet, tapi Berani Tampil Beda

Universitas Terbuka (UT): Kampus yang Nggak Ribet, tapi Berani Tampil Beda

26 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa
  • Sempat “Ngangong” Saat Pertama Kali Nonton Olahraga Panahan, Ternyata Punya Teropong Sepenting Itu
  • Pantai Bama Baluran Situbondo: Indah tapi Waswas Gangguan Monyet Nakal, Itu karena Ulah Wisatawan Sendiri

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.