Di Indonesia, pizza yang dijual di pinggir jalan hingga restoran umumnya adalah pizza Amerika. Pizza Hut dan Domino’s adalah pizza ala Amerika yang sangat populer di Indonesia. Meskipun pizza sebenarnya adalah makanan khas dari Italia, tepatnya berasal dari Napoli, pizza napoletana/neapolitan justu jarang dijual di negeri ini. Maka tak heran kalau sebagian besar orang Indonesia nggak familier dengan pizza Napoli.
Saya belum pernah ke Napoli, tapi saya pernah mencoba pizza Napoli asli di Jepang. Ada satu restoran pizza neapolitan yang sangat populer di pusat kota Tokyo, lokasinya tak jauh dari Tokyo Tower. Nama restorannya adalah Pizzeria de Peppe Napoli Sta’ca’. Kabarnya, pemilik restoran ini masih saudaraan dengan Cannavaro, bek tengah Italia yang juga merupakan salah satu bek terbaik di dunia pada masanya.
Daftar Isi
Pizzeria de Peppe Napoli Sta’ca’ di Jepang
Saat pertama kali masuk ke Pizzeria de Peppe Napoli Sta’ca’, Anda akan disambut dengan deretan jersey Napoli lengkap dengan tanda tangan pemainnya yang ditempel di dinding. Semuanya asli lho, Rek, bukan KW. Ruangan restorannya nggak besar, namun cukup nyaman dengan nuansa Gli Azzurri yang kental. Selain memajang jersey Napoli dan timnas Italia, di dinding restoran juga ada pigura yang menampilkan foto-foto orang Italia. Sepertinya sih mereka adalah figur publik yang berkunjung ke restoran tersebut.
Seluruh menu di restoran Pizzeria de Peppe Napoli Sta’ca’ menggunakan bahan-bahan yang diimpor langsung dari Italia. Semua staf restorannya juga orang Italia, termasuk pramusajinya. Restoran ini juga masih menggunakan oven tradisional untuk memanggang pizza.
Bahkan, Pizzeria de Peppe Napoli Sta’ca’ beberapa kali memenangkan penghargaan sebagai the best Italian restaurant di Jepang. Jika Anda membuka Google dan mengetik Pizzeria de Peppe Napoli Sca’ca’ in Japan, akan ada banyak sekali review dari wisawatan Italia yang membahas tempat ini. Mayoritas dari mereka memuji cita rasa pizza-nya yang autentik khas Napoli.
Sejarah Pizza
Makanan sejenis pizza sudah ada di Yunani sebelum abad ke-17. Namun, pizza modern seperti yang kita kenal sekarang mulai muncul akhir abad ke-18 di Napoli, Italia. Wilayah Napoli dekat dengan lautan sangat padat penduduk, dan pizza adalah makanan yang dijual di pinggir jalan dengan harga murah. Di awal kemunculannya, pizza dijual dengan potongan kecil dan diberi topping sederhana berupa bawang putih, lemak babi, dan garam. Dulunya, pizza identik dengan kemiskinan dan makanan rakyat jelata.
Pizza baru naik kelas setelah Raja Umberto I dan Ratu Margherita berkunjung ke Napoli dan mencoba makanan tersebut. Dikisahkan, sang ratu bosan dengan makanan Prancis dan meminta kokinya membuatkan masakan khas Napoli. Sang koki masak tiga jenis pizza. Pertama, pizza dengan toping lemak babi, keju, dan basil. Kedua, pizza dengan toping ikan cecenielli. Ketiga, pizza dengan toping tomat, mozzarella, dan basil.
Ratu Margherita sangat suka dengan pizza yang ke-3, itulah sebabnya sampai hari ini pizza dengan topping tomat, mozzarella, dan basil, kita kenal dengan nama pizza margherita (sama dengan nama sang ratu). Setelah dikonsumsi ratu, pizza tak hanya menjadi hidangan orang miskin, tapi juga dimakan oleh bangsawan di kerajaan dan menjadi salah satu hidangan nasional khas Italia.
Mencoba pizza margherita ala Napoli di Jepang
Di Pizzeria de Peppe Napoli Sca’ca’, saya pun memesan pizza margherita (pizza favorit sang ratu) yang mejadi menu andalan restoran tersebut. Salah satu pelayan yang wajahnya sekilas mirip Carlo Ancelotti di sana memberi saran jika pizza margherita sangat pas dipairing dengan rose wine. Dia menyebutkan beberapa jenama lokal Jepang seperti Homo Shuzo, Takahatari, Morita Koshury, dan beberapa merek lain yang asing di telinga. Maklum, saya hanya familier dengan Sababay, Gaes.
Pizza margherita yang saya pesan berukuran sedang, rotinya tipis dengan pinggiran pizza yang mengembang, dan saat kita gigit akan mengeluarkan bunyi kres. Saking tipis dan renyahnya, saya seperti makan peyek alih-alih pizza.
Di atas pizza ada olesan saus homemade terbuat dari minyak zaitun, bawang putih, basil, thyme, oregano, dan bumbu rahasia, dengan tambahan tomat dan taburan mozzarella. Berbeda dengan pizza ala Amerika yang rasanya bold dan kuat, pizza margherita ala Napoli asli yang saya pesan memiliki rasa yang ringan dan savory.
Perbedaan pizza Napoli dan pizza Amerika
Saya sempat sedikit bertanya kepada salah satu pelayan restorannya, apa perbedaan pizza Napoli dan pizza Amerika. Dari keseluruhan penjelasannya, saya menyimpulkan setidaknya ada empat perbedaan yang menonjol.
Pertama, pizza Napoli memiliki roti yang tipis. Pizza dipanggang menggunakan oven tradisional yang membuat pinggiran rotinya mengembang dan ada semacam bintik-bintik hitam bekas panggangan. Saat dikunyah, kita akan merasakan aroma smoky yang cukup kuat. Sementara pizza Amerika, seperti yang kita tahu, rotinya sangat tebal dan pinggirannya nggak renyah.
Kedua, pizza Napoli saus tomatnya homemade (menggunakan tomat san marzano yang tumbuh di dataran vulkanik) dan mozzarella yang digunakan adalah mozzarella bufala campagna (keju yang dibuat dengan susu dari kerbau yang dibesarkan di Rawa Campagna, Napoli). Sementara pizza ala Amerika masuk kategori junk food, sausnya pun instan dari pabrik.
Ketiga, topping pizza sederhana. Pizza yang autentik dari Napoli nggak memiliki aneka topping. Contohnya ya seperti pizza margherita yang hanya diberi mozzarella dan tomat. Beberapa pizza ada juga yang diberi topping sayur, tapi nggak banyak.
Sementara pizza Amerika memiliki banyak topping (contoh: pizza meat lover yang diberi taburan sosis dan daging). Boleh dibilang, pizza ala Napoli cenderung monoton, nggak banyak topping dan ringan, makanya sangat cocok dimakan dengan rose wine ataupun bir.
Keempat, cara makannya. Lantaran pizza neapolitan tipis, cara makannya langsung menggunakan tangan. Jadi, pizza yang tipis tersebut digulung agar toppingnya nggak berantakan, lalu dimasukkan mulut. Pizza neapolitan nggak dikonsumsi dengan garpu dan pisau layaknya di Pizza Hut, Gaes.
Enak yang mana?
Kalau ditanya, enak mana antara pizza Napoli atau pizza Amerika? Sejujurnya saya lebih suka pizza Napoli karena rasanya ringan, gurih, dan renyah.
Baiklah, sampai di sini dulu review pizzanya. Oh iya, khusus untuk penggemar S.S.C Napoli di seluruh Indonesia, selamat berbahagia, Gaes. Akhirnya Napoli meraih scudetto setelah 33 tahun puasa gelar Serie A. Selamat bersenang-senang, jangan lupa makan pizza!
Penulis: Tiara Uci
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA Menebak Alasan Pizza Berbentuk Bulat, Dipotong Segitiga, dan Dibungkus Boks Kotak.