Mencatat Pengeluaran Biar Uang Nggak Kerasa Hilang Secara Ghaib

mencatat pengeluaran

mencatat pengeluaran

Banyak orang sering mengeluh punya masalah keuangan. Mereka biasanya kebingungan tiap ngatur keuangan. Ya nggak bingung gimana, gaji sedikit, tapi pengeluaran banyak wqwq. Dan yang paling nggak kita sadari adalah, ternyata uang kita hilang begitu saja gara-gara keinginan untuk berfoya-foya.

Sebagai manusia, nafsu kita dalam menghamburkan uang memang sangat besar. Seringnya, kita nggak bisa nahan nafsu ini sehingga banyak sekali mengeluarkan uang untuk hal yang sebenernya nggak kita perlukan. Tahu-tahu pas mau akhir bulan, uang jadi seperti makhluk ghaib—hilang begitu saja…Di saat itulah kita baru sadar kalau kita payah sekali dalam memanage keuangan kita.

Jaman sekarang sebenarnya sudah banyak orang yang ngasih saran, tips dan trik, juga pedoman untuk mengatur uang. Tinggal cari di google dengan keyword “Cara mengatur keuangan” semuanya muncul di depan kita. Mulai dari yang judulnya cara menabung yang baik, cara menentukan prioritas keuangan, hingga cara berinvestasi.

Dan dari sekian banyak saran, tips dan trik, juga pedoman itu, satu hal yang paling penting adalah pentingnya mencatat pemasukan dan pengeluaran kita. Utamanya mencatan pemasukan dan pengeluaran harian yang nantinya bisa menunjukan pemasukan dan pengeluaran bulanan kita. Dengan mencatat, kita bisa mengevaluasi apa yang salah dari sistem perputaran uang kita. Dan saya pikir, mencatat pemasukan dan pengeluaran seperti ini sangat penting untuk semua orang.

Meskipun namanya “mencatat” pemasukan dan pengeluaran, prakteknya nggak harus dilakukan dengan betul-betul “mencatat” bisa juga kok diketik, dengan tentu saja memanfaatkan gawai kita. Sekarang banyak kok aplikasi yang membantu kita melakukan hal ini.

Karena mencatat pemasukan dan pengeluaran ini kegiatan krusial yang sering diabaikan karena banyak malasnya, akhirnya kita nggak pernah benar-benar tahu ke mana sebenarnya uang kita pergi selama ini. Pos apa yang membuat kita sering jadi sobat misqueen sebelum waktunya. Apakah itu dari kebiasaan kita yang suka belanja di olshop, atau malah gara-gara keseringan isi e-money kayak gopay dan OVO yang sering kita pakai secara serampangan karena sangat gampang. Jangan-jangan karena selama ini kita suka ngejar cashback, tanpa kita sadari kita malah jadi lebih boros karena membeli hal-hal yang nggak perlu dibeli gara-gara ada iming-iming cashback itu.

Mencatat keuangan harian harus disempatkan dan dibiasakan karena sebenarnya nggak memakan waktu lama. Hanya butuh beberapa menit, bahkan bisa sampai di bawah satu menit. Terlebih jika tak ada pemasukan atau pengeluaran, tak ada yang perlu dicatat hahahaha.

Setelah terbiasa mencatat, kita bisa mulai melakukan evaluasi, kenapa kita bisa melakukan pengeluaran sebanyak itu, apa yang kiranya bisa dipangkas, apakah pendapatan yang kita dapat sekarang sudah cukup, atau malah butuh tambahan.

Atau mungkin setelah mencatat kalian baru sadar kalau selama ini terlalu hemat padahal gajinya sudah tinggi, mungkin ini waktunya kalian menaikan gaya hidup.

Untuk yang sudah berkeluarga, kebiasaan mencatat keuangan menjadi hal yang lebih penting lagi. Pengeluaran bukanlah tentang satu orang lagi, melainkan satu keluarga, sehingga kontrolnya lebih diperlukan. Selanjutnya, data ini dapat dijadikan pembahasan finansial lebih lanjut. Butuh kah berinvestasi untuk jangka panjang? Butuh kah asuransi? Butuh kah mencicil hal-hal sejenis rumah atau mobil?

Membicarakan keuangan yang dimulai dari data, jauh lebih efisien dibanding sebatas saling menuduh pihak mana yang lebih boros. Jadi, berapapun umur kira, apapun status kita, mari mulai biasakan mencatat keuangan. Mulai saja dari hari ini, jangan ditunda-tunda.

BACA JUGA Indonesia Menuju Cashless Society atau tulisan Nursyifa Afati Muftizasari lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version