Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Pojok Tubir

Mencari Hukuman yang Paling Pas untuk Penimbun Tabung Oksigen

Dyan Arfiana Ayu Puspita oleh Dyan Arfiana Ayu Puspita
14 Juli 2021
A A
penimbun tabung oksigen mojok

penimbun tabung oksigen mojok

Share on FacebookShare on Twitter

Orang bodoh itu, selama dia tidak merugikan orang lain, jelas masih bisa dimaafkan. Contoh, ada tetangga kita yang tidak bisa membaca dan menulis. Secara akademis, dia mungkin bodoh. Tapi, ketika perilakunya dalam kehidupan bermasyarakat tidak menabrak norma yang berlaku, apa dia salah? Jelas tidak. Ketidakmampuannya dalam baca tulis itu mungkin di luar kuasanya. Terlahir dengan otak yang tidak sempurna atau keterbatasan ekonomi untuk mengenyam pendidikan, misalnya. Yang jadi masalah adalah ketika ada orang yang jelas-jelas otaknya sehat, tapi justru difungsikan untuk melakukan tindakan-tindakan guoblok yang merugikan orang-lain.

Siapa? Yaitu mereka para penimbun tabung oksigen. Secara hitungan bisnis, mereka termasuk orang yang cerdas. Mereka jeli melihat peluang dalam kesempitan. Tahu bahwa tabung oksigen banyak dicari, otak mereka pun berinovasi. Menjadikan tabung oksigen sebagai bisnis dadakan. Tapi secara kemanusiaan, mereka laknat dikutuk. Itu sebabnya ketika saya membaca kabar ada kakak beradik penimbun tabung oksigen di Sidoarjo, ditangkap oleh Polda Jatim, saya bahagia. Ya maaf, bukan bermaksud bersenang-senang di atas penderitaan orang lain. Tapi, siapa coba yang lebih dulu mulai? Mereka, kan? Puas! Rasakno!

Sebelumnya, saya juga pernah baca kisah seorang anak yang antre berjam-jam demi mendapat tabung oksigen untuk bapaknya. Tepat ketika giliran dia, tiba-tiba hapenya berdering. Suara ibu di seberang telpon mengabarkan pada si anak untuk tak perlu lagi mengantre, karena bapaknya sudah dipanggil Yang Maha Kuasa. Duh, mbrebes mili aku, Bund. Itulah sebabnya, para pelaku penimbunan ini harus mendapat hukuman yang seberat-beratnya. Tak cukup hanya penjara.

Para penimbun tabung oksigen ini, pasti tidak tahu betapa perihnya mengantre dalam ketidakpastian. Tiap detik diliputi tanya, masih adakah stok oksigen yang bisa dibawa pulang? Atau bagaimana kalutnya mencari tabung oksigen dari satu tempat ke tempat lain. Bagaimana badan dan hati remuk kala dijawab stok oksigen habis, tapi harus bangkit dan bangkit lagi karena ada nyawa yang sedang dipertaruhkan.

Penjara, tidak akan mampu membuat para penimbun tabung oksigen itu merasakan semua kekalutan itu. Salah satu cara supaya mereka bisa merasakannya adalah dengan jalan kerja sosial. Yaitu membantu mencarikan tabung oksigen bagi orang yang membutuhkan. Setiap hari ditarget dapat minimal lima tabung oksigen, dengan biaya mereka sendiri. Jika gagal, hukuman penjara bertambah 10 tahun. Biar saja. Biar mereka rasakan perihnya, meski perih yang mereka rasa sudah pasti hanya seujung kuku dari perih yang sebenarnya.

Bukan hanya itu saja, wajibkan juga pada para penimbun jahanam ini untuk ikut serta mengubur para korban Covid-19. Mereka yang selama ini bertugas menggali kubur, pasti lelah dengan semakin tingginya tingkat kematian akibat Covid-19. Biarkan para petugas gali kubur itu istirahat. Serahkan tugas mereka pada para penimbun tabung oksigen.

Tentu saja, penjara dan kerja sosial mencari persediaan tabung oksigen serta gali kubur saja tidak akan sanggup membayar semua luka yang ditimbulkan akibat perbuatan mereka. Andai bisa, kita pasti akan memberikan hukuman terberat yang pernah terbayang di benak pikiran. Perih rasanya membayangkan betapa banyak nyawa meregang akibat keculasan mereka. Tapi setidaknya, dengan kerja sosial, sisi kemanusiaan mereka akan semoga bisa kembali tumbuh. Sungguh, perbuatan menimbun tabung oksigen ini sama sekali tidak bisa disebut sebagai perbuatan seorang manusia. Kerak neraka bahkan terlalu baik untuk ditempati orang-orang seperti mereka.

BACA JUGA Korupsi Bansos dan Dana Haji, Mana yang Lebih Bajingan? dan artikel Dyan Arfiana Ayu Puspita lainnya.

Baca Juga:

Apa pun Kejahatan di Surabaya, Orang Madura Selalu Dijadikan Kambing Hitam

Pati Bukan Sarang Penjahat dan Plat K Bukan Berarti Kriminal, Ada Hal Baik yang Bisa Diapresiasi di Sini

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 5 Oktober 2021 oleh

Tags: covid-19Kejahatankorban jiwaKriminalpandemipenimbun tabung oksigenPojok Tubir Terminal
Dyan Arfiana Ayu Puspita

Dyan Arfiana Ayu Puspita

Alumnus Universitas Terbuka yang bekerja sebagai guru SMK di Tegal. Menulis, teater, dan public speaking adalah dunianya.

ArtikelTerkait

Buat yang Pengin Rangkap Jabatan Jadi Komisaris, Belajarlah dari Rektor UI terminal mojok.co

Buat yang Pengin Rangkap Jabatan Jadi Komisaris, Belajarlah dari Rektor UI

21 Juli 2021
suporter bola bandung dan yogyakarta pilih mana stasiun tugu mojok.co

Yogyakarta yang Istimewa Tengah Putus Asa Ditelanjangi Covid-19

15 Desember 2020
5 Rekomendasi Merek Susu selain Susu Beruang biar Nggak Rebutan terminal mojok.co

4 Rekomendasi Merek Susu selain Susu Beruang biar Nggak Rebutan

5 Juli 2021
ppkm darurat rakyat jogja harus memaklumi sultan perihal lockdown mojok

Rakyat Jogja Wajib Memaklumi Sultan yang Inkosisten Perihal Lockdown

22 Juni 2021

Semisal yang Digeser Cristiano Ronaldo Adalah Arak, Lapen, Ciu, dan Bekonang

18 Juni 2021
laporcovid-19 vaksinasi covid-19 vaksin nusantara indonesia lepas pandemi ppkm vaksin covid-19 corona obat vaksin covid-19 rapid test swab test covid-19 pandemi corona MOJOK.CO

Vaksinasi Berdasarkan Domisili KTP itu Blas Ora Mashok!

23 Juni 2021
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Keluh Kesah Mobil Warna Hitam. Si Cakep yang Ternyata Ribet

Keluh Kesah Mobil Warna Hitam. Si Cakep yang Ternyata Ribet

19 Desember 2025
Keluh Kesah Alumni Program Akselerasi 2 tahun di SMA, Kini Ngenes di Perkuliahan

Keluh Kesah Alumni Program Akselerasi 2 tahun di SMA, Kini Ngenes di Perkuliahan

18 Desember 2025
Tinggal di Kabupaten Magelang: Dekat Borobudur, tapi Tidak Pernah Merasa Hidup di Tempat Wisata

Tinggal di Kabupaten Magelang: Dekat Borobudur, tapi Tidak Pernah Merasa Hidup di Tempat Wisata

18 Desember 2025
Nasib Sarjana Musik di Situbondo: Jadi Tukang Sayur, Bukan Beethoven

Nasib Sarjana Musik di Situbondo: Jadi Tukang Sayur, Bukan Beethoven

17 Desember 2025
Mengenal ITERA, Kampus Teknologi Negeri Satu-satunya di Sumatra yang Sering Disebut Adik ITB

Mengenal ITERA, Kampus Teknologi Negeri Satu-satunya di Sumatra yang Sering Disebut Adik ITB

20 Desember 2025
Nggak Punya QRIS, Nenek Dituduh Nggak Mau Bayar Roti (Unsplash)

Rasanya Sangat Sedih ketika Nenek Saya Dituduh Nggak Mau Bayar Roti Terkenal karena Nggak Bisa Pakai QRIS

21 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Upaya “Mengadopsi” Sarang-Sarang Sang Garuda di Hutan Pulau Jawa
  • Menguatkan Pembinaan Pencak Silat di Semarang, Karena Olahraga Ini Bisa Harumkan Indonesia di Kancah Internasional
  • Dianggap Aib Keluarga karena Jadi Sarjana Nganggur Selama 5 Tahun di Desa, padahal Sibuk Jadi Penulis
  • Terpaksa Jadi Maling-Mendekam di Penjara karena Lelah Punya Orang Tua Miskin, Sejak Kecil Hanya Bisa Ngiler ke Hidup Enak Teman Sebaya
  • Membandingkan Warteg di Singapura, Negara Tersehat di Dunia, dengan Indonesia: Perbedaan Kualitasnya Bagai Langit dan Bumi
  • Slipknot hingga Metallica Menemani Latihan Memanah hingga Menyabet Medali Emas Panahan

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.