Pembangkit Listrik Tenaga Bualan Mardigu dan Barisan Energi Alternatif Abal-abal Lainnya

Pembangkit Listrik Tenaga Bualan Mardigu dan Barisan Energi Alternatif Abal-abal Lainnya (Pixabay.com)

Pembangkit Listrik Tenaga Bualan Mardigu dan Barisan Energi Alternatif Abal-abal Lainnya (Pixabay.com)

Mardigu Wowiek, yang dikenal sebagai Bossman Mardigu bikin ribut media sosial lagi. Kali ini mengusung teknologi yang menjawab krisis energi masyarakat. Sosok yang embuh kenapa terkenal ini memamerkan temuan mutakhir sebagai solusi kebutuhan listrik rumah tangga. Bahkan ia sendiri siap berpisah dari “PLN batubara” dengan teknologi barunya.

Dalam berbagai cuitan, Mardigu mengaku teknologinya sudah hampir dibeli perusahaan dari Cina. Namun, ia tolak agar bisa dikembangkan di Indonesia. Mardigu menjelaskan dengan bahasa yang nggak teknis blas bahwa powerbank miliknya bisa menyuplai energi listrik sampai 3.000 watt.

Potensi sumber energi ala Mardigu

Alat yang dirahasiakan namanya ini adalah gebrakan dari hukum kekekalan energi. Mardigu mengaku telah menyempurnakan alat misterius ini sehingga sangat efisien. Ia menyebut bahwa sumber energi power bank miliknya adalah baterai thorium yang ditemukan UGM.

Singkatnya, baterai thorium ini akan memancarkan cahaya. Cahaya dikonversi menjadi energi listrik yang disimpan dalam powerbank. Sangat efisien, sehingga hanya butuh 2 jam charging untuk dapat energi yang digunakan selama 22 jam. Nah, potensi energi yang disimpan baterai thorium ini akan menjadi sumber energi rumahan yang bisa menjadi pesaing PLN. Mardigu menutup opininya dengan “Bye bye PLN.”

Oke, saya sudah cukup bermain dalam mimpi Mardigu. Sekarang waktunya kembali ke realitas.

Baterai thorium bukan untuk PLTCM

Baterai thorium temuan UGM sendiri tidak pernah diklaim sebagai sumber energi rumahan. Baterai yang sudah dibuat purwarupanya sejak 2019 ini ditujukan untuk kebutuhan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN). Saya tidak pernah menemukan rilisan resmi UGM bahwa baterai thorium ini bisa digunakan sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Cocot Mardigu (PLTCM).

Ely Ismail sebagai salah satu pengembang mengaku tujuan awal prototype baterai thorium ini adalah sebagai alat sensor perbatasan. Energi yang dihasilkan adalah 40 nano watt dan bisa bertahan selama 40 tahun. Ely sendiri mengaku perlu riset lebih jauh dalam pengembangan baterai thorium untuk kebutuhan rumah tangga. Jauh dari mimpi yang ditenagai cocot Mardigu.

Nggak perlu susah-susah bicara fisika dan hukum kekekalan energi. Lha wong dari opini Mardigu saja cukup untuk membuat kita pusing. Wacana soft launching pada 10 November 2022 ini juga tidak terdengar kabarnya. Mardigu masih membangkitkan mimpi energi alternatif dengan cocotnya.

Ya maklum. Untuk menyuplai energi laptop saja masih perlu pengembangan. Dan perkara suplai plutonium 238 (PU 238) masih terkendala biaya. Indonesia belum memiliki PLTN berbasis thorium yang menghasilkan limbah PU 238. Harga satu keping PU 238 sebenarnya hanya $12 per keping, tapi meroket sampai $8.600 ketika sampai ke Indonesia. Jelas ongkir dan pengemasan yang aman membuat harganya mahal.

Maklum, beli PU 238 tidak bisa memakai voucher gratis ongkir. Dan tidak bisa juga dimodali cocot Mardigu. Tapi Mardigu mengemas opininya se-wah mungkin. Sehingga wajar kalau bapak-bapak ronda dan baru kenal medsos menjadi gumunan. Melompati segala fakta bahkan dari pihak penemu sendiri.

Dari tenaga hampa sampai blue energy

Sebenarnya gebrakan (baca: hoax) tentang energi alternatif sering muncul. Yang paling viral adalah blue energy. Bagaimana tidak, Presiden SBY sendiri mendukung pengembangan energi alternatif ini. Bahkan sampai membuat tim khusus untuk pengembangan blue energy ini. Akhirnya? Ya bohong belaka. Joko Suprapto sang penemu dijebloskan ke penjara atas dakwaan penipuan.

Pembangkit Listrik Tenaga Hampa (PLTH) juga pernah menggemparkan Indonesia. Dahlan Iskan sendiri sampai turun gunung mendukung penemuan Mbah Embing ini. Tapi seperti blue energy, PLTH juga terbukti hoax. Dan sekali lagi, pemerintah ikut dipermalukan oleh energi alternatif abal-abal.

Dari dua kasus ini, wajar jika kita selalu skeptis dengan ide energi alternatif. Apalagi ide-ide wah dan bombastis. Gebrakan ini hadir seperti mimpi, bahkan membuai pemangku jabatan. Tapi akhirnya mimpi tadi bertekuk lutut pada sains dan logika.

Nah, bagaimana dengan PLTCM ini? Apakah Mardigu akan menjadi penyelamat dari Tarif Dasar Listrik yang kian mencekik? Apakah Mardigu akan menjadi Nikola Tesla modern dan membawa “energi gratis” pada masyarakat? Silahkan percaya dan menanti mimpi Mardigu menjadi kenyataan.

Kalau saya sih penak turu, ra risiko. Daripada membiarkan diri patah hati oleh mimpi ala-ala Mardigu.

Penulis: Prabu Yudianto
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Komunitas Vegan Tolak Video Mardigu karena Isinya Daging Semua

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.
Exit mobile version