Wahai para perempuan, pernah nggak sih kalian merasa geram saat masuk kamar mandi yang habis dipakai lelaki? Biasanya kamar mandi yang sudah kita bersihkan akan kembali jorok setelah suami, kakak, atau anak laki-laki masuk ke dalam. Entah itu karena kebiasaan buruk nggak membuang bungkus peralatan mandi pada tempatnya, pasta gigi yang tiba-tiba menghilang tutupnya, atau kurang bersih saat menyiram bekas pipis dan berak.
Dari beberapa hal yang saya sebutkan di atas, kebiasaan buruk yang terakhir paling bikin saya esmosi, eh, emosi maksudnya. Gimana nggak emosi? Misal nih, pas badan lagi penat, buka kamar mandi, eh ada kuning-kuning mengambang atau tercecer di sekitaran toilet. Gimana rasanya coba? Terkadang saya ingin nampar pipi sendiri dan berharap semua itu hanya mimpi. Tapi mau nampar pipi seribu kali pun, nyatanya kuning-kuning itu tetap nggak mau pergi, malah melambai-lambai meminta saya mengantarnya pulang ke tempat semestinya.
Kalau kalian juga pernah mengalami hal yang sama, berarti saya nggak sendirian. Sungguh nggak habis pikir mengapa banyak lelaki sulit sekali membersihkan kamar mandi yang habis dipakainya sendiri. Kayak butuh waktu yang lama saja. Padahal nggak, kan?
Saking penasarannya, pernah suatu ketika saya bertanya ke suami saat menemukan berak yang bercecer di sekitaran toilet yang habis dia pakai. Catat ya, hal ini sudah sering kali saya alami. Jadi, jangan dikira ini baru pertama kali dan saya nggak cukup sabar menghadapi kondisi semacam ini. Dengan bibir yang tentu saja mecucu, keluarlah pertanyaan dari lubuk hati saya yang terdalam.
“Mas, bersihin kotoran sendiri itu sulit, ya? Tuh lihat masih belum bersih nyiramnya,” saya tanya baik-baik ke suami meski hati dongkol setengah mati.
“Anu… Aku tadi lagi diare,” jawab suami saya.
“Hah, terus maksudnya apa? Justru kalau diare kan harus disiram sampai bersih banget. Kalau diarenya gegara virus nanti bisa nular!” cerocos saya sebal.
“Maksudku, kalau tadi kusiram sampai bersih, kamu nggak akan tahu kalau aku diare kan, Sayang?” jawabnya lembut, selembut marshmellow yang lagi dikunyah di mulut.
Akhirnya saya siram juga kotoran itu dengan perasaan yang tak bisa dijelaskan. Hati sudah mangkel segede gunung, eh dipanggil sayang. Saya yang tadinya mau marah-marah malah baper dan terbang melayang. Asem banget, kan?!
Di lain waktu, saya pernah tanya juga ke murid laki-laki saya di sela-sela mengajar. Gara-garanya setiap lewat toilet anak-anak putra, tercium bau pesing yang cukup menyengat. Dan hal itu nggak saya alami saat lewat di toilet anak-anak perempuan.
“Eh, ngomong-ngomong kalian ngerasa nggak sih kalau toilet kalian pesing banget. Apa nggak disiram?” Saya tujukan pertanyaan ini khusus untuk para siswa.
“Ya disiram sih, Bu. Tapi secukupnya saja, biar hemat air,” jawab salah satu dari mereka.
Lagi-lagi saya cuma bisa mengelus dada mendengar alasannya. Soalnya, di sekolah kami hampir nggak pernah kekurangan air. Air melimpah ruah kok ya bisa-bisanya ngeles dengan alasan berhemat sementara toilet dibiarkan pesing. Duh, makin pusing saya.
“Biasa kok Bu kayak gitu. Nanti juga toiletnya dipakai sama yang lain. Biar yang mau pakai dong yang bersihin,” celetuk salah satu siswa lagi.
“Oh, gitu ya?” akhirnya saya sudahi saja pertanyaan yang mungkin memang nggak penting bagi anak-anak putra.
Jawaban siswa saya yang terakhir itu juga pernah saya dengar dari Andrew White di acara Hitam Putih. Dulu di awal menikah, Nana Mirdad dibuat heran dengan kebiasaan buruk Andrew yang nggak mau nyiram kotoran sendiri di kamar mandi. “Kesel banget, itu kan kotoran punya kamu. Masa tega nyuruh orang lain yang bersihin?” ungkap Nana.
“Lah, emang yang mau pakai kamar mandi siapa? Ya yang mau pakai dong yang bersihin,” jawab Andrew dengan tenang.
Kok bisa enak banget gitu ya jawabnya? Apa mungkin para suami itu beranggapan kalau membersihkan kotoran suami merupakan sikap tolong menolong dalam kehidupan berumah tangga? Kalau emang benar begitu, buset bener dah mikirnya. Angel… Wes angel…
Meski sudah beberapa kali bertanya langsung pada para lelaki tentang kebiasaan buruk mengapa mereka sering bikin jorok kamar mandi, nyatanya sampai saat ini saya belum mendapatkan jawaban yang cukup memuaskan.
Jadi buat para lelaki, lain kali kalau ditanya hal ini, tolong dong dijawab jujur saja. Misalnya, kalau kalian memang malas, ya bilang saja begitu. Siapa tahu bisa didiskusikan bareng-bareng jamaah Mojokiyah untuk dicarikan solusinya. Solusi biar nggak malas siram toilet, kira-kira apa ya, Mylov?
BACA JUGA Apakah Mubazir Jika Meletakkan Jam Dinding di Kamar Mandi? dan tulisan Johara Masruroh lainnya.