• Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
  • Login
Terminal Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Home
    • Mojok.co
  • NusantaraHOT
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Sapa Mantan
    • Gadget
    • Personality
  • Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Politik
  • Profesi
  • Home
    • Mojok.co
  • NusantaraHOT
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Sapa Mantan
    • Gadget
    • Personality
  • Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Politik
  • Profesi
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Gaya Hidup
  • Pojok Tubir
  • Kampus
  • Hiburan
  • Tiktok
  • Politik
  • Kesehatan
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Mempertanyakan Esensi Renungan Sebelum Ujian Nasional

Erfransdo oleh Erfransdo
10 Desember 2020
A A
Mempertanyakan Esensi Renungan Sebelum Ujian Nasional terminal mojok.co

Mempertanyakan Esensi Renungan Sebelum Ujian Nasional terminal mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Untuk siswa semester akhir angkatan 2020, mungkin tidak merasakan bagaimana rasanya mengerjakan soal-soal Ujian Nasional. Pemerintah melalui Presiden Joko Widodo memutuskan agar Ujian Nasional 2020 ditiadakan. Alasan pertama, mengenai keamanan dan kesehatan karena sangat berisiko menggelar Ujian Nasional di tengah situasi pandemi. Alasan kedua, karena UN sudah tidak lagi menjadi syarat untuk diterima di perguruan tinggi.

Bagi saya pribadi, Ujian Nasional adalah momok yang cukup menakutkan karena dulu hasil UN ini akan berdampak terhadap kelulusan siswa. Namun, beberapa tahun belakangan, UN sudah tidak lagi menjadi patokan untuk kelulusan. Ya baguslah, masa iya lulus tidaknya siswa hanya ditentukan oleh soal UN~

Biasanya, beberapa hari sebelum UN setiap sekolah akan mengadakan terlebih dahulu renungan untuk semua siswa semester akhir. Baik ketika SMP maupun SMA, sekolah saya selalu mengadakan renungan khusus sebelum pelaksanaan UN tiba. Kalau waktu SD, seingat saya tidak ada renungan seperti itu.

Baik saat SMP maupun SMA, isi renungannya hampir sama: membayangkan ada bendera kuning di depan rumah. Jujur, saat ini saya merasa tergelitik dengan isi renungan semacam itu. Di satu sisi, memang isi renungannya dapat membuat siswa jadi lebih menghormati dan menyayangi orang tua. Namun, di sisi lain, saya tidak paham keterkaitan antara isi renungan dengan apa yang akan siswa hadapi.

Dulu saya memang sangat tersentuh dengan isi renungan tersebut. Bahkan saya sampai menitikkan air mata. Pasalnya, pertama, karena saya manusia dan punya hati. Kedua, saya terbawa suasana karena hampir semua siswa menangis. Ketiga, karena saya tidak ingin disangka psikopat. Apalagi backsound yang didengarkan sungguh membuat hati ini tercabik-cabik sehingga menimbulkan perasaan yang rapuh. Apalagi objek yang dimunculkan adalah seorang ibu.

Dulu saat saya dilantik sebagai anggota OSIS, pada salah satu malamnya juga ada agenda renungan. Dan isi renungannya tidak jauh berbeda. Sang pembicara menyuruh kita membayangkan bagaimana ketika kita pulang ke rumah dari kegiatan pelantikan, ada bendera warna kuning yang tertancap di depan rumah.

Entah kapan tradisi renungan ini bermula. Meskipun niatnya baik, tapi kok lama-lama terasa aneh juga, ya: membayangkan orang tua meninggal saat akan menghadapi Ujian Nasional. Biasanya, skemanya akan seperti ini: renungan, nangis, saling peluk, saling minta maaf pada teman dan guru, terus pulang, ya biasa lagi.

Setiap di akhir renungan, pasti sang guru meminta pada semua siswa agar ketika pulang dari sekolah bersimpuh meminta maaf pada orang tua, terutama pada ibu. Saya ketika itu, mana ada nurutin permintaan guru saya. Bagaimana tidak? Yang ada malah saya bakal dianggap stres.

“Lu ngapain pulang-pulang nangis minta maaf? Pasti mau minta duit, ya, lu?

Namun, pasti ada dari mereka yang pulang setelah renungan langsung lari terbirit-birit ke rumah dan sujud di hadapan ibunya untuk meminta maaf. Dan mungkin ibunya pertama-tama akan merasa ada hal yang janggal: loh, ini anak saya kerasukan setan apa?

Sebetulnya, daripada ngajakin renungan mulu sambil membayangkan orang tua meninggal, bukankah lebih baik ngadain kegiatan lainnya yang lebih masuk akal? Misalnya, nih.

Pertama, ajak semua siswa untuk gotong royong membersihkan kelas yang akan dipakai untuk ujian, membersihkan halaman sekolah, dan juga mempercantik sudut-sudut sekolah. Kan, nanti pengawasnya datang dari sekolah berbeda, bisa sebagai branding sekolah juga. Hitung-hitung membantu tugas petugas kebersihan sekolah. Pahala dapat, sekolah kinclong paripurna.

Kedua, santunan ke panti asuhan. Sebelum bertempur dengan ratusan soal Ujian Nasional, pastikan hati kita bersih dengan cara bersedekah. Jadi, ketika mengerjakan soal, kita akan diliputi rasa tenang yang dapat membantu selama ujian berlangsung.

Ketiga, adakan konsultasi gratis bagi para siswa yang merasakan stres menghadapi ujian. Seperti kita ketahui, cukup banyak siswa yang bunuh diri karena stres akan menghadapi ujian yang menentukan masa depannya. Nah, maka dari itu, peran BK sangat penting. Daripada disuruh membayangkan orang tua meninggal, bukannya tenang jadi malah makin stres.

Keempat, main game bareng. Namanya mau ujian pasti stres. Jangan ditambah stresnya dengan buka materi lagi apalagi membayangkan bendera kuning. Cukup main game bersama teman-teman, niscaya semua beban akan terasa lebih longgar.

Nah mungkin pendapat setiap orang berbeda-beda mengenai renungan seperti itu. Saya sendiri sangat mengerti bahwa hal tersebut cukup positif untuk membangkitkan rasa sayang kita terhadap orang tua. Namun, alangkah lebih baik berikan kegiatan yang lebih menyenangkan agar siswa dapat menghadapi ujian tanpa beban tambahan karena harus memikirkan sesuatu yang tidak-tidak.

BACA JUGA 5 Tipe Jamaah Jumat Saat Pergi Jumatan dan tulisan Erfransdo lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 9 Desember 2020 oleh

Tags: Renunganujian nasional

Ikuti untuk mendapatkan artikel terbaru dari Terminal Mojok

Unsubscribe

Erfransdo

Erfransdo

Penggemar Chelsea yang doyan nulis

ArtikelTerkait

Mungkinkah Mutu Pendidikan Nasional Lebih Baik dengan Ubah Ujian Nasional Jadi Asesmen Nasional? terminal mojok.co

Mungkinkah Mutu Pendidikan Nasional Lebih Baik dengan Ubah Ujian Nasional Jadi Asesmen Nasional?

17 Januari 2021
Perbedaan Gaya Menyontek dari Generasi Ibu, Kakak, dan Saya Sendiri terminal mojok.co

Beda Gaya Menyontek Generasi Ibu, Kakak, dan Saya

1 Oktober 2020
Belajar Sabar Layaknya Nadiem Makarim POP muhammadiyah NU setuju sampoerna terminal mojok.co

Kalau Nadiem Makarim Beneran Dicopot, Apakah Ujian Nasional Tetap Ada?

7 Agustus 2020
siswa kelas xii sma perubahan sifat kelakuan ujian nasional sibuk nyari kampus kuliah mojok.co

Perubahan Sikap yang Umum Terjadi pada Anak Kelas XII SMA

18 Juni 2020
Alasan Tidak Penting Mengapa Ujian Nasional Sebaiknya Jangan Dihapus

Alasan Tidak Penting Mengapa Ujian Nasional Sebaiknya Jangan Dihapus

23 Desember 2019
Sistem Ujian di Sekolah yang Ada di Australia dan Jerman

Sistem Ujian di Sekolah yang Ada di Australia dan Jerman

13 Desember 2019
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
5 Cara Jadi Pendengar Curhat yang Baik seperti Master pada Serial Midnight Diner terminal mojok.co

5 Cara Jadi Pendengar Curhat yang Baik seperti Master pada Serial Midnight Diner

Ogah Nonton Sinetron Indonesia Tidak Membuatmu Jadi Keren Terminal Mojok

Ogah Nonton Sinetron Indonesia Tidak Membuatmu Jadi Keren

HELP! Kecakapan Berbahasa Inggris di Kota Saya Sudah Jadi Masalah Kronis! Terminal Mojok

HELP! Kecakapan Berbahasa Inggris di Kota Saya Sudah Jadi Masalah Kronis!



Terpopuler Sepekan

Tersiksa dari Bali ke Jepang Bersama Maskapai LCC Terbaik di Dunia Bernama AirAsia
Otomotif

Tersiksa dari Bali ke Jepang Bersama Maskapai LCC Terbaik di Dunia Bernama AirAsia

oleh Tiara Uci
19 Maret 2023

Saya merasa baik-baik aja naik AirAsia dan udah akrab dengan delay-nya. Tapi kok penerbangan kali ini rasanya berbeda.

Baca selengkapnya
7 Kelebihan dan Kekurangan yang Saya Rasakan Saat Naik Pelita Air, Maskapai “Baru” Pertamina

7 Kelebihan dan Kekurangan yang Saya Rasakan Saat Naik Pelita Air, Maskapai “Baru” Pertamina

16 Maret 2023
Suka Duka Tinggal di Pelosok Kabupaten Bangkalan Madura

Suka Duka Tinggal di Pelosok Kabupaten Bangkalan Madura

20 Maret 2023
KA Tawang Alun, Penghubung Malang dan Banyuwangi (Unsplash)

KA Tawang Alun, Penghubung Malang dan Banyuwangi yang Sayangnya Cuma 1 Armada

19 Maret 2023
6 Benefit Rumah Dekat Kuburan yang Jarang Disadari Banyak Orang

6 Benefit Rumah Dekat Kuburan yang Jarang Disadari Banyak Orang

17 Maret 2023

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=_zeY2N8MAE4

Subscribe Newsletter

* indicates required

  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
DMCA.com Protection Status

© 2023 Mojok.co - All Rights Reserved .

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Login
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Gaya Hidup
    • Sapa Mantan
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Hewani
    • Kecantikan
    • Nabati
    • Olahraga
    • Otomotif
    • Personality
  • Pojok Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Acara TV
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Tiktok
  • Politik
  • Kesehatan
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2023 Mojok.co - All Rights Reserved .

Halo, Gaes!

atau

Masuk ke akunmu di bawah ini

Lupa Password?

Lupa Password

Silakan masukkan nama pengguna atau alamat email Anda untuk mengatur ulang kata sandi Anda.

Masuk!