Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Mempelajari 7 Fase Hidup Terberat Saat Menginjak Usia Kepala Dua

Ayu Octavi Anjani oleh Ayu Octavi Anjani
19 November 2019
A A
Mempelajari 7 Fase Hidup Terberat Saat Menginjak Usia Kepala Dua
Share on FacebookShare on Twitter

Peralihan usia dari yang tadinya kepala satu ke kepala dua, memang merupakan sebuah proses diri ke arah yang semakin dewasa. Waktu masih anak-anak selalu berpikir untuk bermain dan menambah teman sebanyak mungkin. Beda lagi waktu sudah remaja, dituntut untuk lebih fokus terhadap pelajaran ini dan itu.

Yha, mungkin relasi pertemanan masih bisa dibilang luas alias masih memiliki banyak teman sebaya di sekolah atau lingkungan rumah. Masa-masa yang masih menyenangkan bukan?

Lalu, apa jadinya kalau sekarang sudah berkepala dua alias sudah menginjak usia dua puluhan. Tanggung jawab semakin besar pastinya. Semua orang (ya nggak semua sih) pasti setuju kalau peralihan usia dari belasan ke puluhan itu adalah peralihan dari remaja ke dewasa. Iya kan? Iya dong.

Kalau sudah begini, pikiran “jadi orang dewasa itu nggak gampang!” pasti bakal sering menghantui kepala. Lha, ya memang iya. Kalau buat saya bisa dibilang fase-fase beratnya hidup itu ya di usia dua puluhan. Tepatnya saya yang berusia 21 tahun.

Usia 21 tahun merupakan tantangan tersendiri bagi saya. Bagaimana tidak, di usia 21 tahun bisa dibilang masa depan ada pada genggaman saya. Saya dan kalian yang berusia kepala dua mungkin akan setuju dengan ini.

Saya sekarang masih kuliah dan jujur saja saya masih bingung apa yang harus saya lakukan setelah lulus. Mungkin beberapa orang sama seperti saya mungkin juga tidak. Sejuta keharusan yang tidak ingin dilakukan memaksa harus dilakukan demi masa depan kan. Saya bisa bilang tantangan terberat dalam hidup ketika pusing harus menuntaskan sejuta keharusan yang saya saja tidak ingin melakukannya.

Tapi, bukan berarti dengan usia 21 tahun jadi tidak mensyukuri hidup ya. Salah besar deh itu. Tuhan masih sayang dong makanya diberi umur sampai 21 tahun. Pertanyaannya apakah sanggup jiwa raga ini melewati fase-fase terberat di usia 21 tahun ini? Jawabannya tentu ada pada diri sendiri.

Lha, terus kenapa sih usia kepala dua dibilang fase-fase terberat dalam hidup? Coba deh disimak dan dipelajari.

Baca Juga:

7 Lagu The Script yang Bikin Galaumu Makin Paripurna

5 Lagu Radiohead yang Bisa Dijadikan Self-Healing Saat Galau

1. Sulitnya Mikirin Cari Kerja Setelah Lulus

Ini sih saya nggak bisa bohong ya gaes. Saya saja yang masih kuliah pusing setelah lulus mau kerja apa dan di mana. Kalau yang sudah lulus kuliah mungkin pusing kenapa belum dapat panggilan sampai sekarang padahal ngelamar kerjanya sudah dari jauh-jauh hari. Sabar yaaa~

2. Jenuhnya Bekerja Habis Lulus SMA/SMK

Ya, meskipun waktu lulus SMA/SMK belum menginjak usia dua puluhan dan memilih langsung bekerja, toh nantinya akan menginjak usia kepala dua juga. Nah, mungkin fase-fase terberatnya di situ. Jenuh waktu bekerja setelah lulus sekolah bisa saja terjadi dan bingung mau melakukan apa lagi.

3. Bekerja Nggak Sesuai Bidang yang Diminati

Kalau masalah ini jujur deh nggak enak banget. Kuliah dengan jurusan yang nggak diminati saja sudah susah apalagi kalau harus kerja. Tapi, untuk sebagian orang bekerja tidak sesuai bidang tetap dilakukan demi bisa memenuhi segala kebutuhan kan. Apalagi kalau memutuskan untuk berumah tangga juga.

4. Nggak Bisa Lagi Bergantung pada Orang Tua

Namanya sudah usia dua puluhan dan sudah dewasa. Orang tua bukan lagi menjadi tempat bergantung terus-menerus seperti masa-masa sekolah atau kuliah. Mungkin waktu sekolah dan kuliah, segala biaya masih bisa ditanggung orang tua. Tapi, kalau sudah lulus dan bekerja kan harus bisa mandiri. Bergantung pada diri sendiri intinya.

5. Bimbang Antara Karier atau Teman Hidup

Kalau sudah menginjak usia dua puluhan wajar dong mulai memikirkan pasangan hidup. Apalagi yang sudah lulus kuliah atau mau mulai bekerja. Kadang bingung memilih antara karier terlebih dahulu atau pasangan hidup yang sudah ada di depan mata. Kalau memilih karier, takutnya pasangan malah menyerah karena ambisi bekerja. Kalau memilih pasangan, takutnya tidak bisa mencapai apa yang dicita-citakan selama ini. Ada baiknya didiskusikan dulu deh.

6. Membandingkan Diri dengan Orang Lain

Masalah satu ini sepertinya akan menghampiri siapa saja ya. Ketika melihat orang lain lebih berhasil entah itu dalam karier atau percintaan, nggak jarang akhirnya membanding-bandingkan. Nggak usah deh, mending fokus saja dengan apa yang jadi tujuanmu.

7. Frustasi Mikirin Masa Depan

Beberapa poin di atas bisa berakhir pada poin terakhir ini nih. Frustasi memikirkan bagaimana masa depan nantinya. Apakah sudah berada di jalur yang benar atau tidak. Apakah pekerjaan yang dipilih sudah tepat atau tidak. Apa yang akan dilakukan ketika tua. Apa semua yang sudah didapat sesuai dengan kemauan atau tidak dan berbagai pertanyaan lain yang akhirnya membuat diri sendiri stres.

Fase-fase terberat dalam hidup mungkin saja berasal dari beberapa poin yang saya tulis di atas. Tapi, bukan berarti nggak ada faktor lain lagi yang memengaruhinya. Tapi, bukan berarti juga fase-fase terberat itu menjadi hambatan bagi diri untuk berkembang. Jadi, semangat Gaessss!

BACA JUGA Tenang, Tak Perlu Insecure Terhadap Pencapaian Seseorang di Usia 27 Tahun atau tulisan Ayu Octavi Anjani lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 19 November 2019 oleh

Tags: fase hidupgalaukepala dua
Ayu Octavi Anjani

Ayu Octavi Anjani

Mahasiswa akhir yang hobi makan dan nulis.

ArtikelTerkait

7 Lagu The Script yang Bikin Galaumu Makin Paripurna

7 Lagu The Script yang Bikin Galaumu Makin Paripurna

8 Februari 2022
5 Lagu Radiohead yang Bisa Dijadikan Self-Healing Saat Galau terminal mojok.co

5 Lagu Radiohead yang Bisa Dijadikan Self-Healing Saat Galau

1 Februari 2022
10 Lagu Indonesia Tahun 2000-an yang Bikin Hati Hancur Berkeping-keping terminal mojok

10 Lagu Indonesia Tahun 2000-an yang Bikin Hati Hancur Berkeping-keping

13 November 2021
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Korupsi Masa Aktif Kuota Data Internet 28 Hari Benar-benar Merugikan Pelanggan, Provider Segera Tobat!

Korupsi Masa Aktif Kuota Data Internet 28 Hari Benar-benar Merugikan Pelanggan, Provider Segera Tobat!

3 Desember 2025
8 Alasan Kebumen Pantas Jadi Kiblat Slow Living di Jawa Tengah (Unsplash)

8 Alasan Kebumen Pantas Jadi Kiblat Slow Living di Jawa Tengah

3 Desember 2025
4 Hal Sepele tapi Sukses Membuat Penjual Nasi Goreng Sedih (Unsplash)

4 Hal Sepele tapi Sukses Membuat Penjual Nasi Goreng Sedih

29 November 2025
Logika Aneh di Balik Es Teh Solo yang Bikin Kaget (Unsplash)

Logika Ekonomi yang Aneh di Balik Es Teh Solo, Membuat Pendatang dari Klaten Heran Sekaligus Bahagia

30 November 2025
4 Alasan Saya Lebih Memilih Ice Americano Buatan Minimarket ketimbang Racikan Barista Coffee Shop Mojok.co

4 Alasan Saya Lebih Memilih Ice Americano Buatan Minimarket ketimbang Racikan Barista Coffee Shop

4 Desember 2025
5 Alasan yang Membuat SPs UIN Jakarta Berbeda dengan Program Pascasarjana Kampus Lain Mojok.co

5 Alasan yang Membuat SPs UIN Jakarta Berbeda dengan Program Pascasarjana Kampus Lain

1 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.