Surabaya selalu menarik untuk dikulik. Daerah dengan julukan Kota Pahlawan ini nggak melulu soal crazy rich atau mal-mal yang super megah. Surabaya lebih pelik daripada itu. Itu mengapa, saya akan menuliskan lebih banyak fakta-fakta soal kota ini di Terminal Mojok.
Saya tahu betul rasanya jadi pendatang di kota besar seperti Surabaya. Ada banyak hal yang tidak diketahui, apalagi soal julukann dan stereotip yang melekat di suatu daerah. Memang, julukan dan stereotip ini belum tentu valid, tapi setidaknya, seseorang bisa berstrategi kalau tahu hal-hal tersebut. Bergaul atau bersosialisasi pun jadi jauh lebih mudah.
#1 Surabaya pusat, jantung kota yang jadi primadona
Surabaya Pusat meliputi Kecamatan Genteng, Tegalsari, Bubutan, dan Simokerto. Sebagai wilayah pusat, tentu ini bisa dikatakan sebagai jantungnya Surabaya. Sebagian besar mal letaknya di sini, misalnya Tunjungan Plaza, Plaza Surabaya, Grand City, hingga BG Junction.
Tempat wisata pun juga banyak. Mau cari taman, museum, bangunan tua, hingga perpustakaan juga ada. Di wilayah ini jugalah kantor pemerintah serta CBD itu berada, terutama di Jalan Basra alias Basuki Rahmat. Di sepanjang jalan ini kalian akan disajikan gedung-gedung perkantoran yang menjulang tinggi.
Bicara soal stereotip, Surabaya Pusat layaknya pusat kota-kota besar lain, dikira serba maju dan canggih, begitu pula dengan warganya. Padahal, namanya kota besar yang jadi primadona para perantau, selalu ada saja yang kurang berhasil. Tidak semua yang ada di pusat kota itu orang sukses
#2 Surabaya Timur, sarang crazy rich setelah Surabaya Barat
Surabaya timur terdiri dari kecamatan Gubeng, Gunung Anyar, Mulyorejo, Rungkut, Sukolilo, Tambaksari, dan Tenggilis Mejoyo. Wilayah timur ini bisa dibilang unik ya. Pasalnya, wilayah ini isinya macam-macam, mulai dari pabrik sampai stadion. Di sana, ada yang namanya SIER yaitu Surabaya Industrial Estate Rungkut alias pusatnya industri dan pabrik.
Di Surabaya Timur juga pusatnya perguruan tinggi, sebut saja Unair, ITS, UPNV Jatim, Universitas Terbuka, Ubaya, dan masih banyak lagi. Kalau di Tambaksari, ya kalian tahu sendiri ada stadion Tambaksari atau Stadion Gelora 10 November. Karena di sana banyak kampus, sudah pasti apartemen dan mal besar juga tersedia, seperti Galaxy Mall dan Pakuwon City Mall.
Bisa dibilang daerah ini dijuluki sebagai basecamp crazy rich kedua setelah kawasan bagian Barat. Kalau nggak, biasanya wilayah ini kerap kali dijuluki wilayah kampus, seperti “daerah Unair” atau “daerah ITS.”
#3 Surabaya Barat yang elit
Meliputi kecamatan Asemrowo, Benowo, Lakarsantri, Pakal, Sambikerep, Sukomanunggal, dan Tandes. Kalau berbicara soal Surabaya Barat, nampaknya kalian sudah nggak asing dengan stereotip pusatnya crazy rich ya. Memang benar sih, selain punya mal megah seperti Pakuwon Mall, daerah ini juga dikelilingi perumahan mewah. Sebut saja daerah Citraland yang sudah seperti kota independen. Lalu ada Graha Famili, Wisata Bukit Mas, Vila Bukit Mas, dan banyak lagi.
Akan tetapi, perlu diingat, Surabaya Barat nggak selalu soal kemewahan. Di sini masih ada daerah pemukiman biasa, bahkan ada yang masih tipis-tipis mengadopsi budaya kejawen. Oh iya, kalian juga bisa menggunakan “Unesa Lidah” sebagai patokan Surabaya Barat ya.
#4 Surabaya Utara yang tidak seperti bagian dari Kota Pahlawan
Wilayah ini meliputi Kecamatan Bulak, Kenjeran, Krembangan, Semampir, dan Pabean Cantikan. Daerah Surabaya Utara identik dengan dagang. Maklum, daerah ini adalah pusat perdagangan sejak zaman Belanda karena berdekatan dengan laut. Itu mengapa, kalian bisa menemukan wisata Kota Tua Surabaya di sana. Ada juga kawasan pecinan Kya-Kya dan Kampung Arab di Ampel.
Selain itu, kalian bisa menemukan banyak pusat perbelanjaan yang menjual barang-barang grosir. Di Jembatan Merah Plaza misalnya, kalian bisa membeli berbagai macam kain.
Soal stereotip, banyak orang mengatakan Surabaya Utara identik dengan Madura. Pasalnya, memang banyak sekali orang Madura yang berdagang di sana. Saking banyaknya pendatang, daerah ini kerap dinilai tidak seperti bagian dari Kota Pahlawan.
#5 Surabaya Selatan
Daerah ini memiliki kecamatan paling banyak, yaitu Wonokromo, Wonocolo, Wiyung, Karang Pilang, Jambangan, Gayungan, Dukuh Pakis, dan Sawahan. Daerah ini kebanyakan diisi pemukiman warga, terutama perumahan kelas menengah. Apalagi di daerah Gayungan, Wiyung dan Karang Pilang.
Sebenarnya tidak ada yang begitu spesial atau unik terkait daerah ini. Itu mengapa tidak ada julukan atau stereotip yang melekat. Satu-satunya penanda daerah ini hanyalah Masjid Al-Akbar atau Masjid Agung dan Royal Plaza. Mungkin, sisi selatan yang berbatasan dengan Gresik dan Sidoarjo kerap juga jadi penanda dan pembicaraan.
Nah, itu dia daerah-daerah di Surabaya dengan julukan dan stereotipnya. Sebagai pendatang atau bukan asli Kota Pahlawan, saya menyadari betul menjadi bagian daerah ini secara seutuhnya itu susah betul. Kita harus belajar bahasa, budaya, lingkungan sekitarnya, dan semuanya kita pelajari sambil meraba-raba informasi lain soal kota ini. Semoga tulisan ini membantu kalian dalam menyesuaikan diri ya.
Penulis: Bella Yuninda Putri
Editor: Kenia Intan
BACA JUGA Sebenarnya Surabaya Punya Banyak Wisata Menarik, Warganya Saja yang Kurang Bersyukur
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.




















