Selama ini Surabaya terkenal dengan hawa panasnya. Tapi seandainya kota ini berubah sejuk kayak Malang, kira-kira apa yang akan terjadi, ya?
Surabaya adalah salah satu kota terpanas di Indonesia. Panasnya Kota Pahlawan bahkan bisa bikin kipas angin merasa nggak berguna. Siang bolong di sini rasanya seperti di dalam oven, suhu udara bisa tembus 34 derajat Celcius. Berkendara tanpa AC di jalanan Kota Pahlawan dijamin bikin tubuh basah kuyup sebelum sampai tujuan.
Akan tetapi pernah nggak sih kalian kepikiran gimana kalau seandainya Surabaya sejuk kayak Malang? Apakah itu bakal jadi game-changer dan bikin Surabaya berubah menjadi a perfect city?
Jika Surabaya sejuk, hidup jadi lebih santuy
Seandainya suhu di Surabaya berkisar 20-25 derajat Celsius seperti Malang, bisa dipastikan hidup di sini bakal jauh lebih nyaman. Bayangin saja warga bisa jalan-jalan sore di Jalan Tunjungan tanpa harus waswas sama keringat yang membanjir. Nongkrong di warung kopi pinggir jalan pun makin asyik tanpa perlu repot membawa kipas angin mini. Plus, kendaraan umum seperti Suroboyo Bus mungkin bakal lebih laris karena penumpang nggak takut kepanasan kayak di sauna berjalan.
Selain itu, warga Surabaya nggak perlu lagi mengandalkan AC 24/7 yang bikin tagihan listrik melambung. Tidur malam lebih nyenyak tanpa harus gelisah karena hawa gerah. Pokoknya semua terasa lebih adem, baik secara harfiah maupun emosional.
Tata kota lebih asri dan hidup
Cuaca sejuk bisa bikin tata kota Surabaya lebih nyaman. Taman-taman kota seperti Taman Bungkul, Taman Prestasi, dan Hutan Kota Balas Klumprik bakal jadi tempat favorit warga yang pengin healing tanpa harus keluar kota. Bisa lebih banyak event outdoor seperti konser, festival kuliner, atau sekadar piknik bareng keluarga.
Bahkan kafe dan restoran mungkin bakal lebih banyak yang pakai konsep open space. Nggak perlu lagi takut pelanggan kabur gara-gara kepanasan. Bersepeda atau jogging di pagi dan sore hari pun bisa jadi lifestyle baru yang lebih populer di sini.
Ekonomi bisa makin naik kelas
Kalau Surabaya makin nyaman, efeknya ke sektor ekonomi juga bakal terasa banget. Dalam bidang pariwisata misalnya, mungkin bakal lebih berkembang. Wisatawan yang biasanya cuma numpang lewat bisa jadi betah lebih lama di Kota Pahlawan. Dengan suhu udara yang lebih adem kayak di Malang, wisata heritage di Surabaya seperti House of Sampoerna atau Kampung Lawas Maspati mungkin bakal ramai dikunjungi wisatawan.
Sektor properti juga bisa makin booming. Banyak orang pasti bakal kepikiran buat tinggal di kota besar dengan cuaca sejuk. Permintaan rumah naik, harga tanah bisa ikut melonjak. Bisa jadi, investor properti bakal makin agresif membangun hunian yang lebih ramah lingkungan.
Tapi apakah Surabaya bakal jadi kota sempurna?
Meskipun terdengar ideal, cuaca sejuk saja nggak cukup buat bikin Surabaya jadi kota sempurna. Ada banyak faktor lain yang perlu diperhatikan seperti infrastruktur, kebijakan publik, kesejahteraan masyarakat, hingga pengelolaan lingkungan.
Dengan makin banyaknya orang yang pengin tinggal di Surabaya, kemacetan di Kota Pahlawan mungkin akan bertambah parah. Harga sewa tempat tinggal bisa melonjak, bikin beberapa orang kesulitan cari hunian yang terjangkau. Selain itu, kalau perubahan iklim drastis terjadi, apakah Surabaya siap mengelola dampaknya?
Jadi, meskipun Surabaya dengan cuaca kayak Malang terdengar seperti mimpi indah, ada banyak tantangan yang harus dihadapi. Kota yang ideal bukan cuma soal cuaca, tapi juga gimana warganya bisa hidup dengan nyaman, aman, dan tentunya bahagia. Yang penting, apa pun kondisinya, semangat arek-arek Suroboyo harus tetap membara!
Penulis: Sayyidah Tsabita Rosyada Salma Ilafisani
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA Kebun Binatang Surabaya Tidak Sempurna, tapi Selalu Berbenah.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.



















