Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Membantah Tulisan tentang Hal yang Bisa Bikin Usaha Warung Kelontong Bangkrut

Nasrulloh Alif Suherman oleh Nasrulloh Alif Suherman
16 Januari 2021
A A
Membantah Tulisan tentang Hal yang Bisa Bikin Usaha Warung Kelontong Bangkrut terminal mojok.co

Membantah Tulisan tentang Hal yang Bisa Bikin Usaha Warung Kelontong Bangkrut terminal mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Saat membaca tulisan-tulisan di Terminal Mojok secara acak dan berharap tulisan saya terbit, saya melihat tulisan Mas Munawir yang menceritakan soal usaha warung kelontong. Lebih tepatnya, blio menulis tentang beberapa faktor yang bisa membuatmu warung bisa bangkrut dan semuanya dituang dalam tulisan berjudul “Beberapa Hal yang Bisa Membuat Warung Kelontong Anda Berpotensi Mengalami Kerugian hingga Bangkrut.” 

Katanya, dalam tulisan tersebut, blio menulis faktor-faktor tersebut karena “pengalaman” menjaga warung milik orang tuanya yang baru pensiun dari pekerjaan sebagai PNS. Nggak ada yang salah, membuka usaha warung kelontong adalah hak segala bangsa, mau itu PNS sekalipun boleh. Tidak ada larangan. Cuma, menurut saya faktor-faktor yang dituliskan oleh Mas Munawir ini agak kelewat sotoy.

Kalau alasan Mas Munawir adalah “pengalaman” dari warung milik orang tuanya yang baru saja membuka warung selepas pensiun, saya akan berikan bantahan berdasarkan “pengalaman” dari orang tua saya yang sudah memiliki warung semenjak saya masih kecil. Bahkan, warung tersebut menjadi pilar ekonomi keluarga saya. Simak baik-baik, Mas Munawir.

#1 Menggunakan/menikmati makanan sendiri

Mas Munawir bilang, kalau kita sendiri menggunakan/menikmati hasil dagang akan membuat rugi. Betul, blio memang bilang nggak ada salahnya untuk sedikit mencicipi, tapi jangan lupa dicatat lalu dibayar kemudian hari. Katanya lagi, kalau bisa catat di buku kas agar pengeluaran bisa terkelola dengan lebih baik. 

Mohon maaf, nih. Memang sebanyak apa dulu penggunaanya? Kalau memang cuma sedikit, ya, nggak mesti lebay begitu, Mas. Gunakan saja secukupnya, jangan kebanyakan. Lagian, masa bisa sih ambil sedikit-sedikit sampai habis. Itu mah doyan, Mas. Atau, kalau standar Mas Munawir itu satu kardus, baru itu yang bermasalah.

Kalau misalnya lapar, terus ingin goreng telur mah ambil satu saja, nggak masalah. Nggak mesti dicatat segala. Kalau memang segitu takut habis, beli terpisah dan jangan ambil dari yang dijual. Gitu aja kok repot. Kecuali kalau memang usaha warung kelontong milik orang tuanya Mas Munawir itu sangatlah sedikit stoknya, itu beda soal.

#2 Memberikan utang

Sebenarnya kalau dibilang sepakat atau tidak, sepakat. Memberikan utang memang sangat dihindari. Namun, saya mengambil perspektif dari orang tua saya yang sudah berpengalaman dalam hal ini, termasuk dalam utang-piutang. Memang, paling nyebelin itu kalau ada orang ngutang, terus lama bayarnya. Gedeg. Tapi, bukan berarti semata-mata kita tidak bisa memberi utang. Percayalah, utang sebenarnya adalah hal biasa dalam berdagang. Pedagang pun kerap berutang kepada agen yang lebih besar.

Maka, kasihlah utang kepada orang yang kira-kira sudah menjalin relasi dengan usaha warung kelontong tempat kita berjualan. Apalagi yang sudah jadi langganan dan sudah terpercaya, itu kasih saja. Seperti yang sampeyan ucap Mas Munawir, harus pikir-pikir dulu saat mau memberikan bon. Maka kasihlah bon kepada pelanggan setia, yang sebelum jatuh tempo sudah bayar. Kalau yang cuman ecek-ecek, terus jarang belanja ke warung ya jangan dikasih, dong.

Baca Juga:

Yang Membunuh UMKM Itu Bukan Indomaret atau Alfamart, Tapi Parkir Liar dan Pungli

4 UMKM Klaten yang Berhasil Go Digital, Ada yang Sukses Jualan sampai ke Luar Negeri!

 #3 Stok terlalu banyak barang yang masa kedaluwarsanya pendek

Yang terakhir, stok barang yang masa kedaluwarsanya pendek. Mohon maaf dengan sangat. Pertama, kenapa harus beli barang dagangan yang masa kedaluwarsanya pendek? Kedua, memang yang masa kedaluwarsanya panjang udah nggak ada? Ketiga, jangan-jangan malah terpedaya dengan harga diskon, makanya nggak lihat masa kedaluwarsanya?

Mas Munawir yang keren, tolong kalau misalnya mau beli barang yang kedaluwarsanya pendek lagi, ketahuilah pasar dari barang tersebut. Jangan beli barang yang kira-kira nggak laku. Eh, tapi sampeyan udah bilang gitu, sih. Mau saran yang lebih baik? Jangan dijual, tapi konsumsi sendiri saja atuh. Sudah tahu masa kedaluwarsanya pendek ya, sadar atuh jangan dijual lama-lama.

 #4 Sebuah masukan: Perbanyak “pengalaman” dan jam terbang

Dari sekian banyak bacotan saya menyanggah alasan Mas Munawir, saya cuman bisa memberikan satu saran penting: Perbanyak “pengalaman” dan jam terbang dulu, baru memberikan arahan, Mas. Bukannya meremehkan, tapi karena sedari awal Mas Munawir menggunakan landasan pengalaman, maka saya juga akan memberikan saran demikian. Selebihnya, semoga usaha warung kelontong orang tua sampeyan makin laris dan mantap. Semangat, Mas.

BACA JUGA Lima Produk yang Wajib Ada di Warung Kelontongmu dan artikel Nasrulloh Alif Suherman lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform Use Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 15 Januari 2021 oleh

Tags: umkmwarung kelontong
Nasrulloh Alif Suherman

Nasrulloh Alif Suherman

Penulis partikelir. Menulis di selang waktu saja.

ArtikelTerkait

Sejarah Martabak Telur, Berawal dari Lebaksiu Tegal hingga ke Penjuru Indonesia Terminal Mojok

Sejarah Martabak Telur, Berawal dari Lebaksiu Tegal hingga ke Penjuru Indonesia

10 April 2022
Macam-macam Pembeli Warung dari Cara Mereka Teriak "Beliii"

Macam-macam Pembeli Warung dari Cara Mereka Teriak “Beliii”

19 April 2020
Paula Gianita Membagikan Rahasia agar UMKM di Indonesia Mampu Bertahan Lama

Paula Gianita Membagikan Rahasia agar UMKM di Indonesia Mampu Bertahan Lama

20 April 2023
Indomaret Tidak Bunuh UMKM, tapi Parkir Liar dan Pungli (Pixabay)

Yang Membunuh UMKM Itu Bukan Indomaret atau Alfamart, Tapi Parkir Liar dan Pungli

6 Desember 2025
Nase’ Sodu: Sajian Nasi dengan Kuah Lodeh Khas Situbondo

Nase’ Sodu: Sajian Nasi dengan Kuah Lodeh Khas Situbondo

19 April 2022
Kue Padamaran, Kue Basah Khas Jambi yang Cocok untuk Buka Puasa

Kue Padamaran, Kue Basah Khas Jambi yang Cocok untuk Buka Puasa

22 April 2022
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Jepara Adalah Kota Ukir, Kota yang Ahli Memahat Indah kecuali Masa Depan Warganya

Jepara Adalah Kota Ukir, Kota yang Ahli Memahat Indah kecuali Masa Depan Warganya

26 Desember 2025
Nggak Punya QRIS, Nenek Dituduh Nggak Mau Bayar Roti (Unsplash)

Rasanya Sangat Sedih ketika Nenek Saya Dituduh Nggak Mau Bayar Roti Terkenal karena Nggak Bisa Pakai QRIS

21 Desember 2025
Motor Honda Win 100, Motor Klasik yang Cocok Digunakan Pemuda Jompo motor honda adv 160 honda supra x 125 honda blade 110

Jika Diibaratkan, Honda Win 100 adalah Anak Kedua Berzodiak Capricorn: Awalnya Diremehkan, tapi Kemudian jadi Andalan

20 Desember 2025
Kuliah Bukan Perlombaan Lulus Tepat Waktu, Universitas Terbuka (UT) Justru Mengajarkan Saya Lulus Tepat Tujuan

Kuliah Bukan Perlombaan Lulus Tepat Waktu, Universitas Terbuka (UT) Justru Mengajarkan Saya Lulus Tepat Tujuan

24 Desember 2025
Perpustakaan Harusnya Jadi Contoh Baik, Bukan Mendukung Buku Bajakan

Perpustakaan di Indonesia Memang Nggak Bisa Buka Sampai Malam, apalagi Sampai 24 Jam

26 Desember 2025
Tips Makan Mie Ongklok Wonosobo agar Nggak Terasa Aneh di Lidah

Tips Makan Mie Ongklok Wonosobo agar Nggak Terasa Aneh di Lidah

22 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa
  • Sempat “Ngangong” Saat Pertama Kali Nonton Olahraga Panahan, Ternyata Punya Teropong Sepenting Itu
  • Pantai Bama Baluran Situbondo: Indah tapi Waswas Gangguan Monyet Nakal, Itu karena Ulah Wisatawan Sendiri

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.