Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Memanusiakan Diri Sendiri Meskipun Pernah Menjadi Brengsek

Hanif Amin oleh Hanif Amin
26 Desember 2019
A A
Memanusiakan Diri Sendiri Meskipun Pernah Menjadi Brengsek

Memanusiakan Diri Sendiri Meskipun Pernah Menjadi Brengsek

Share on FacebookShare on Twitter

Kita hidup dengan norma-norma sosial yang menanamkan asumsi dan pengertian akan apa yang benar dan yang salah. Dan sebagai manusia biasa yang penuh kebingungan di sana-sini akan norma-norma sosial tersebut, saya tentu membuat banyak kesalahan secara sadar atau tidak sadar.

Ada kesalahan yang tidak menimbulkan perasaan berdosa. Ia terlewat begitu saja. Seperti membuang sampah sembarangan, menghina seorang kawan (yang berpotensi membuat hatinya sakit) sampai membajak film. Tapi ada pula kesalahan yang menimbulkan cemas, rasa takut dan gelisah yang berkepanjangan.

Bagi tiap orang, contohnya tentu berbeda-beda. Pasalnya, ada orang yang punya tipe masa bodoh sehingga punya filter yang amat ketat untuk hal-hal yang masuk ke dalam keresahannya. Tapi, di sisi lain, ada juga yang punya kebiasaan berpikir terlalu banyak sampai-sampai hal-hal kecil seperti keceplosan berkata kotor atau satu kata buruk dari orang asing membuatnya tidak bisa tidur semalaman.

Saya (dan barangkali juga para pembaca) tidak bisa menaruh diri di dalam tipe 1 atau 2. Sistem berpikir saya untuk menyelesaikan berbagai macam pemikiran yang masuk rasanya akan terlalu kompleks untuk dikategorikan ke dalam satu dari dua jenis sistem berpikir.

Saya cukup masa bodoh untuk tidak memikirkan hinaan-hinaan yang saya lontarkan pada orang lain tapi juga bisa menjadi amat gelisah ketika merasa melakukan hal-hal yang cukup brengsek meski saya punya alasan yang amat logis sebagai pembenaran dalam diri.

Ketika merasa melakukan kesalahan dan diserang perasaan bersalah karenanya, saya biasanya punya 2 cara untuk menghilangkan rasa bersalah ini. Pertama, mencari pembenaran-pembenaran untuk meyakinkan diri sendiri bahwa saya tidak bersalah. Kedua, mengakui kalau saya brengsek kemudian berdamai dengan diri sendiri serta meminta maaf jika ada yang terkena dampak dari kelakuan saya.

Cara kedua membuat saya jauh lebih plong. Meski seringkali maaf tak datang dengan mudah. Dan dalam hati yang terdalam saya tahu telah menancapkan rasa sakit yang cukup parah ke beberapa orang.

Bagaimana tidak, harus saya akui, saya adalah manusia yang cukup brengsek. Saya telah melakukan kesalahan-kesalahan (yang tidak perlu saya utarakan juga di sini) yang saya kira telah memberikan kesedihan yang cukup besar bagi beberapa orang.

Baca Juga:

Katanya Sekolah Itu Mencerdaskan Manusia, tapi kok Cuma Mau Menerima Murid yang Pintar?

Surat Terbuka kepada Makhluk Gaib: Persetan Hidup Berdampingan, Hidup Manusia Sudah Susah!

Iya, saya memang brengsek. Tidak perlu ada pembenaran apa-apa. Saya punya tendensi untuk membuat orang yang saya sayangi sekalipun merasa sakit. Bahkan seringkali ada rasa senang begitu melihat penderitaan orang. Saya melakukan banyak kesalahan.

Tapi saya kira dengan mengakui pada diri sendiri segala kesalahan dan sifat buruk, pada akhirnya, saya jadi tak perlu menuntut terlalu banyak kepada diri sendiri. Saya bukan malaikat. Atau nabi. Saya cuma manusia yang menginjak bumi pun belum sampai 18 tahun.

Ada banyak kebingungan. Ketidaktahuan. Kebohongan. Kebodohan. Kesalahan. Tapi bukankah itulah yang selalu hadir dalam tiap babak sejarah manusia?

Sulit untuk menghilangkan perasaan cemas akibat kesalahan-kesalahan yang saya buat. Meski permintaan maaf telah saya luncurkan dan segala tanggung jawab yang saya rasa ada telah dituntaskan. Tapi bukankah kecemasan ini juga wajar sebagai manusia?

Saya kira, pada akhirnya, saya mesti berdamai. Saya mesti memanusiakan diri saya sendiri. Saya bukan orang suci yang selalu bersih dari segala nafsu berbuat tercela. Tapi saya juga bukan setan yang segala daya dan upayanya dikerahkan untuk kejahatan.

Saya cuma manusia. Tidak lebih. Dan yang namanya manusia pasti berbuat salah. Dan saya tidak perlu mencoba untuk menjadi lebih dari makhluk penuh kesalahan ini.

Sudah terlalu banyak cemas dan tangis untuk orang lain. Saya memang bersalah. Tapi saya cuma manusia. Dan saya tidak mau dituntut untuk jadi lebih dari itu.

Saya juga punya perasaan buat diri sendiri. Saya memang brengsek. Tapi saya juga bisa cemas dan sedih seperti orang lain.

Saya, dan mungkin anda, seharusnya bisa lebih menghargai diri sendiri. Kita barangkali terlalu banyak berpikir untuk kebahagiaan orang lain kemudian mengutuk diri sendiri untuk kesalahan-kesalahan yang sebenarnya sudah tidak punya tempat di masa kini dan masa depan.

Sudahlah. Kita cuma manusia. Tidak perlu jadi lebih dari itu. Akhirnya, kenapa tidak memaklumi semua ini kemudian menjalankan apa yang bisa dijalani dan ada di depan mata?

BACA JUGA 5 Alasan Mengapa Kita Perlu Berdamai dengan Mantan atau tulisan Hanif Amin lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 12 Agustus 2021 oleh

Tags: brengksekcompassionkindnessManusia
Hanif Amin

Hanif Amin

Manusia biasa, menulis juga di mesintinta.wordpress.com.

ArtikelTerkait

manusia makhluk naratif

Manusia Makhluk Naratif

8 Juni 2019
Membela Kaum Dedemit yang Sering Kena Fitnah Manusia terminal mojok.co

Membela Kaum Dedemit yang Sering Kena Fitnah Manusia

24 November 2021
Kapitalisme Membuat Kita Tidak Bisa Menjadi Manusia dan Pengangguran di Saat Bersamaan

Kapitalisme Membuat Kita Tidak Bisa Menjadi Manusia dan Pengangguran di Saat Bersamaan

27 November 2019
Surat Terbuka kepada Makhluk Gaib: Persetan Hidup Berdampingan, Hidup Kami Sudah Susah!

Surat Terbuka kepada Makhluk Gaib: Persetan Hidup Berdampingan, Hidup Manusia Sudah Susah!

17 Januari 2023
memanusiakan

Memanusiakan Manusia

28 Mei 2019
3 Lagu Terbaik Tulus dalam Album Manusia yang Bikin Kita Memaknai Ulang Diri Sendiri Terminal Mojok Pixabay

3 Lagu Terbaik Tulus dalam Album Manusia yang Bikin Kita Memaknai Ulang Diri Sendiri

15 Maret 2022
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

3 Rekomendasi Brand Es Teh Terbaik yang Harus Kamu Coba! (Pixabay)

3 Rekomendasi Brand Es Teh Terbaik yang Harus Kamu Coba!

18 Desember 2025
Perbaikan Jalan di Lamongan Selatan Memang Layak Diapresiasi, tapi Jangan Selebrasi Dulu, Wahai Pemerintah Daerah!

Perbaikan Jalan di Lamongan Selatan Memang Layak Diapresiasi, tapi Jangan Selebrasi Dulu, Wahai Pemerintah Daerah!

13 Desember 2025
Pengalaman Naik Bus Eka dari Banjarnegara ke Surabaya: Melihat Langsung Orang Berzikir Saat Pedal Gas Diinjak Lebih Dalam

Pengalaman Naik Bus Eka dari Banjarnegara ke Surabaya: Melihat Langsung Orang Berzikir Saat Pedal Gas Diinjak Lebih Dalam

15 Desember 2025
Keluh Kesah Alumni Program Akselerasi 2 tahun di SMA, Kini Ngenes di Perkuliahan

Keluh Kesah Alumni Program Akselerasi 2 tahun di SMA, Kini Ngenes di Perkuliahan

18 Desember 2025
Rujak Buah Jawa Timur Pakai Tahu Tempe: Nggak Masuk Akal, tapi Enak

Rujak Buah Jawa Timur Pakai Tahu Tempe: Nggak Masuk Akal, tapi Enak

16 Desember 2025
Siluman Dapodik, Sebuah Upaya Curang agar Bisa Lolos PPG Guru Tertentu yang Muncul karena Sistem Pengawasan Lemah

Siluman Dapodik, Sebuah Upaya Curang agar Bisa Lolos PPG Guru Tertentu yang Muncul karena Sistem Pengawasan Lemah

16 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Busur Panah Tak Sekadar Alat bagi Atlet Panahan, Ibarat “Suami” bahkan “Nyawa”
  • Pasar Petamburan Jadi Saksi Bisu Perjuangan Saya Jualan Sejak Usia 8 Tahun demi Bertahan Hidup di Jakarta usai Orang Tua Berpisah
  • Dipecat hingga Tertipu Kerja di Jakarta Barat, Dicap Gagal saat Pulang ke Desa tapi Malah bikin Ortu Bahagia
  • Balada Berburu Si Elang Jawa, Predator Udara Terganas dan Terlangka
  • Memanah di Tengah Hujan, Ujian Atlet Panahan Menyiasati Alam dan Menaklukkan Gentar agar Anak Panah Terbidik di Sasaran
  • UGM Berikan Keringanan UKT bagi Mahasiswa Terdampak Banjir Sumatra, Juga Pemulihan Psikologis bagi Korban

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.