Selain “Pilu Membiru”, bagi saya, lagu Kunto Aji yang maknanya sangat melekat di hati adalah “Mercusuar”. Sampai-sampai, lagu ini sudah saya tetapkan untuk menjadi salah satu list lagu pernikahan saya nanti. Lagu “Mercusuar” ini berbeda dari lagu-lagu Kunto Aji lainnya. Mengapa saya sebut berbeda? Begini penjelasannya.
Lagu “Mercusuar”, bagi saya, adalah lagu yang bisa membawa saya kembali ke situasi tertentu, seperti dibawa kembali ke sebuah momen ketika saya sedang rindu sekali untuk pulang dan bertemu orang-orang tersayang. Irama lagu ini memanggil kembali memori-memori indah. Menurut saya, lagu ini tidak hanya bisa diintepretasikan sebagai hubungan antara sepasang kekasih saja, bisa saja mengambarkan hubungan antara anak dan orang tua, bahkan bisa juga menyangkut hubungan seorang hamba dengan Sang Percipta.
Lagu yang berada dalam albumnya yang berjudul “Generation Y” ini, dahulu dibuat Kunto Aji untuk istrinya Dewi Syariati sebelum menikah pada 2015. Duh berutung sekali ya Mbak Dewi. Lagu ini juga dianggap sebagai pelengkap lagu sebelumnya yang berjudul “Sudah Terlalu Lama Sendiri”, sebuah lagu yang menceritakan seseorang yang kesepian karena sudah terlalu lama mencari orang yang tepat untuk dijadikan pasangan hidup. Lagu “Mercusuar” ini tercipta untuk menceritakan akhir dari sebuah pencarian dan penantian panjang selama ini.
“Mercusuar” ini adalah kiasan sebuah cahaya yang menuntun jalan kembali pulang. Di kehidupan nyata, mercusuar merupakan sebuah menara dengan sumber cahaya sebagai pengarah navigasi untuk kapal agar bisa kembali ke dramaga.
Begini makna dalam lirik lagu Kunto Aji yang berjudul “Mercusuar”, dimulai dari bagian awal:
Dari yang sudah sudah
Cinta hanyalah bualan
Dari yang sudah sudah
Hanya rasa tanpa tujuan
Seperti menjalani hubungan cinta yang berputar-putar. Mulai dari pendekatan, berpacaran, berantem hingga akhirnya putus. Entah sampai kapan siklus yang tidak jelas ini akan berakhir menjadi impian bagi semua pasangan yaitu…pernikahan. Kalau diibaratkan, sama seperti sebuah kapal yang terombang-ambing di tengah lautan, tidak jelas, tak terlihat pertanda, dan tak tahu ingin pergi ke mana.
Lirik selanjutnya berbunyi…
Aku ingin berhenti
Lelah aku mengarungi
Aku ingin bersandar
Menikmati bintang berpijar
Setelah jatuh bangun menjalani hubungan bersama, sebuah awal pasti akan ada akhir sama seperti sebuah hubungan yang pasti ingin diakhiri dengan tujuan sakral dalam hidup yaitu menikah dan hidup bahagia bersama dengan belahan jiwa. Jika diibaratkan bagai sebuah kapal yang terlalu lama terombang-ambing di laut tidak jelas arahnya, pada akhirnya kapal tersebut ingin berlabuh pada sebuah dramaga untuk menetap dan beristirahat.
Lirik Kunto Aji selanjutnya:
Sampai nanti
Sampai kita bertemu kembali
Sampai nanti
Cahayamu menuntunku lagi
Jangkar sudah terjatuh
Aku sudah benar benar luluh
Kemudian mercusuar berputar mengeluarkan cahaya, menuntun kapal kembali ke dermaga. Seperti menemukan seseorang yang tepat untuk menjadi tempat berbagi kisah, menjalani hidup bersama, tempat terbaik untuk pulang.
Jangkar yang terjatuh bagai menetapkan sebuah keputusan memilih orang yang tepat. Aku sudah benar-benar luluh, bagai dua insan yang sudah melebur menjadi satu.
Yang aku lihat terang
Yang kulihat masa depan
Hangat dalam dekapan
Aku merasa sedang pulang
Kemudian kapal itu berlabuh di dermaga, kembali lagi melihat terangnya matahari dan kehidupan, tak lagi terjebak di tengah lautan sunyi. Seperti melihat sebuah harapan pada seseorang yang tepat untuk membangun masa depan bersama, seseorang yang selalu bersedia menyambut dengan sebuah pelukan hangat, rasanya seperti menemukan tempat untuk kembali pulang.
Semoga kapal-kapal yang sedang terombang-ambing di tengah laut segera menemukan mercusuar untuk menuntunnya kembali pulang dan berlabuh kemudian menetap pada orang yang tepat ya.
BACA JUGA “Reply 1988” Drama Korea Terbaik yang Nunjukin Tetangga Goals atau tulisan Fanisa Putri lainnya.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.